- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Bermodus Mengobati, Pimpinan Ponpes Ini Lakukan Pencabulan terhadap Santrinya


TS
lifeisreal
Bermodus Mengobati, Pimpinan Ponpes Ini Lakukan Pencabulan terhadap Santrinya
Bermodus Mengobati, Pimpinan Ponpes Ini Lakukan Pencabulan dan Persetubuhan terhadap Santrinya
CIANJUR, RIAUSATU.COM - Kasus pencabulan hingga persetubuhan terjadi di Kabupaten Cianjur. Mirisnya, pelaku merupakan pemilik dari Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) di Wilayah Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur.
Pelaku berinisial MDI (40) melakukan pencabulan dan persetubuhan terhadap santrinya ini dengan modus untuk mengobati dan memberikan ilmu agar santri tersebut pintar.
Kuasa Hukum Keluarga Korban, Topan Nugraha mengatakan, kejadian bermula ketika E (15) menceritakan peristiwa tersebut kepada ayahnya, kemudian Ayah korban tidak terima dan melaporkan ke kantor Hukum dan ke Polres Cianjur.

"Kemarin orang tua Korban U (55) tahun datang kesini melaporkan tindak pidana persetubuhan yang dilakukan oleh Oknum Guru Pesantren, dilakukan kepada E (15) dilakukan secara berulang-ulang, bahkan sampai 7 kali," kata Topan Nugraha ditemui di Kantornya, Jum'at, 11 Agustus 2023.
Topan menuturkan, informasi dari korban, peristiwa tersebut terjadi dari tahun 2022. Korban merupakan anak didik dari pesantren tersebut.
"Korbannya ada yang mondok di pesantren dan ada juga yang pulang karena rumahnya dekat dari pesantren," katanya.

Topan mengatakan, korban saat ini mengalami trauma, dan terlihat murung sehingga enggan bertemu orang, bahkan korban sudah melakukan percobaan bunuh diri hingga tiga kali.
"Modusnya korban ini diobati supaya pintar, kemudian diraba-raba, korban juga mendapat ancaman, kalau bilang ke orang tua akan mengalami gangguan Mistis," katanya, dilansir Pikiran-Rakyat.com.
Sementara Ibu Korban S (38) mengatakan, awalnya E (15) terlihat murung, bahkan beberapa perilakunya menjadi aneh, ketika ditanya dia menjawab mendapatkan perlakuan seperti itu.

"Saya tanya emang ada masalah apa Coba bilang sama mama gitu akhirnya dia bilang mohon maaf katanya, nggak bisa jaga diri dia bilang sudah ternoda oleh gurunya," katanya.
Ia mengatakan, modus yang dilakukan oleh guru tersebut, dengan cara di Raja, seperti dibacakan do'a kemudian ditutupi oleh kain kaffan.
"Udah gitu katanya diraba lah disuruh disuruh ini itu, terus pakai telunjuk pelaku, nah udah gitu katanya disuruh dicium sampai bibirnya ini jontor berdarah gitu kemudian dia bilang dipaksa berhubungan badan," katanya.
"Dulu saya titipin di sana, di pondoknya udah dari kelas 3 kelas 4 SD tapi nggak kadang-kadang nginep," katanya.

Ia mengatakan, anaknya mendapatkan perlakuan tersebut hingga 7 kali yang lokasinya di kamar tamu.***
https://www.google.com/amp/s/www.ria...adap-santrinya
parah

CIANJUR, RIAUSATU.COM - Kasus pencabulan hingga persetubuhan terjadi di Kabupaten Cianjur. Mirisnya, pelaku merupakan pemilik dari Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) di Wilayah Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur.
Pelaku berinisial MDI (40) melakukan pencabulan dan persetubuhan terhadap santrinya ini dengan modus untuk mengobati dan memberikan ilmu agar santri tersebut pintar.
Kuasa Hukum Keluarga Korban, Topan Nugraha mengatakan, kejadian bermula ketika E (15) menceritakan peristiwa tersebut kepada ayahnya, kemudian Ayah korban tidak terima dan melaporkan ke kantor Hukum dan ke Polres Cianjur.

"Kemarin orang tua Korban U (55) tahun datang kesini melaporkan tindak pidana persetubuhan yang dilakukan oleh Oknum Guru Pesantren, dilakukan kepada E (15) dilakukan secara berulang-ulang, bahkan sampai 7 kali," kata Topan Nugraha ditemui di Kantornya, Jum'at, 11 Agustus 2023.
Topan menuturkan, informasi dari korban, peristiwa tersebut terjadi dari tahun 2022. Korban merupakan anak didik dari pesantren tersebut.
"Korbannya ada yang mondok di pesantren dan ada juga yang pulang karena rumahnya dekat dari pesantren," katanya.

Topan mengatakan, korban saat ini mengalami trauma, dan terlihat murung sehingga enggan bertemu orang, bahkan korban sudah melakukan percobaan bunuh diri hingga tiga kali.
"Modusnya korban ini diobati supaya pintar, kemudian diraba-raba, korban juga mendapat ancaman, kalau bilang ke orang tua akan mengalami gangguan Mistis," katanya, dilansir Pikiran-Rakyat.com.
Sementara Ibu Korban S (38) mengatakan, awalnya E (15) terlihat murung, bahkan beberapa perilakunya menjadi aneh, ketika ditanya dia menjawab mendapatkan perlakuan seperti itu.

"Saya tanya emang ada masalah apa Coba bilang sama mama gitu akhirnya dia bilang mohon maaf katanya, nggak bisa jaga diri dia bilang sudah ternoda oleh gurunya," katanya.
Ia mengatakan, modus yang dilakukan oleh guru tersebut, dengan cara di Raja, seperti dibacakan do'a kemudian ditutupi oleh kain kaffan.
"Udah gitu katanya diraba lah disuruh disuruh ini itu, terus pakai telunjuk pelaku, nah udah gitu katanya disuruh dicium sampai bibirnya ini jontor berdarah gitu kemudian dia bilang dipaksa berhubungan badan," katanya.
"Dulu saya titipin di sana, di pondoknya udah dari kelas 3 kelas 4 SD tapi nggak kadang-kadang nginep," katanya.

Ia mengatakan, anaknya mendapatkan perlakuan tersebut hingga 7 kali yang lokasinya di kamar tamu.***
https://www.google.com/amp/s/www.ria...adap-santrinya
parah







antikhilafah dan 4 lainnya memberi reputasi
5
691
38


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan