JAKARTA-KEMPALAN: Nama mantan menteri kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti terus berseluncur di atas ombak. Ia makin populer di kalangan netizen karena unggahannnya yang viral, dan sekarang namanya malah muncul dalam bursa calon presiden atau calon wakil presiden 2024.

Dalam acara talk show “Rossi” di Kompas TV Jumat (12/2) Susi ditanya soal isu dirinya bakal digandengkan dengan Anies Baswedan pada pilpres 2024. Dengan gaya khas Susi menjawab sambil tertawa-tawa. “Itu kan pasangan Asu. Gak mau gua. Perempuan harus nomor satu dong, harus Sua,” katanya terkekeh-kekeh.

Ketika Rossi menimpali, “Seriously”, Susi mengatakan bahwa secara logika politik isu itu tidak masuk akal, karena dirinya tidak punya partai politik, tidak punya modal politik. “Saya ini terlalu kontroversial, tidak cocok untuk negara yang sudah aman tenteram ini,” sergahnya.

Tapi nama Bu Susi makin ngetop, kan. Pengikut di twitter banyak dan cuitannya banyak mendapat respon, misalnya soal penolakan ekspor bibit lobster sampai cuitan untuk unfollow Abu Janda. “Kalau situasi sudah aman terkendali seperti sekarang orang lalu jadi ingat Susi. Si trouble maker, saya jadi dimusuhi banyak orang,” kata Susi.

Mana mungkin bisa jadi capres atau cawapres, lanjut Susi. Pendidikan formalnya tidak tamat SMA, jadi tidak memenuhi syarat untuk capres-cawapres. “Saya tidak lulus SMA tapi saya dimusuhi banyak profesor.”

Susi heran mengapa ada profesor yang memusuhinya padahal pendidikan formal Susi tidak ada apa-apanya dibanding sang profesor. Susi dituduh punya ambisi menjadi menteri dan malah dianggap cari perhatian karena usahanya bangkrut.

Seorang pengusaha di Jakarta mengatakan senang melihat kemungkinan pasangan Asu, Anies-Susi pada pilpres 2024.Pasangan ini dianggap ideal karena menjadi perpaduan antara birokrat dan entrepreneur. Pasangan ini juga mewakili adonan yang menjadi representasi muslim dan nasionalis. “Pak Anies birokrat berpengalaman dan seorang pemikir yang bagus. Bu Susi punya pengalaman dunia usaha yang luas. Ini akan jadi kolaborasi yang pas. Pak Anies menjadi representasi konstituen muslim perkotaan dan Bu Susi bisa menarik kalangan nasionalis,” kata pengusaha itu.

Anies bisa menjadi magnet bagi pemilih rasional kelas menengah perkotaan, sedangkan Susi punya daya tarik kuat bagi pemilih tradisional di pedesaan. Susi juga bisa menarik pemilih luar Jawa karena pengalamannya yang ekstentif sebagai pengusaha ikan yang banyak berhubungan dengan nelayan-nelayan di luar Jawa.

Sebagai pengusaha penerbangan Susi punya nama harum di luar Jawa terutama di daerah-daerah terpencil, karena maskapai Susi Air miliknya melayani rute-rute yang tidak tersentuh maskapai besar.

Pasangan Asu juga mewakili kesetaraan gender. Susi punya potensi menarik suara perempuan dan emak-emak yang dikenal fanatik dan militan. Pada pilpres 2019 “Partai Emak Emak” ini mendukung Prabowo-Sandi meskipun akhirnya dikecewakan. “Bu Susi bisa menjadi saingan berat bagi Mbak Puan Maharani,” kata pengusaha yang tinggal di wilayah Kebun Jeruk ini.

Tetapi seorang pengamat sosial politik di Surabaya tidak sependapat. Dia tidak melihat pasangan Asu bisa ditampilkan pada kontestasi pilpres 2024. “Pasangan Asu tidak layak jual,” kata pengamat yang dikenal sebagai pendukung Anies ini. (dad)