Twitter, platform media sosial yang telah berdiri selama 17 tahun, mendadak melakukan perubahan mendasar dengan mengubah namanya menjadi 'X' dan mengganti logo burung biru ikoniknya dengan huruf 'X' di atas latar belakang hitam.

Perubahan ini mendapat banyak kritik dari para ahli di bidang hubungan masyarakat. Beberapa di antaranya adalah Jenn Takahashi, seorang ahli PR, yang menyebutnya sebagai "misi bunuh diri" bagi Twitter. Om Malik, Partner Emeritus True Ventures, bahkan membandingkannya dengan perubahan nama Facebook menjadi Meta, dan menyatakan bahwa perubahan nama Facebook memiliki alasan yang lebih masuk akal.

Perubahan nama Twitter menjadi 'X' diduga dipicu oleh keputusan dari pemilik baru Twitter, yaitu Elon Musk. Musk, yang terkenal karena keterlibatannya dalam berbagai perusahaan revolusioner, termasuk Tesla dan SpaceX, juga memiliki ketertarikan pribadi pada huruf "X." Ia pernah memiliki platform perbankan bernama X.com, yang kemudian diakuisisi oleh eBay dan menjadi bagian dari PayPal.

Perubahan merek Twitter ini mencakup penggantian logo burung biru yang ikonik dengan huruf 'X' berwarna putih di atas latar belakang hitam. Selain itu, Elon Musk berencana untuk mengubah istilah "tweet" menjadi "x's" untuk setiap kiriman di platform tersebut. Musk juga berambisi untuk menciptakan aplikasi baru yang disebut "X," dengan tujuan merevolusi media sosial.

Meskipun mendapat kritik dari sejumlah pihak, perubahan ini disambut positif oleh Linda Yaccarino, CEO Twitter. Ia melihat rebranding ini sebagai peluang baru yang menarik untuk mengubah dunia komunikasi dan membuka babak baru bagi Twitter sebagai platform yang lebih inovatif.

Sebagian orang menyatakan kesedihannya atas hilangnya logo lama Twitter yang dikenal dengan sebutan "Larry," diambil dari nama legenda basket, Larry Bird. Logo tersebut telah menjadi simbol platform selama bertahun-tahun, dan banyak pengguna merasa terikat secara emosional dengan logo tersebut.