Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Papua Berpotensi Muncul Gejolak Bila Terjadi Sesuatu Atas Kondisi Kesehatan Enembe
Papua Berpotensi Muncul Gejolak Bila Terjadi Sesuatu Atas Kondisi Kesehatan Enembe Selama Persidangan
Papua Berpotensi Muncul Gejolak Bila Terjadi Sesuatu Atas Kondisi Kesehatan Enembe

ODIYAIWUU.Com
22 Juli 2023

Kondisi terakhir Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe didampingi tim pengacaranya. Tim pengacara Enembe tengah mendengar hasil pemeriksaan dari dokter ahli ginjal terkait kondisi ginjal Enembe. Foto: Istimewa
473 Total Pengunjung , 473 Pengunjung Hari Ini
JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Tokoh masyarakat Papua Paskalis Kossay meminta majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikir) Jakarta yang menyidangkan perkara dugaan suap dan gratifikasi terhadap Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe menghentikan sementara proses persidangan.

Langkah ini penting mengingat kondisi Enembe, tokoh Papua dan kepala suku besar itu kian mengkhawatirkan. Enembe perlu diberi kesempatan guna proses pemulihan selanjutnya. Bila ia sudah sembuh total baru dilanjutkan kembali proses hukumnya.

“Bila terjadi apa-apa atas Pak Lukas terkait kondisi kesehatannya yang terus melorot dan mengkhawatirkan selama proses hukum berjalanpasti akan menimbulkan gejolak sosial besar di Papua,” ujar tokoh masyarakat Papua Paskalis Kossay kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Papua, Sabtu (22/7).

Menurut Paskalis, mantan anggota Komisi Intelijen Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia asal Papua, sebagai tokoh masyarakat asli dirinya juga berharap majelis hakim Tipikor, jaksa penuntut, dan Komisi Pemberantasan Korupsi mempertimbangkan serius untuk menghentikan sementara proses hukum sampai kesehatan Enembe pulih.

Tokoh senior Partai Golkar Papua ini menyebut, dirinya sebagai tokoh masyarakat dan politisi juga memandang Enembe adalah salah seorang tokoh dan aset Papua yang lama mendedikasikan tenaga, pikiran, dan waktunya dalam durasi panjang mengabdi bangsa dan negara.

Perlakuam hukum atas diri Enembe di tengah kondisi kesehatan yang terus merosot hingga mengkhawatirkan, bukan hanya membuat sedih keluarga besarnya namun masyarakat Papua.

Kami semua masyarakat Papua merasa sedih melihat Pak Lukas, seorang pemimpin daerah dan tokoh masyarakat Papua diperlakukan secara mengenaskan di depan hukum dalam kondisi kesehatan yang tidak wajar. Langkah menyidangkan kasus Pak Lukas dalam kondisi kesehatannya yang terus memburuk terkesan seperti dipaksakan atas nama penegakan hukum,” kata Paskalis tegas.

Oleh karena itu, lanjut tokoh masyarakat dari Papua Pegunungan itu memohon majelis hakim Tipikor menggunakan suara hati sekaligus mempertimbangkan aspek kemanusiaan membiarkan proses hukum bekerja atas Enembe dalam kondisi kesehatan yang sangat mengkhawatirkan tokoh masyarakat Papua itu.

“Saya berharap agar majelis hakim memberikan waktu kepada Pak Lukas agar berobat atau ditangani tim dokter dari Singapura yang pernah mengurus kesehatan beliau sebelumnya. Keselamatan beliau diutamakan terlebih dahulu. Soal dugaan korupsi tetap diproses Pak Lukas sembuh total,” ujar Paskalis lebih jauh.

Tim penasehat hukum Gubernur nonaktif Papua Lukas Enembe sebelumnya juga melayangkan surat permohonan kepada ke Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta agar kliennya dapat diberikan status tahanan kota.

Surat permohonan pemberian status tahanan kota tersebut dilayangkan mengingat majelis hakim Tipikir Jakarta yang menyidangkan perkara dugaan suap dan gratifikasi terhadap Enembe, tokoh dan kepala suku besar Papua.

Surat ditandatangani tim hukum yang terdiri dari Prof Dr OC Kaligis, Petrus Bala Pattyona, Cyprus A Tatali, Dr Purwaning M Yanuar, Cosmas E Refra, Antonius Eko Nugroho, Anny Andriani, dan Fernandes Ratu. Surat tim hukum berisi permohonan agar Enembe dapat diberikan status tahanan kota.

Beberapa waktu lalu, kondisi Enembe, tokoh dan kepala suku besar Papua drop. Enembe yang saat menjabat Gubernur Papua rakyatnya berhasil memenangkan Calon Presiden Nomor Urut 01 Jokowi-Ma’ruf Amin dengan perolehan suara 99,66 persen pada Pilpres 2019, juga dikabarkan muntah-muntah, mual, pusing, dan sudah dua hari tidak makan.

Koordinator tim hukum OC Kaligis mengatakan, permohonan pengalihan status Enembe dari tahanan rutan menjadi tahanan kota diajukan mencermati kondisi kesehatan kliennya.

Sejak Enembe ditahan di Rumah Tahana Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) perkembangan kesehatan makin memburuk atau mengkhawatirkan.

“Terakhir, ketika klien kami dirawat di RSPAD pada 16 Juli 2023, hasil pemeriksaan dokter menemukan fakta bahwa denyut jantung Lukas Enembe melemah,” ujar Kaligis kepada Odiyaiwuu.com di Jakarta, Kamis (20/7).

Selain itu, ujar Kaligis, penyakit ginjal Enembe sudah mencapai stadium lima, diabetes, stroke sudah empat kali, saturasi oksigen rendah, kaki kembali bengkak. Banyak penyakit dalam Enembe lainnya yang diketahui diderita Enembe, mantan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Papua itu.

Menurut Kaligis, demi kemanusiaan tim penasehat hukum Enembe memohon agar penahanan kota terhadap kliennya, Bupati Puncak Jaya periode 2007 hingga 2012, dapat dipertimbangkan majelis hakim.

“Mungkin dengan atmosfir dan suasana yang lebih baik, akan mendorong semangat hidup Pak Lukas Enembe, untuk menuju kesembuhan,” ujar Kaligis lebih lanjut.

Kaligis juga sangat mengharapkan agar permohonan tim penasehat hukum dapat dikabulkan mengingat saat ini Enembe, menjadi tahanan di bawah wewenang majelis hakim.

“Kami berharap dan memohon agar Majelis Hakim dapat mengeluarkan Penetapan Tahanan Kota terhadap Bapak Lukas Enembe,” kata Kaligis.

Kaligis menambahkan, surat permohonan tersebut dikirim dan telah diterima resmi di bagian penerimaan surat Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Kamis (20/7).

Senada dengan Paskalis, tokoh dan aktivis perempuan Papua Ana Yosefine sebelumnya juga memohon Presiden Joko Widodo melalui KPK memberikan diskresi kepada Enembe yang saat ini tengah dalam kondisi sakit yang mengkhawatirkan.

Melihat kondisi Enembe yang saat ini mengalami kompleksitas berbagai penyakit, Enembe dapat didampingi pembimbing rohani agar tokoh masyarakat Papua itu mendapat siraman rohani dan semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, sang Pencipta sehingga tabah menerima sakit penyakit yang menderanya sebagai seorang umat beriman.

Menurut Anna, publik di tanah Papua setia mengikuti perkembangan kondisi kesehatan Enembe melalui pemberitaan media masaa, baik elektronik, cetak maupun online selama menjalani proses hukum di pengadilan di tengah aneka penyakit yang diderita Enembe.

“Saya selaku warga Papua tidak tega melihat sakit yang diderita Pak Lukas. Saya memohon dengan hati tulus agar Bapak Presiden Jokowi melalui KPK memberikan diskresi kepada paitua Lukas agar beliau didampingi seorang pendeta atau gembala dari Gereja Injili di Indonesia, GIDI sebagai pembimbing rohani di saat-saat kondisi kesehatannya mengkhawatirkan,” ujar Anna kepada Odiyaiwuu.com dari Timika, Papua Tengah, Kamis (20/7).

Negara melalui aparat penegak hukum, baik jaksa maupun hakim, kata Anna, tentu melihat dengan baik kondisi kesehatan sejak ditangkap dan selama menjalani proses hukum atas sangkaan korupsi. Namun, kondisi kesehatan Enembe yang terus melorot dan mengkhawatirkan keluarga besarnya serta masyarakat tanah Papua, bisa menjadi pertimbangan Presiden Jokowi memberi diskresi atas proses dan kondisi kesehatan yang kian buruk Enembe.

“Salah satu pintu masuk hanya melalui diskresi Bapak Presiden Jokowi selaku kepala negara dan pemerintahan agar Pace Lukas didampingi dan dirawat di Papua, tanah kelahirannya. Siapapun Gubernur yang memimpin di Papua bukanlah perkara mudah,” lanjut Anna.

Selain itu, kata Ana, Papua menghadapi aneka situasi kepemimpinan yang sulit di tengah kekayaan alam melimpah tetapi para pemimpinnya setiap berganti rezim selalu mengabdi sepenuh hati. Enembe sudah membuktikan pengabdiannya yang tulus bersama jajaran pemerintahan, lepas dari plus-minusnya.

“Pace Lukas membuktikan dengan sungguh kepemimpinannya meski akhirnya jatuh karena satu dan dua kelemahan, yang tentu bukan datang dari dirinya seorang tetapi sistem yang bekerja. Saya ingat betul, selama menjadi Gubernur Pace Lukas dan masyarakat Papua menjatuhkan pilihannya kepada Bapak Jokowi dan Bapak Maruf Amin sebagai Presiden. Beliau sungguh bekerja sesuai semangat Pak Jokowi dan Pak KH Ma’ruf Amin mengabdi bangsa dan negara, khususnya masyarakat Papua,” ujar Ana. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)
https://www.odiyaiwuu.com/2023/07/22...n-persidangan/

Kekhawatiran jika terjadi suatu hal buruk pada Lukas Enembe, bakal terjadi masalah besar di Papua walaupun sebenarnya nggak juga secara pas penangkapan cuma tegang beberapa waktu saja

Aliansi Mahasiswa Papua Desak Kasus Enembe Dihentikan Atas Dasar Pertimbangan Kesehatan, Keluarga Minta Tahanan Kota
Papua Berpotensi Muncul Gejolak Bila Terjadi Sesuatu Atas Kondisi Kesehatan Enembe
Ketua Front Aliansi Mahasiswa Papua #SaveLukasEnembe Elon Wonda. Foto: Istimewa
169 Total Pengunjung , 137 Pengunjung Hari Ini
JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Ketua Front Aliansi Mahasiswa Papua #SaveLukasEnembe Elon Wonda mendesak agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), jaksa, para dokter, dan majelis hakim segera mengambil keputusan agar proses hukum Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe dihentikan sehingga proses saat ini diarahkan seluruhnya untuk melakukan perawatan kesehatan.

Masyarakat Papua, ujar Elon, sangat terpukul  dengan pemberitaan terkait kondisi terakhir Enembe yang terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit karena sempat susah makan dan minum, yang membuat kondisi Enembe sangat drop. Saat ini front mahasiswa, seperti juga seluruh masyarakat Papua mengaku sangat khawatir dengan kondisi Enembe yang bisa saja berakhir buruk karena bisa mengancam nyawa tokoh dan kepala suku besar Papua.

“Terus terang ini sudah di luar batas toleransi dan kesabaran kami dan seluruh masyarakat Papua yang tidak tega hati melihat kondisi tokoh masyarakat kami, Bapak Lukas seperti saat ini. Bagaimana kalau beliau mati di dalam penjara? Itu siapa yang mau bertanggung jawab atas seluruh kemarahan masyarakat Papua? Jujur saja, kami terus pantau kondisi ini dan luar biasa perlakuan terhadap Bapak Lukas seakan tanpa ampun,” kata Elon kepada Odiyaiwuu.com di Jakarta, Jumat (21/7).

Menurutnya, ada perlakuan diskriminatif sangat serius oleh KPK, jaksa dan majelis hakim yang seakan tetap memaksa Enembe untuk disidang meski dalam kondisi fisik lemah akibat sakit yang diderita. Bukan hanya itu, memaksakan proses persidangan terhadap Enembe saat ini jelas-jelas melanggar hak asasi manusia Enembe yang berhak atas kesehatan yang baik.

“Beliau sakit dan punya hak asasi untuk sehat. Hargai dulu aspek ini baru kita bicara hukum. Jangan hukum dipaksakan lalu mengabaikan aspek kemanusiaan yang berdasarkan penghargaan atas martabat manusia harus diutamakan,” kata Elon tegas.

Elon dan seluruh masyarakat Papua tidak habis pikir perlakuan terhadap Lukas sangat di luar asas pertimbangan kemanusiaan.

“Bagaimana seorang terdakwa yang sakit lalu dipaksakan sidang. Apa yang diharapkan? Bukannya orang sakit harus dipastikan sehat terlebih dahulu? Bagaimana kami bisa yakin penegakan hukum yang menimpa Bapak Lukas ini bukan suatu operasi politik sistematis? Karena perlakuan tidak manusiawi seperti saat ini,” kata Elon.

Pihaknya mengaku tidak bisa membayangkan, kalau saja secara moral, mental dan spiritual Enembe tidak kuat maka sudah tumbang sejak lama. Beruntung Enembe memiliki daya tahan yang kuat utamanya secara moral dan spiritual.

“Itu kami banga bahwa beliau tegar dan kuat karena dia pemimpin besar. Tetapi secara manusiawi beliau tentu punya keterbatasan yang perlu mendapat perlakuan humanis dari penegak hukum. Untuk itulah kami mendorong agar hentikan saja seluruh proses hukum saat ini dan biarkan Pa Lukas fokus urus kesehatannya terlebih dahulu,” ujar Elon.

Tahanan kota

Pada kesempatan lain, adik Lukas Enembe, Elius Enembe meyakini permintaan kuasa hukum untuk meminta tahanan kota untuk Enembe adalah permintaan yang sangat wajar dan manusiawi. Kata Elius, dengan jadi tahanan kota, keluarga bisa lebih maksimal lagi memberikan pendampingan untuk mengurus kesehatan Enembe.

“Jadi tahanan kota adalah juga harapan kami pihak keluarga. Karena Bapak itu perlu pendampingan maksimal, baik untuk aspek makanan, tim dokter, dan juga pendampingan spiritual,“ kata Elius.

Menurutnya, saat ini Enembe dirawat intensif di Rumah Sakit Gatot Soebroto karena kondisi kesehatannya sangat drop pada pekan lalu. Kata Elius, Enembe membutuhkan penanganan kesehatan karena kondisi sakit yang makin parah antara lain ginjal kronis stadium 5, stroke, hipertensi dan kondisi kaki bengkak serta susah bicara dan susah berjalan.

“Kami ingin agar Bapak sehat dulu. Itu yang penting saat ini. Kami harap sekali agar permintaan tahanan kota ini dikabulkan,” ujar Elius. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)
https://www.odiyaiwuu.com/2023/07/21...-pertimbangan/
Aspirasi mahasiswa Papua dan kekhawatiran terjadi masalah sosial di Papua

nomorelies
gabener.edan
gabener.edan dan nomorelies memberi reputasi
2
842
30
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan