Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim baru-baru ini mencopot gelar profesor dua guru besar Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah. Pencopotan gelar ini menimpa mantan Wakil Ketua Majelis Wali Amanat (WMA) UNS, Hasan Fauzi, dan mantan Sekretaris MWA UNS, Tri Atmojo.




Keputusan pemberhentian dan pencopotan gelar Hasan Fauzi termuat di Surat Keputusan Kemendikbudristek 29985/RHS/M/08/2023 tertanggal 26 Juni 2023 tentang Penjatuhan Hukuman Disiplin Pembebasan dari Jabatan sebagai Guru Besar menjadi pelaksana yaitu tenaga pendidik. Sementara, untuk Tri Atmojo tertulis di Surat Keputusan Kemendikbudristek 29986/RHS/M/08/2023 tertanggal 26 Juni 2023.

Menurut Muhtar, salah satu staf di UNS, isi surat keputusan tersebut berkaitan dengan hukuman disiplin pembebasan dari jabatan menjadi jabatan pelaksana selama 12 bulan. Hal ini berarti bahwa Prof. Dr. Hasan Fauzi yang semula menjabat sebagai dosen dengan jenjang profesor, kini akan menjabat sebagai jabatan pelaksana. Jabatan pelaksana yang dimaksud disini adalah tenaga pendidik. 

Pencopotan gelar profesor ini tentu menjadi perhatian publik mengingat Nadiem Makarim adalah seorang Menteri yang memiliki wewenang dalam bidang pendidikan. Namun, hingga saat ini belum ada keterangan resmi mengenai alasan konkret di balik keputusan ini. Sebagai informasi, dua guru besar UNS itu dicopot diduga buntut dari pemilihan Rektor UNS masa bakti 2023-2028.

Pencopotan gelar profesor ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai proses dan kriteria yang digunakan dalam menilai kualifikasi seorang profesor. Sebagai guru besar, mereka dianggap sebagai ahli di bidangnya dan telah melewati proses seleksi yang ketat. Oleh karena itu, pencopotan gelar ini menimbulkan kebingungan dan kekhawatiran di kalangan akademisi.

Pihak UNS sendiri belum memberikan tanggapan resmi terkait keputusan ini. Namun, publik tentu menunggu penjelasan lebih lanjut mengenai alasan pencopotan gelar profesor tersebut. Apakah ini terkait dengan kinerja atau adanya pelanggaran etika yang dilakukan oleh dua guru besar tersebut, hal ini masih menjadi misteri yang perlu diungkapkan.

Sebagai masyarakat, kita perlu menunggu klarifikasi resmi dari pihak terkait mengenai alasan di balik pencopotan gelar profesor ini. Kita juga berharap agar proses seleksi dan penilaian terhadap kualifikasi seorang profesor dapat dilakukan dengan transparan dan adil, sehingga kepercayaan publik terhadap sistem pendidikan kita tetap terjaga.

sumber:
CNN - Nadiem Copot Gelar Guru Besar Dua Eks Pimpinan MWA UNS
Kompas - Nadiem Makarim Copot Gelar Profesor Guru Besar UNS