Heboh, publik di media sosial digegerkan dengan beredarnya kabar terkait pernikahan sepasang muda-mudi di Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri yang dilakukan di depan jenazah ayah dari calon pengantin wanita yang meninggal dunia disebabkan bunuh diri satu hari sebelum hari H pernikahan dilangsungkan.

Kejadian ini menimpa seorang gadis berinisial RDS (17tahun) dan FF (20 tahun), dimana keduanya terpaksa harus melangsungkan pernikahan satu hari sebelum hari H pernikahan karena ayah dari RDS yaitu SKJ (51 tahun) ditemukan meninggal dunia dalam keadaan gantung diri pada hari Selasa, 11 Juli 2023 lalu.

Adapun menurut penjelasan dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Kepolisian setempat, diketahui bahwa SKJ merupakan seorang kuli bangunan yang bekerja di Kalimantan dan baru pulang untuk persiapan anaknya menikah.

Disinilah masalah tersebut muncul, dimana SKJ berkeinginan untuk melangsungkan pernikahan anaknya secara sederhana karena merasa masih memiliki banyak utang, namun sang istri memaksa untuk melangsungkan pernikahan putri mereka besar-besaran sehingga membuat SKJ kalut dan memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan gantung diri di kamar tepat satu hari sebelum pernikahan putrinya dilangsungkan sehingga terpaksa pernikahan RDS dan FF dipercepat dari tanggal yang telah ditentukan.

Melihat adanya kejadian ini, tentu saja publik di media sosial dibuat miris dengan dugaan alasan bunuh diri yang dilakukan oleh SKJ.

Tidak sedikit warganet yang menyayangkan keputusan dari pihak keluarga yang memaksakan diri untuk melangsungkan pernikahan atau resepsi secara mewah dan besar-besaran sedangkan mereka sendiri masih memiliki utang dan sang suami yang bertugas mencari nafkah merasa keberatan jika harus melangsungkan pernikahan dengan pesta atau resepsi mewah.

Seringkali kejadian dan kondisi yang semacam ini masih banyak terjadi di kalangan masyarakat, dimana mereka memaksakan diri untuk melangsungkan pernikahan secara besar-besaran sedangkan sebenarnya itu semua dilakukan hanya untuk mencukupi gengsi, ingin dipuji oleh orang-orang sekitar, dan bukan karena memang memiliki kemampuan sehingga tidak perlu berhutang kesana-kemari hanya untuk mengadakan resepsi pernikahan.

Belajar dari banyaknya kejadian yang semacam ini, tentu sudah bukan lagi zamannya melakukan resepsi pernikahan dengan mewah dan megah hanya karena mencukupi gengsi salah satu pasangan atau keluarga yang nantinya akan menjadi beban setelah berlangsungnya pernikahan entah itu beban untuk mereka yang baru akan membangun rumah tangga, atau mertua yang harus kebangkrutan karena terlilit utang untuk resepsi pernikahan.

Mengadakan resepsi pernikahan semampunya alias tidak memaksakan diri, ini akan menjadi lebih baik dibandingkan harus berhutang kesana-kemari hanya untuk mengadakan resepsi pernikahan mewah kemudian pernikah tidak bertahan lama karena harus memikirkan membayar utang.

Pernikahan dan resepsi bukanlah ajang pamer kekayaan, melainkan ajang meresmikan secara agama dan negara terkait hubungan antara sepasang kekasih yang sah berstatus sebagai suami istri setelah ijab kabul pernikahan.

Kesakralan pernikahan tidak terletak pada seberapa besar resepsi pernikahan, itulah sebabnya kenapa Agan dan Sista harus paham terlebih dahulu apa maksud dan tujuan kalian menikah agar tidak menciptakan beban baru setelah menikah dimana beban tersebut sebenarnya tidak perlu ada jika kalian dan keluarga bisa menekan rasa gengsi masing-masing.