- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Akses Rumahnya Ditutup Hotel, Ngadenin: Disuruh Beli Helikopter, Sakit Saya Digituin


TS
kissmybutt007
Akses Rumahnya Ditutup Hotel, Ngadenin: Disuruh Beli Helikopter, Sakit Saya Digituin
Tanyakan Akses Rumahnya yang Ditutup ke Pemilik Hotel, Ngadenin: Disuruh Beli Helikopter, Sakit Saya Digituin
Kompas.com - 10/07/2023, 12:32 WIB
Lihat Foto
Rumah Ngadenin (63) di Jalan Raya Jatiwaringin, RT 03 RW 04, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, yang akses keluar masuk rumah telah ditutup tembok hotel setinggi 15 meter. Pada Minggu (9/7/2023), Ngadenin menunjukkan tingginya tembok hotel yang menutupi depan, belakang dan samping rumahnya.(KOMPAS.com/FIRDA JANATI)
Penulis Firda Janati
|
Editor Jessi Carina
BEKASI, KOMPAS.com - Ngadenin (63), lansia yang akses rumahnya ditutup tembok hotel, mengaku pernah mempertanyakan ihwal penutupan akses jalan menuju rumahnya.
Walaupun sudah berusaha berkomunikasi dengan pihak hotel, Ngadenin belum mendapatkan titik terang sampai saat ini.
"Tidak ada titik terangnya sampai sekarang, enggak ada solusi sama sekali. Kalau nanya itu, dia (pemilik hotel) malah lebih keras," kata Ngadenin saat ditemui Kompas.com, dikutip pada Senin (10/7/2023).
Saat mempertanyakan bagaimana nasib rumahnya karena akses jalan ditutup, Ngadenin mendapat jawaban yang tak mengenakkan hatinya.
Baca juga: Fakta Akses Rumah Lansia di Bekasi Ditutup Tembok Hotel: Harus Lewati Got Penuh Beling sampai Memilih Mengungsi
"Saya pernah nanya bagaimana, 'Pak Haji, kalau kita mau pulang ke rumah bagaimana?' Dijawabnya, 'Ya harus beli helikopter dulu', itu sakit saya digituin sebenarnya," imbuh Ngadenin.
Mendapat jawaban seperti itu, Ngadenin hanya bisa pasrah. Kini rumahnya "terkurung" tembok yang menjulang tinggi.
"Waduhlah kita sudah enggak bisa ngomong, sudah pasrah," ucap Ngadenin.
Sebagai informasi, penutupan akses jalan menuju rumah Ngadenin sudah berlangsung selama tiga tahun.
Semula, Ngadenin dan keluarga tinggal di pinggir jalan raya sejak 1999 atau 24 tahun lalu. Bagian depan, dibuat untuk berdagang sate dan tongseng.
Baca juga: Terusir dari Rumah karena Akses Ditutup Tembok Hotel, Lansia di Bekasi Tidur di Warung Sate
Sementara rumahnya Ngadenin berada di bagian belakang, menyatu dengan warungnya.
Namun, selang beberapa lama kemudian, tetangga Ngadenin menjual lahannya ke pengusaha hotel.
Lalu, Ngadenin diancam pihak hotel apabila tidak menjual lahannya. Ia akhirnya memilih menyerah.
"Ditawar harganya (oleh pihak hotel) sangat rendah," ujar Ngadenin.
Karena dibeli dengan harga yang tidak sebanding, Ngadenin akhirnya terpaksa membeli rumah yang masih berada di kawasan tersebut dan warung sate Ngadenin juga dipindah.
Baca juga: Lansia di Bekasi Harus Lewat Got Penuh Beling untuk Masuk Rumah karena Akses Ditutup Tembok Hotel
Rumah baru Ngadenin inilah yang kemudian dikurung bangunan hotel. Para pemilik lahan sekitar rumah Ngadenin telah menjual tanah ke pihak hotel.
Akhirnya, Ngadenin tidak memiliki akses masuk-keluar rumahnya sendiri selama tiga tahun ini.
https://megapolitan.kompas.com/read/...adenin-disuruh
padahal kasih satu pintu masuk ke rumahnya aja apa sih susahnya, pak Haji?
Kompas.com - 10/07/2023, 12:32 WIB

Rumah Ngadenin (63) di Jalan Raya Jatiwaringin, RT 03 RW 04, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, yang akses keluar masuk rumah telah ditutup tembok hotel setinggi 15 meter. Pada Minggu (9/7/2023), Ngadenin menunjukkan tingginya tembok hotel yang menutupi depan, belakang dan samping rumahnya.(KOMPAS.com/FIRDA JANATI)
Penulis Firda Janati
|
Editor Jessi Carina
BEKASI, KOMPAS.com - Ngadenin (63), lansia yang akses rumahnya ditutup tembok hotel, mengaku pernah mempertanyakan ihwal penutupan akses jalan menuju rumahnya.
Walaupun sudah berusaha berkomunikasi dengan pihak hotel, Ngadenin belum mendapatkan titik terang sampai saat ini.
"Tidak ada titik terangnya sampai sekarang, enggak ada solusi sama sekali. Kalau nanya itu, dia (pemilik hotel) malah lebih keras," kata Ngadenin saat ditemui Kompas.com, dikutip pada Senin (10/7/2023).
Saat mempertanyakan bagaimana nasib rumahnya karena akses jalan ditutup, Ngadenin mendapat jawaban yang tak mengenakkan hatinya.
Baca juga: Fakta Akses Rumah Lansia di Bekasi Ditutup Tembok Hotel: Harus Lewati Got Penuh Beling sampai Memilih Mengungsi
"Saya pernah nanya bagaimana, 'Pak Haji, kalau kita mau pulang ke rumah bagaimana?' Dijawabnya, 'Ya harus beli helikopter dulu', itu sakit saya digituin sebenarnya," imbuh Ngadenin.
Mendapat jawaban seperti itu, Ngadenin hanya bisa pasrah. Kini rumahnya "terkurung" tembok yang menjulang tinggi.
"Waduhlah kita sudah enggak bisa ngomong, sudah pasrah," ucap Ngadenin.
Sebagai informasi, penutupan akses jalan menuju rumah Ngadenin sudah berlangsung selama tiga tahun.
Semula, Ngadenin dan keluarga tinggal di pinggir jalan raya sejak 1999 atau 24 tahun lalu. Bagian depan, dibuat untuk berdagang sate dan tongseng.
Baca juga: Terusir dari Rumah karena Akses Ditutup Tembok Hotel, Lansia di Bekasi Tidur di Warung Sate
Sementara rumahnya Ngadenin berada di bagian belakang, menyatu dengan warungnya.
Namun, selang beberapa lama kemudian, tetangga Ngadenin menjual lahannya ke pengusaha hotel.
Lalu, Ngadenin diancam pihak hotel apabila tidak menjual lahannya. Ia akhirnya memilih menyerah.
"Ditawar harganya (oleh pihak hotel) sangat rendah," ujar Ngadenin.
Karena dibeli dengan harga yang tidak sebanding, Ngadenin akhirnya terpaksa membeli rumah yang masih berada di kawasan tersebut dan warung sate Ngadenin juga dipindah.
Baca juga: Lansia di Bekasi Harus Lewat Got Penuh Beling untuk Masuk Rumah karena Akses Ditutup Tembok Hotel
Rumah baru Ngadenin inilah yang kemudian dikurung bangunan hotel. Para pemilik lahan sekitar rumah Ngadenin telah menjual tanah ke pihak hotel.
Akhirnya, Ngadenin tidak memiliki akses masuk-keluar rumahnya sendiri selama tiga tahun ini.
https://megapolitan.kompas.com/read/...adenin-disuruh
padahal kasih satu pintu masuk ke rumahnya aja apa sih susahnya, pak Haji?







jiresh dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.9K
60


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan