sumber gambar : pixabay.com


Idul Adha,  merupakan Hari Raya Ummat Islam yang diperingati setiap Tanggal 10 Dzulhijah setiap tahunnya dalam Penanggalan Islam atau Hijriyah atau tujuh puluh hari setelah Idul Fitri. Sementara pada tahun ini  khususnya di negara kita Indonesia, jatuh pada tanggal 29 Juli 2023 atau dalam Kalender Islam 10 Dzulhidjah 1444 H. Dan di negara kita pula Idul Adha sebagian masyarakat menyebutnya dengan sebutan "Lebaran Haji" dan ada pula yang menyebutnya dengan "Idul Qurban".

Bagi sebagian kaum muslimin sudah barang tentu memahami dari mana cerita Idul Adha ini berawal. Dalam benak pikiran saya yang awam akan pengetahuan agama, memaknai Idul Adha ini secara garis saya pahami ada dua hal yaitu ketaatandan pengorbanan. Oleh karena pengetahuan saya yang minim itu pula saya tidak berani menggurui Agan dan Sista, serta tak berani pula membahas Idul Adha ini lebih dalam. Yang saya pahami hanya sebatas pada peristiwa dimana Nabi Ibrahim AS mendapat perintah dari Allah SWT untuk mengorbankan Nabi Ismail Anaknya dengan cara disembelih. Dari kisah inilah ummat muslim dianjurkan untuk melaksanakan ibadah qurban. 

Jika ingin melaksanakan ibadah qurban, kita tidak perlu mencontek habis apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS dengan mengorbankan putranya, akan tetapi cukup dengan menggantinya dengan hewan. Adapun hewan yang diperbolehkan untuk dijadikan qurban antara lain; onta, sapi, kerbau dan kambing. Tentu dengan syarat hewan-hewan yang akan dikurbankan itu harus normal dan dalam keadaan sehat. 

Ketika saya mencoba merangkai kata demi kata dalam thread ini, tepat pada saat membahas hewan qurban, mendadak pikiran saya terusik pada berita viral beberapa waktu yang lalu. Jika kita membahas atau membicarakan hewan qurban, lantas kemudian kita kaitkan dengan berita yang sedang viral  itu, saya yakin agan dan sista pasti sudah tahu  dan tidak perlu dijelaskan lagi

Berita itu adalah perihal perselisihan antara Ibu Dewi Persik dengan Ketua RT di bilangan Lebak Bulus. Keduanya bersitegang tentang hewan qurban berupa sapi, yang konon beratnya mencapai 1 ton. 

Walau hanya sekilas, dalam beberapa hari ini saya lumayan mengikuti cerita perselisihan keduanya. Baik itu dari portal berita online ataupun dari media sosial yang ada. Sedikit yang bisa saya ceriterakan kembali barangkali garis besarnya Barangkali seperti ini. Pada awalnya sapi milik Ibu Dewi Persik diantar ke mesjid oleh pihak yang mewakilinya. Sapi itu diantar dengan menggunakan truk. Padahal saat itu belum waktunya panitia membuka penerimaan hewan qurban. Mungkin karena tidak ingin menghalangi orang ingin berqurban, maka oleh panitia sapi itu diturunkan dari atas kendaraan yang dilanjutkan dengan ijab kabul bahwa sapi itu sebagai hewan qurban. Setelah ijab kabul usai, delegasi Ibu Dewi Persik beserta kendaraannyapun berlalu. 





Tak lama kemudian, truk pengangkut hewan qurban tdatang lagi ke mesjid. Adapun maksud dan tujuannya adalah untuk mengambil kembali hewan qurban yang sudah diserahkan tadi. Menurut warga yang berada di tempat kejadian, delegasi yang diutus oleh Ibu Dewi Persik berjumlah 10 orang. Namun bobot sapi yang begitu berat menyebabkan mereka butuh bantuan panitia untuk mengangkatnya ke atas truk. 

Sapi yang sudah diserahkan (disertai ijab kabul sebagai hewan qurban) dan diambil kembali saja sudah menjadi masalah ditambah lagi ada kesalah pahaman sewaktu sapi itu akan diangkat ke atas truk. Dituturkan juga oleh warga yang ada di TKP, bahwa pihak Ibu Dewi Persik dalam hal ini sopir truk memiliki masalah pada indera pendengarannya. Begini warga tersebut mencontohkan ucapan Pak RT yang kurang lebih begini, "jangankan 1 juta, atau 2 juta, 100 juta pun tidak mau. Kalau mau ambil sapi itu sendiri kalau ada apa apa siapa yang mau tanggung jawab?" 

Disebabkan karena indera pendengarannya yang terganggu, sopir truk mengira Pak RT meminta imbalan 100 juta itu sebagai upah untuk membantu menaikkan sapi ke atas truk, yang kemudian dari pihak Ibu DP ini dianggap pemerasan. 

Butuh jiwa besar untuk mengakui kesalahan, dan meminta maaf. Namun memang hal itu memang sangat sulit untuk dilakukan. Padahal menurut hemat saya, jika pada awalnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan, saling berlapang dada serta saling memaafkan, barangkali perelisihan ini tidak berlarut-larut dan berkepanjangan. Sangat disayangkan pula, perselisihan ini terjadi yang mana masih dalam suasana Hari Raya Idul Adha. 

Banyak pihak mencoba untuk memediasi agar perselisihan antara DP dan Pak RT  ini bisa diselesaikan. Baik itu dari tokoh agama, pihak keamanan maupun stakeholder  pemerintahan. Namun bisa kita lihat bersama, dari video yang beredar di media sosial bahwa pertemuan antara keduanya seperti menemukan jalan buntu. Sekali lagi, barangkali diantara mereka tidak ada yang mau mengalah dan berjiwa besar untuk saling memaafkan. 

Mungkin cukup segitu yang bisa saya sampaikan, karena saya hanya taunya sekilas tidak mendetail. Karena melelahkan juga untuk coba mengikutin masalah ini hingga tuntas. Selain melelahkan, terkadang terbawa emosi juga saya. Jadi biarlah jika memang masalah ini mau dibawa ke ranah hukum. Atau biarlah waktu yang menjawab semuanya. 

Jika saya ditanya siapa yang benar dan siapa yang salah, jujur saya tidak bisa menjawab.. Karena saya lebih cenderung untuk mengambil hikmah dari setiap masalah. Seperti kita mengambil hikmah dari histori Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS tentang arti pengorbanan. 

Kalau ada dari agan dan sistah sekalian ingin berqurban, saya sarankan jangan berqurban yang terlalu berat dan mahal, cukup dengan memberi cendol ke saya itu sudah lebih dari cukup  

Kalau dalam penyampaian saya terdapat banyak kekeliruan, dengan segenap kerendahan hati saya mohon dimaafkan. Saya bukan Nabi, saya hanya manusia biasa tempatnya salah dan alpa. Dan kebenaran mutlak milik Allah SWT. 

Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih karena sudah mampir