Kaskus

Story

trifatoyahAvatar border
TS
trifatoyah
Mengapa Papa Selingkuh?
Mengapa Papa Selingkuh?


Bab 1

Namaku Tiara Namira, aku guru honorer di Sekolah Dapat yang baru mengajar selama enam bulan. Tidak pernah menyangka, kalau sebagai guru, aku juga menjadi tempat curhat anak didikku.

"Bu, mengapa Papa selingkuh?" tanya Rika padaku, setelah aku berhasil membujuknya untuk berjanji tidak akan bunuh diri lagi. Aku bergidik ngeri, ketika tahu Rika muridku mau bunuh diri, gara-gara papanya selingkuh. Mengapa orang tua begitu egois, mereka melakukan hal tanpa memikirkan akibatnya, baik bagi istri maupun anaknya, benarkah cinta itu buta?

Sebenarnya bukan aku yang menggagalkan Rika untuk melakukan bunuh diri, tapi Sasya, ya Sasya yang juga merupakan muridku, baru saja menggagalkan niat Rika yang mau bunuh diri karena Papanya selingkuh, gadis kecil kelas 4 Sekolah Dasar itu ingin terjun ke sungai dekat sekolahannya. Berulangkali Sasya mengingatkan agar Rika mengingat Allah, beristighfar sebanyak mungkin.

Sebagai guru kelasnya aku hanya bisa memeluk dua gadis kecil itu, begitu mendengar penuturan Sasya, akhirnya aku membawa mereka ke dalam kamar kost ku. Dengan tangan masih gemetar membuka handle pintu. Tidak pernah akan menyangka, gadis sekecil itu mau melakukan bunuh diri karena kelakuan orang tuanya. Berulangkali aku mencoba menenangkan Rika, yang masih terisak dalam pelukan aku dan Saysya.

"Ingat Rik, kamu bakal mati sia-sia kalau kamu tetap mau bunuh diri, itu bukan solusi yang baik," nasehatku pada gadis kecil yang dikuncir kuda itu. Gadis kecil yang dulu begitu ceria, murah senyum, dan smart itu sekarang menjadi murung, tidak bisa konsentrasi.

"Aku pengen mati Bu, di rumah rasanya seperti di neraka, Mama Papa aku setiap hari bertengkar, nggak ada yang mau mengalah."

"Sabar Rik, semoga Mama dan Papa kamu akan sadar dengan kesalahannya."

"Impossible, Bu. Bahkan Mama udah mengajukan gugatan cerai."

Aku dan Sasya kembali memeluk Rika, membelai rambut ikalnya, berusaha untuk tetap menenangkan hatinya. Gadis cantik berkulit putih bermata lentik itu merasa sangat bersyukur karena masih bisa menggagalkan rencana sahabat baiknya yang akan mengakhiri hidupnya. Kulihat raut lega di wajahnya.

Setelah membujuk Rika yang memerlukan waktu cukup lama, akhirnya berhasil juga. Sekarang kami ada di sebuah mall untuk sekedar cuci mata. Dan untuk menghilangkan sakit hati sahabat baiknya itu. Aku ingin membuat puding coklat vanilla bersama Rika, dan Sasya makanya kami berniat membeli bahan-bahannya di mall ini.

"Bu, ke toilet dulu ya?"

"Perlu di anter?"

"Enggak usah aku bisa sendiri kok."

"Beneran?" tanya Sasya setengah tidak percaya.

"Bener, aku udah nggak apa-apa, kan aku udah dapet siraman rohani dari kamu dan Bu Tiara. Aku nyesel udah melakukan hal itu, untung ada kamu Sya, terima kasih Sasya sahabat baik, aku.

"Udah, nggak usah dibahas. Buruan ke toiletnya, entar kamu ngompol lagi di sini, hiii bau pesing," ucap Sasya sambil
mengibaskan tangannya di depan hidung. Lucu sekali tingkah gadis kecil itu di mataku.

"Enak aja ngompol," tukas Rika sambil mendelikan mata bulatnya dan berbalik badan menuju ke toilet. Sasya memandangi punggung sahabatnya itu sampai tidak terlihat lagi, menghilang dibalik pintu.

Baru saja dua langkah kaki Sasya maju, dia memeganggi dadanya mungkinkah j jantungnya berhenti sesaat. Mata lentiknya menatap tak berkedip, sesosok laki-laki yang sangat dihapal oleh Sasya, ya karena laki-laki itu adalah cinta pertama gadis itu. Aku mengetahuinya karena laki-laki itu pernah mengambil raport anaknya.

Aku melihat kilatan kemarahan dari gadis kecil itu, rahangnya bahkan terlihat mengeras. Laki-laki yang begitu dia hormati, sayangi, sekarang tengah berdiri disamping wanita yang mengenakan jilbab warna pink, yang dipadukan dengan gamis warna merah maroon.

"Siapa dia? Siapa wanita itu?" batinku seketika.

Sasya menggenggam erat tanganku, kali ini yang kurasakan bukan genggaman tangan lagi melainkan sebuah cengkeraman yang begitu kuat di tanganku. Perih sakit aku rasakan di tanganku.

Tiba-tiba telingaku mendengar gadis kecil itu berbisik tepat di telinga kananku, sesaat aku mengambil bros yang terlepas dari jilbab putih yang aku kenakan, walaupun bisikan itu begitu lirih, tapi aku mendengarnya dengan begitu jelas.

"Bu, Mengapa Papa selingkuh?"


Bersambung

Bagaimana kelanjutan kisah Sasya ketika berhasil menggagalkan rencana teman sebangkunya yang mau bunuh diri, ternyata di mall itu dia melihat papanya sedang berjalan dengan wanita lain, dan bagaimana Bu Tiara meredam kemarahan Sasya? Ikuti terus yuk lanjutan kisahnya.
Diubah oleh trifatoyah 29-06-2023 06:05
Rainbow555Avatar border
deeazzAvatar border
vertroopAvatar border
vertroop dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.2K
10
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan