Federasi Sepakbola Italia FIGC Larang Nomor Punggung 88 yang Terindikasi sebagai Simbol Terkait Paham Nazi, Dulu pernah Dipakai oleh Buffon Lho Gansist!




Sumber Ilustrasi Gambar
Kalau ada yang menganggap sebagian masyarakat bahkan pemerintah Indonesia terlalu paranoid dengan pemberontakan G30S yang diduga kuat dilakukan oleh PKI itu sebenarnya wajar saja Gansist, peristiwa kelam yang merenggut banyak korban baik dipihak TNI, rakyat sipil dan orang-orang PKI itu sendiri harusnya menjadi pelajaran sejarah yang wajib dikenang bagi bangsa ini selama masih berdiri Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Jika ada yang menuding, terlalu kolot dan tidak masuk akal sebab ajaran komunis pun sudah hilang dari negeri ini serta menganggap ketakutan sebagian orang tersebut tanpa alasan yang jelas, sebenarnya ada benarnya juga namun ternyata bukan cuma Indonesia saja kok yang paranoid terhadap sejarah kelamnya.







Disini pun sebenarnya sering terkena dampak akibat sikap paranoid eropa terhadap Nazi, seperti saat penyanyi papan atas Indonesia dikecam gara-gara memakai seragam Nazi, patung lilin Adolf Hitler di museum dan kafe Nazi di kota Bandung beberapa tahun lalu.

Dan kali ini pun terjadi kembali sebuah keputusan mungkin bagi kita terasa aneh namun begitu penting buat eropa dalam menghapus ideologi nazisme, federasi sepakbola Italia FIGC baru saja membuat peraturan untuk semua klub diberbagai strata di Italia melarang penggunaan nomor punggung 88 di jersey para pemainnya.






Di Indonesia pun sebenarnya pernah punya kasus yang mirip yaitu pelarangan lagu daerah Banyuwangi 'Genjer-genjer' untuk dinyanyikan, namun sepertinya itu masih dalam batas wajar karena lagu tersebut memang melekat erat dalam setiap acara-acara PKI sebelum terjadinya peristiwa kudeta G30S 1965.

Sebenarnya nomor punggung 88 banyak juga dipakai oleh para pemain liga Italia, yang paling terkenal adalah saat dikenakan oleh Gianluigi Buffon seorang kiper legendaris klub Juventus. Namun dalam kasus nomor ini terjadi saat Buffon masih membela Parma dulu, dan dari pengakuan kiper yang telah membela Juventus selama 19 musim tersebut menyatakan tidak mengetahui bahwa nomor itu memiliki kaitan dengan Nazi.

Pelarangan ini setidaknya sebagai gambaran untuk Indonesia juga bahwa sebenarnya ketakutan terhadap ideologi terlarang itu wajar-wajar saja, sebab tragedi masa lalu yang kelam serta membuat trauma masyarakat. Akan lebih baik untuk secepat mungkin ditanggulangi sebelum menjadi besar, organisasi dan pengikutnya mungkin telah mati tapi paham tidak akan pernah mati!.

'Narasi dan Opini Sendiri'


Tulisan Sendiri:

@amekachi

Sumber Tulisan dan Gambar:

1

2

3