Sumber Gambar

Tempat tinggal merupakan satu aspek penting dalam kehidupan kita. Dengan adanya tempat tinggal, kita bisa berdiam diri dan berlindung dari aneka hal yang berada di dunia luar. Kita bisa tidur dengan nyaman tanpa gangguan bahkan ancaman. Selain itu, tempat tinggal juga menjadi rumah dan tempat seseorang untuk pulang.

Idealnya, sebuah tempat tinggal dibangun dengan bentuk sebuah rumah yang kokoh dan mampu melindungi penghuninya dari terpaan hujan dan panas matahari. Diperlukan lahan yang cukup serta material yang bagus agar rumah yang kita bangun bisa bertahan lama. Pastikan juga berada di lokasi yang aman dan nyaman.

Jangan sampai menempati lokasi yang tidak seharusnya dijadikan tempat tinggal. Seperti sebuah perkampungan yang viral karena berada di kolong jembatan. Tepatnya di bawah jalan tol Angke yang ada di kawasan Grogol. Sempat viral usai salah satu konten kreator datang dan melakukan vlog di dalam sana untuk memperlihatkan keadaan di dalam kampung tersebut.


Sumber Gambar

Nah, rupanya perkampungan ini sempat didatangi Satpol PP. Akan tetapi kedatangan Satpol PP ke tempat itu ditolak oleh sekelompok ormas. Bahkan media yang hendak meliput pun tidka boleh masuk. Meski sempat dihalang-halangi, tapi pada akhirnya ormas mengizinkan mereka untuk masuk guna melakukan pendataan.

Total ada 100 jiwa yang hidup dalam kolong jembatan yang sempit itu dengan 32 KK. Kabarnya, Pemkot Jakarta Barat akan memberi pembinaan untuk orang-orang yang berada di dalam sana. Karena mereka sendiri dianggap menempati tempat yang seharusnya. Lokasi itu merupakan milik Jasa Marga yang jelas tidak boleh ada kegiatan apalagi pemukiman di dalamnya.

Usai viral, perkampungan kolong jembatan itu memang kerap dijaga ketat oleh ormas. Mereka tidak sembarangan memberi izin orang masuk ke dalam perkampungan itu. Mungkin mereka mulai sadar kalau viralnya mereka dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan mereka tinggal di dalam. Bahkan membuat posisi mereka jadi terancam.


Sumber Gambar

Bahkan warga di sekitar pemukiman kolong jembatan juga sering memberikan ekspresi ketus saat ditanya wartawan di mana lokasi pemukiman kolong itu. Saat masuk ke dalam pun sama, beberapa media menyebut bahwa penghuni di sana kini mulai ketus dan tidak ramah. Cenderung cuek terhadap orang yang datang dan menyapa mereka. Bahkan sempat ada yang diusir.

Mungkin selama ini mereka sudah tinggal dengan tenang di dalam sana. Tempat yang satu-satunya menjadi harapan mereka untuk tinggal di saat mereka tidak punya tenpat tinggal di luar sana. Jadi mau tak mau, tempat sempit ini pun menjadi lokasi yang cocok untuk mereka. Mereka juga tentunya terpaksa untuk bisa ada di sini.


Sumber Gambar

Wajar jika pada akhirnya mereka malah terganggu dengan datangnya banyak media yang meliput dan memviralkan di mana-mana. Mereka lebih senang keberadaannya tidak diketahui. Sebenarnya tergantung respon dari Pemkot sendiri. Kalau Pemkot merespon dengan memberi tempat tinggal makan akan lebih baik nantinya. Daripada di kolong jembatan seperti ini.

Inilah yang juga menarik, menantikan langkah apa yang akan diambil oleh Pemkot dalam menanggapi hal ini. Tentu mereka tidak bisa sembarangan mengusir mereka tanpa memberikan tempat yang nyaman dan aman layaknya warga lain di kota metropolitan ini. Karena kalau tidak begini, maka tidak akan menyelesaikan masalah.



Kalau menurut kalian, lebih baik pemukiman ini dibiarkan saja atau digusur dan penghuninya dibina kembali?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi