Sumber Gambar

Dalam hidup ini, sudah sepantasnya kita melakukan hal-hal baik yang tidak mengganggu orang lain dan lingkungan sekitar. Sebagai seorang manusia, kita tidak hanya diberikan akal melainkan juga hati dan moral untuk merasakan bagaimana perasaan orang di sekitar kita. Untuk itu, penting bagi kita untuk menjaga diri dari perbuatan yang tidak baik.

Tapi kadang saat sudah berbuat baik pun, ada saja orang-orang yang berniat jahat dan hampir merugikan kita. Orang yang berperilaku jahat tersebut bisa saja menerima hukumannya suatu saat nanti. Mengingat ada sebab ada akibat, hal buruk yang kita lakukan bisa berbalik ke pada kita sendiri suatu harinya atau orang bilang dengan nama karma.

Tapi bagaimana jika karma malah menyasar orang yang tidak seharusnya. Nah, inilah yang harus diperhatikan. Bahwa hal buruk buka hanya bisa berdampak ke diri sendiri, tapi juga ke orang sekitar seperti keluarga dan teman. Salah satunya seperti kasus pelemparan anjing ke buaya yang baru-baru ini ramai diperbincangkan di sosial media.


Sumber Gambar

Kini usai sang pelaku dipecat dan terancam penjara, justru ada korban lain yang merasakan apa yang ia lakukan. Salah satu istri pelaku pelemparan anjing menjadi sasaran. Di mana sang istri yang berinisial MN menjadi sasaran hujatan dan bully dari orang-orang yang membenci perbuatan suaminya tersebut. Padahal ia sama sekali tak ikut terlibat.

Mirisnya, kondisi MN kini sedang hamil 7 bulan dan memiliki satu anak pertama yang mengalami penyakit epilepsi. Ia semakin stress ketika tetangga-tetangga sekitar rumahnya berubah menjadi sinis kepadanya. Belum lagi hujatan dan cacian yang muncul di sosmed juga terarah kepadanya. Semakin menambah beban pikiran.

Semua ini bermula dari pihak pelapor suaminya yang merupakan komunitas pecinta hewan mengambil foto dirinya dan sang anak untuk kemudian disebar ke sosial media. Dari sinilah kemudian hujatan banyak yang masuk ke padanya. Padahal kondisinya kini sedang hamil tua dan akan sangat berbahaya kalau dia terlalu banyak stress. Bisa mempengaruhi kehamilannya.


Sumber Gambar

Mungkin kita kesal dan marah atas apa yang dilakukan pelaku, tapi sepertinya tidak perlu bagi kita untuk menghakimi keluarganya yang sudah jelas tidak memiliki keterlibatan apa-apa. Mereka hanya tahu suaminya yang sedang bekerja dan duduk manis menunggu sang suami pulang membawa uang untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

MN kini sedang dalam kondisi kesusahan usai suaminya dipecat. Ia tidak tahu dari mana bisa mendapatkan uang untuk biaya persalinan. Ia sempat memohon supaya suaminya tidak dipenjara. Tapi sepertinya permohonan itu tidak akan dikabulkan. Dari apa yang telah dilakukan suaminya, kemungkinan sang suami akan tetap dihukum sesuai hukum yang berlaku di negeri ini.


Sumber Gambar

Seharusnya itu sudah cukup untuk menghukum suaminya. Kita boleh mencari keadilan untuk hewan, tapi jangan lupa dengan kemanusiaan. Jangan menghakimi orang yang tidak ada hubungannya. Cukup hukum pelaku, jangan keluarganya juga. Apalagi mereka kini sedang dalam kesusahan bahkan mungkin membutuhkan pertolongan kita.

Tapi ya mau bagaimana lagi, memang begitulah hidup. Apa yang kita lakukan akan berbalik ke kita sendiri. Termasuk perbuatan keji, akan berakibat ke kehidupan kita seperti apa yang terjadi di kasus ini. Jadi satu-satunya cara untuk mendapatkan nasib baik adalah dengan berbuat baik. Tak perlu berbuat yang tidak-tidak yang hanya akan merugikan diri sendiri dan orang terdekat.



Menurut kalian, pantaskah istri pelaku dihakimi juga?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi