Konten kreator Richard Theodore belakangan ini tengah menjadi sorotan publik setelah konten video menilai seorang bapak penjaga warung di Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak jujur karena sebuah hp yang tertinggal.

Richard Theodore memang dikenal sebagai seorang konten kreator Tik Tok dan Instagram dengan konten-konten video eksperimen test kejujuran orang-orang di jalanan dan memberikan hadiah berupa uang yang terbukti melakukan kejujuran.

Namun pada konten kali ini Richard Theodore dianggap terlalu berlebih-lebihan dan sembarangan menilai oleh warganet karena Richard dengan mudahnya melabeli orang lain tidak jujur tanpa melihat terlebih dahulu duduk perkara dari tertinggalnya handphone miliknya di sebuah warung di NTT sehingga menilai bahwa orang NTT terkhusus bapak penjaga warung tersebut tidak jujur.

Dampak dari penilaian Richard Theodore tersebut berbuntut panjang pada kritik dan komentar tanggapan dari warganet, bahkan diketahui para artis yang berasal dari NTT pun merasa tersinggung dengan apa yang diucapkan oleh Richard Theodore.

Bukan hanya itu, beredar sebuah video yang diduga menunjukkan aksi massa menggeruduk ssbuah rumah yang disebut-sebut sebagai rumah sang konten kreator Richard Theodore.

Di dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @frix.id yang menjelaskan bahwa video tersebut merupakan aksi massa yang menggeruduk rumah konten kreator Richard Theodore dampak dari video konten test kejujuran penjaga warung NTT.

Usut punya usut dari sumber yang berbeda, ternyata video yang viral dengan narasi penggerudukan rumah Richard Theodore tersebut hoax GanSis.

Dilansir dari Liputan6.com, video tersebut ternyata adalah video kejadian ratusan debt collector yang menggeruduk Mapolres Tangerang Selatan, Banten untuk meminta pelaku penganiayaan seorang debt collector segera dirangkap. Kejadian tersebut terjadi pada tanggal 5 April 2023, dan video tersebut diunggah ke YouTube satu hari setelahnya.

Dari adanya dua kejadian ini tentu kita semua seharusnya dapat mengambil pelajaran berharga agar tidak mengalami kejadian serupa GanSis.

Menilai orang lain dengan tanpa melihat fakta yang sebenarnya dan dari sudut pandang yang berbeda-beda, bisa menjadikan seseorang salah menilai atau memberikan statement sehingga menimbulkan masalah yang lebih besar karena dapat menyebabkan ketersinggungan berbagai pihak.

Selain itu, percaya terhadap sebuah informasi atau video yang beredar di media sosial tanpa terlebih dahulu memastikan kebenarannya juga bisa menimbulkan kesalahpahaman atau salah menerima informasi yang berdampak panjang jika informasi yang salah tersebut disebarluaskan.

Mudah-mudahan dari adanya kejadian ini dapat menjadi teguran bagi kita semua untuk bisa lebih hati-hati dan bijak dalam berucap, berkata-kata, dan bertindak, meskipun niat kita melakukan hal yang baik.