Sumber Gambar

Menjadi konten kreator memang bukanlah perkara mudah. Kadang dengan menjadi konten kreator, kita harus menghadapi banyak hal yang mungkin terjadi di luar dugaan kita. Semua terjadi sebeanrnya bukan tanpa alasan melainkan karena perilaku si kreator itu sendiri. Bagaimana mereka bersikap saat di depan kamera yang kemudian dinilai oleh banyak orang.

Untuk itu, sebagai konten kreator sudah selayaknya kita bisa mengendalikan diri. Jaga ucapan dan tingkah laku. Dan penting juga bagi kita untuk mengcroscek lagi, memastikan lagi apakah konten yang kita buat sudah sesuai dan pantas untuk menjadi konsumsi publik atau tidak. Karena kalau bukan diri sendiri, siapa yang bisa mengontrol.

Salah satu kasus yang ramai adalah Richard Theodore yang baru-baru ini menjadi bahan hujatan netizen usai meng-upload konten tes kejujuran. Di mana handphone-nya tertinggal di sebuah warung lalu menyebut pemilik warung itu tidak jujur. Sesuai ekspektasi kita, dengan kekuatan netizen ia pun jadi sasaran hujat.


Sumber Gambar

Tidak mau memperpanjang masalah, beberapa waktu lalu Richard mengunggah video permintaan maafnya sekaligus mengklarifikasi. Ia menyebut bahwa dalam hal ini, memang dia yang salah. Ia tidak menampik hal itu. Ia meminta maaf kepada pemilik warung yang bernama Pak Asman dan juga seluruh warga NTT yang merasa terfitnah akibat konten tersebut.

Bukan melalui sosmed saja, tapi Richard sendiri kabarnya sudah berhubungan langsung dengan Pak Asman pemilik warung melalui video-call. Selain itu, ia juga meminta maaf kepada seluruh keluarga Bapak Asman termasuk anak-anaknya yang merasa tak terima. Ya, wajar sih anaknya gak terima yakali orang tuanya dituduh gak jujur. Sebagai anak pasti terluka hatinya.

Percakapan full dan permintaan maaf ini akan di-upload di channel YouTube miliknya. Jadi jangan lupa subscribe, wkwkwk. Dengan video permintaan maaf ini Richard menyebut bahwa ia meminta maaf dengan gentle sebagai laki-laki. Dan juga, katanya ia janji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Kalau sudah begini baru deh kapok wkwkwk.


Sumber Gambar

Richard merasa dirinya sangat bodoh. Dia mengaku malu. Bagaimana tidak? Selain dihujat, kontennya juga menjadi bahan olok-olok di TikTok. Ia berharap dengan adanya permintaan maaf ke netizen, warga NTT dan Bapak Asman sekeluarga maka masalah ini bisa close dan clear. Gimana menurut kalian, apakah sudah cukup dengan permintaan maaf untuk menutup masalah ini?

Ya, mungkin usai terjadinya kasus ini karirnya sebagai konten kreator di TikTok tidak akan sama seperti sebelumnya. Iben saja yang tidak bikin masalah followers-nya bisa menurun, apalagi dia yang bikin ulah begini. Bisa-bisa di-report juga mungkin. TS penasaran, setelah ini apakah ia akan kembali membuat konten tes kejujuran? Kalau masih, fix gak tahu malu nih orang, wkwk.


Sumber Gambar

Beginilah resiko menjadi konten kreator ya, sebenarnya semua tergantung orangnya itu sendiri. Semua manusia pasti melakukan kesalahan, mungkin ada sifat negatifnya. Tapi ada baiknya sebagai konten kreator harus profesional dengan tidak menunjukkan sifat negatif kita saat di depan kamera. Apalagi sampai di-upload seperti ini.

Seorang konten kreator harus bisa mengendalikan diri dan tetap menjaga sikapnya di depan kamera. Karena kita tahu, ada banyak mata yang menyorot ke seorang konten kreator. Sehingga sangat penting untuk berhati-hati dan tetap menjaga sikap di depan kamera. Jangan malah berulah seperti ini.



Jadi menurut kalian, sudah cukupkah permintaan Richard untuk menyelesaikan semuanya?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi