mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Fenomena Carok Bergeser, Dulu karena Masalah Wanita, Kini Perebutan Kekuasaan
Fenomena Carok Bergeser, Sosiolog: Dulu karena Masalah Wanita, Kini Perebutan Kekuasaan

Pakar Sosiologi Masyarakat Madura, Dosen Sosiologi FISIB Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Iskandar Dzulkarnain. (Beritasatu.com / Didik Setiabudi)
Bangkalan, beritasatu.com - Fenomena carok yang terjadi di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, menjadi sorotan Pakar Sosiologi Madura. Sosiolog memandang, momen pemilihan kepala desa di Kabupaten Bangkalan menjadi penyebab tingginya insiden carok ini.

"Ini fenomena yang berubah. Karena carok dulunya itu karena masalah wanita. Sekarang lebih ke perebutan kekuasaan, seperti pilkades dan sebagainya," terang Pakar Sosiologi Madura, Dr. Iskandar Dzulkarnain, M.Si, Rabu (14/6/2023).

Dosen Ilmu Sosiologi Universitas Trunojoyo Madura (UTM) ini juga menjelaskan, gesekan di tataran masyarakat Bangkalan memang tergolong tinggi.

"Bagi warga Madura, mendaftar menjadi klebun itu akan totalitas. Segala daya upaya dilakukan. Nah celakanya saat yang bersangkutan kalah, akan merasa tersakiti dan wibawanya hilang. Dia tetap akan berusaha merebut. Kekerasan akhirnya yang muncul," imbuh Iskandar.


Berdasarkan data yang ada, menurut Iskandar secara genetik, para kepala desa se-Kabupaten Bangkalan memiliki tali kekerabatan antar mereka. Ketika terjadi bentrok dengan isu pilkades, skala yang ditimbulkan sangat besar.

"Politik tingkat desa di Bangkalan memang sangat memicu perpecahan. Calon kepala desa yang maju, juga memiliki jaringan kuat. Ini yang membuat sekali terjadi konflik, terus berlanjut," katanya.

Dalam mencegah konflik, menurut Iskandar Pemerintah Kabupaten Bangkalan dinilainya telah melakukan langkah preventif.

"Ada pilkades yang ditunda. Ada yang proses penghitungan suara dipindah ke Pendopo. Tapi ya itu tadi, gejolak tidak dapat dibendung. Carok tetap terjadi," sambung Iskandar.

Guna menghindari terus maraknya carok, Iskandar meminta agar para tokoh agama di Bangkalan dapat memberi arahan pentingnya menjaga kerukunan.

"Disadari memang, pendidikan masyarakat kita di pedesaan secara rata-rata sangat rendah. Mereka butuh panutan dan mudah diprovokasi. Saat ini, yang dapat menjadi andalan untuk meredam isu konflik adalah tokoh agama," pungkas Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo Madura.

Diberitakan sebelumnya, kasus carok massal terjadi di Desa Tanah Merah Laok, Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan, Jawa Timur, pada Minggu (4/6/2023) lalu. Pecahnya bentrok berdarah diduga disebabkan isu perpolitikan tingkat desa. Carok massal ini membuat 7 warga luka parah, dia diantaranya meninggal dunia.

https://www.beritasatu.com/nusantara...utan-kekuasaan
Carok sudah bergeser...
diinamasaia
bukan.bomat
jimmy.k8
jimmy.k8 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.1K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan