- Beranda
- Komunitas
- Story
- B-Log Personal
Alunan Aksara Hati ...


TS
makola
Alunan Aksara Hati ...

Quote:
Lelaki Pertama yang Melukaiku
Rasanya, tak ingin memperkenalkan diri terlalu gamblang. Lebih baik, kita sama-sama menyimak segala torehan garis napas seorang anak adam yang hingga saat ini terus berjuang meyakinkan diri bahwa hidup adalah terus bergerak, meski detak jam dinding ada kalanya berhenti, tentunya karena perkara baterai yang habis masa pakainya.
┈••✾•◆❀◆•✾••┈•┈┈••✾•◆❀◆•✾••┈
Untung tak dapat diraih, malang tak mudah terelakkan! Hujan adalah alunan musik dari surga yang sesekali terdengar di bumi tersebab langit membuka kelopak matanya. Secercah sinar fajar menjadi penanda akan mulainya sebuah hari baru, meski senja selalu lebih kau nantikan 'tuk membelai seluruh penatmu hari itu.
Apa hendak dikata, bila nasib menggariskanmu tak tumbuh dalam naungan kasih sayang sepasang manusia yang berjuluk ayah-ibu ...? Bukan maumu, juga tidak bisa kau anulir semudah menekan bar undodi layar desktop-mu.
Mengalirlah. Selayaknya air cucuran atap yang tidak akan berbelok menuju samudra sebelum melalui pelimbahan pertama. Begitu pula garis nasibku ....
Sekejap mata saja menikmati belaian sayang seorang ibu, belum sempat merasakan merajuk, atau sekedar mencembungkan kedua pipi gembul seorang anak, seketika raungan tangis adalah satu-satunya luapan perasaan yang kukenang hingga detik hari ini ....
Tak banyak yang kuingat, entah terlalu buram dalam ingatan alam bawah sadar atau kepahitan kenyataan yang terlalu dipaksakan dalam cangkir kanak-kanakku. Laiknya setiap anak kecil, selalu menyukai hal-hal manis, entah dalam perlakuan atau untuk dinikmati sebagai camilan pengisi hari-hari yang belum sesak dengan julukan tanggung jawab.
Benarkah, demikian ...?
Sebuah tanya yang tidak pernah kulontarkan kepada siapapun. Bahkan mulut ini terasa kelu, hingga tiba membuka suara, selalu saja tangisan yang lebih dulu dilagukan. Namun begitu, posisiku sebagai anak tertua dengan satu adik laki-laki yang usianya hanya terpaut 13 bulan menjadikan diri ini kerap menyimpan resah dan gundah jauh di dalam hati. Sebaliknya, yang tampak di luar adalah keriangan semata, demi menjaga perasaan adikku serta mematuhi nasihat ibu untuk tidak membuat adikku menangis ....
•✾••┈•┈┈••✾•
Quote:

Suatu hari, aku sedang asyik bermain di dalam kamar, tatkala ibu memanggilku lalu memperlihatkan sebuah foto.
Dalam foto terpampang seorang bocah laki-laki dengan baju polisi sedang berdiri tegap, sekelilingnya dihiasi balon-balon beraneka warna. Indah.
"Ma, itu siapa ...?" bisikku pada mama, karena adikku masih terlelap.
Gerakan tangan mamaku hanya membawaku ke pangkuannya. Sembari mengelus rambut panjangku yang terjalin membentuk satu kepangan besar.
"Ini, foto adik kamu, sama-sama anaknya papamu tapi dia tinggal dengan ibunya di kampung di Gorontalo ...," gemetar suara mamaku demi menjawab tanyaku.
Seketika, aku meloncat dari pangkuan mama lalu berlari ke luar rumah sekencang yang bisa kulakukan. Namun, lama-kelamaan, jalanan yang terlihat semakin memudar ... air mataku jadi penyebab atas kaburnya penglihatanku. Suara tangis sedemikian besarnya. Bahkan, yang kuingat ... rasanya ingin berteriak dan memaki sosok yang berjuluk papa, lelaki yang hanya kutahu gelarnya tapi belum pernah kulihat nyata sejak aku bisa mengingat ...!
•✾••┈•┈┈••✾•
Itulah, kali pertama dalam hidupku torehan luka yang langsung menembus palung hatiku. Sejak hari itu, senyumku perlahan memudar. Berganti sekian tanya yang hanya mampu berputar-putar dalam benakku.
Apakah aku hanya akan memanggilmu, ayah ... tanpa dapat merasakan pelukan hangatmu ...?
┈••✾•◆❀◆•✾••┈•┈┈••✾•◆❀◆•✾••┈
malam tadi, 17 Mei 2002, pukul 21.00 waktu Gorontalo, dirimu pun menutup mata selamanya .... delapan hari sesudah hari kelahiranku ....
Diubah oleh makola 03-10-2022 03:02





User telah dihapus dan 27 lainnya memberi reputasi
28
25.4K
Kutip
5K
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan