Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

saokudaAvatar border
TS
saokuda
Rokok Kretek, Warisan Budaya Indonesia yang Menjadi Penyebab Kemiskinan



Kemiskinan, adalah satu kata yang menjadi permasalahan serius yang tak kunjung padam baik didalam negeri maupun diluar negeri, kemiskinan tetap menjadi isu sentral di belahan negeri manapun. Baik negara maju ataupun negara berkembang, tidak pernah terlepas dari masalah kemiskinan.

Kemiskinan merupakan suatu fenomena yang selalu diusahakan untuk diminimalisasi, bahkan bila mungkin dihilangkan. Namun, dalam kenyataannya kemiskinan masih selalu melekat dalam sendi-sendi kehidupan manusia.

Dikutip dari Wikipedia tentang pengertian kemiskinan, kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan permasalahan global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dan pemahaman dari sudut lainnya.

Kemiskinan merupakan fenomena sosial yang tidak dapat diatasi dengan mudah

Menurut INDEF tahun 2009 yang memproyeksikan jumlah penduduk miskin mencapai 40 juta (16,8%). Sedangkan dari data Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data kemiskinan berdasarkan September 2017 mencapai 10,12%. Menurun dari tahun sebelumnya di periode yang sama sebesar 10,7%.


Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data kemiskinan berdasarkan September 2017 mencapai 10,12%. Menurun dari tahun sebelumnya di periode yang sama sebesar 10,7%. Adapun rokok kretek filter menjadi penyumbang kemiskinan terbesar nomor dua setelah beras. Di perkotaan rokok kretek filter menyumbang sebesar 9,98%, sedangkan di desa 10,70%.

Hal tersebut diketahui dari profil kemiskinan per Maret 2018 yang diperlihatkan melalui Garis Kemiskinan (GK) menurut daerah perkotaan serta pedesaan. Secara nasional, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan (GKM) terhadap GK pada Maret 2018 sebesar 73,8 persen. Ini menampakkan peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. (Kompas.com)

Dijelaskan dalam kompas.com bahwa ada tiga komoditas makanan terbesar yang memberi sumbangan terhadap kemiskinan, yakni beras, rokok kretek filter, serta telur ayam ras. Tiga komoditas ini merupakan penyumbang terbesar terhadap kemiskinan, baik yang terjadi di perkotaan maupun di perdesaan.


Beras tercatat menyumbang 20,95 persen terhadap kemiskinan di perkotaan dan 26,79 persen di perdesaan. Kemudian rokok kretek filter menyumbang 11,07 persen terhadap kemiskinan di perkotaan serta 10,21 persen di perdesaan.

Sementara telur ayam ras berkontribusi terhadap kemiskinan 4,09 persen di perkotaan serta 3,28 persen di perdesaan. Adapun komoditi berikutnya yang menyumbang terhadap angka kemiskinan di antaranya daging ayam ras, mi instan, hingga gula pasir di mana samasama didapati di perkotaan maupun perdesaan, namun hanya berbeda urutannya.

Adapun komoditi bukan makanan yang ikut memberi sumbangan terbesar untuk kemiskinan, baik di perkotaan dan perdesaan, adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, hingga perlengkapan mandi.

Hasil penilitian USPHS (United States Public Health Service) yang dimulai pada tahun 1995, dalam laporan yang dipublikasi tahun 1982, menyatakan bahwa “satu batang rokok akan memperpendek usia sekita lima setengah menit terhadap perokok”. Tingkat kematian orang yang merokok 10 sampai dengan 19 batang per hari, 70% lebih tinggi dibanding dengan mereka yang bukan perokok.

Ancaman kanker peru-paru dan kanker lainnya akibat asap rokok terhadap generasi muda semakin mengkhawatirkan. Hal itu terbukti dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional pada 2001 dan 200 yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik, yang memperlihatkan terjadinya peningkatan jumlah perokok di bawah 19 tahun.

https://retizen.republika.co.id/post...iskinan-bangsa

Katanya rokok merugikan kesehatan, tapi kok ga ada ulama yg mengharamkan rokok ya
Diubah oleh saokuda 09-06-2023 22:09
aldonistic
viniest
aloha.duarr
aloha.duarr dan 7 lainnya memberi reputasi
8
2.5K
105
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan