- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tangisan Megawati Dikalahkan SBY saat Pemilu


TS
yellowmarker
Tangisan Megawati Dikalahkan SBY saat Pemilu
Kamis, 8 Juni 2023 13:40

sby mega. rumgapres/abror rizki
Reporter : Eko Prasetya
Merdeka.com - Kekecewaan dan kemarahan Megawati Soekarnoputri tak bisa disembunyikan saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ternyata maju menjadi calon presiden di Pemilu 2004. Terlebih, Megawati sebagai calon inkumben kalah oleh SBY.
Megawati memang sosok yang berhati keras, bahkan amat keras sebagaimana digambarkan oleh AM Hendropriyono, salah satu pembantu terdekatnya. Tidak ada seorang pun yang berhasil membujuknya untuk datang ke MPR hari itu.
Seorang informan lain mengatakan, mungkin Mega khawatir bahwa ia tak mampu mengendalikan perasaannya jika harus menyaksikan langsung upacara pelantikan Presiden SBY di gedung DPR/MPR. Meskipun Mega sudah mengatakan pemilu adalah kemenangan rakyat.
"Siapa pun yang menang pemilu harus diterima, karena ini adalah kemenangan kita semua, kemenangan rakyat Indonesia," kata Megawati pada 5 Oktober 2004. Demikian dikisahkan dalam buku 'Dari Soekarno Sampai SBY, Intrik dan Lobi Politik Para Penguasa' karya Tjipta Lesmana.
Semua yang hadir bisa mendengar cukup jelas bahwa Mega mengucapkan dengan suara tersendat-sendat. Mega sedih dan menangis. Sungguh galau hatinya ketika sebab ia tahu bahwa hanya dalam hitungan hari, ia dan keluarganya sudah harus meninggalkan Istana Merdeka, simbol supreme power Republik ini.
Tapi yang paling menyakitkan: orang yang bakal menjadi penghuni baru Istana adalah Susilo Bambang Yudhoyono yang notebene adalah eks pembantunya sendiri.
Sore harinya, Mega mengundang warga sekitar dan para kader PDIP untuk menghadiri acara open house serta buka puasa bersama. Tepat pukul 17.30 WIB Mega muncul dengan busana muslim berwarna biru dengan motif bunga-bunga putih. Ia menyempatkan diri untuk berpidato, kendati cuma 10 menit.
"Saya katakan, kita bukan kalah (dalam pemilu), tapi kurang suara. Jangan merasa kita kalah, tapi kita hanya kekurangan suara!"kata Mega.
Untuk itu, Mega bertanya kepada para pendukungnya apakah mereka siap untuk merebut kembali 'kursi' yang lepas itu. Hadirin setempat menjawab dengan suara keras. "Siap!." Mega pun kelihatan terhibur.
Maka sejak hari itu, hari ketika SBY dilantik sebagai Presiden RI yang keenam, 'genderang perang' sudah ditabuh Megawati. Secara demonstratif ia menyatakan perang kepada SBY: ia bertekad merebut kembali kursi kepresidenan yang dikatakan 'lepas' ke tangan SBY dalam Pemilu 2004.
[eko]
Sumber

sby mega. rumgapres/abror rizki
Reporter : Eko Prasetya
Merdeka.com - Kekecewaan dan kemarahan Megawati Soekarnoputri tak bisa disembunyikan saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ternyata maju menjadi calon presiden di Pemilu 2004. Terlebih, Megawati sebagai calon inkumben kalah oleh SBY.
Megawati memang sosok yang berhati keras, bahkan amat keras sebagaimana digambarkan oleh AM Hendropriyono, salah satu pembantu terdekatnya. Tidak ada seorang pun yang berhasil membujuknya untuk datang ke MPR hari itu.
Seorang informan lain mengatakan, mungkin Mega khawatir bahwa ia tak mampu mengendalikan perasaannya jika harus menyaksikan langsung upacara pelantikan Presiden SBY di gedung DPR/MPR. Meskipun Mega sudah mengatakan pemilu adalah kemenangan rakyat.
"Siapa pun yang menang pemilu harus diterima, karena ini adalah kemenangan kita semua, kemenangan rakyat Indonesia," kata Megawati pada 5 Oktober 2004. Demikian dikisahkan dalam buku 'Dari Soekarno Sampai SBY, Intrik dan Lobi Politik Para Penguasa' karya Tjipta Lesmana.
Semua yang hadir bisa mendengar cukup jelas bahwa Mega mengucapkan dengan suara tersendat-sendat. Mega sedih dan menangis. Sungguh galau hatinya ketika sebab ia tahu bahwa hanya dalam hitungan hari, ia dan keluarganya sudah harus meninggalkan Istana Merdeka, simbol supreme power Republik ini.
Tapi yang paling menyakitkan: orang yang bakal menjadi penghuni baru Istana adalah Susilo Bambang Yudhoyono yang notebene adalah eks pembantunya sendiri.
Sore harinya, Mega mengundang warga sekitar dan para kader PDIP untuk menghadiri acara open house serta buka puasa bersama. Tepat pukul 17.30 WIB Mega muncul dengan busana muslim berwarna biru dengan motif bunga-bunga putih. Ia menyempatkan diri untuk berpidato, kendati cuma 10 menit.
"Saya katakan, kita bukan kalah (dalam pemilu), tapi kurang suara. Jangan merasa kita kalah, tapi kita hanya kekurangan suara!"kata Mega.
Untuk itu, Mega bertanya kepada para pendukungnya apakah mereka siap untuk merebut kembali 'kursi' yang lepas itu. Hadirin setempat menjawab dengan suara keras. "Siap!." Mega pun kelihatan terhibur.
Maka sejak hari itu, hari ketika SBY dilantik sebagai Presiden RI yang keenam, 'genderang perang' sudah ditabuh Megawati. Secara demonstratif ia menyatakan perang kepada SBY: ia bertekad merebut kembali kursi kepresidenan yang dikatakan 'lepas' ke tangan SBY dalam Pemilu 2004.
[eko]
Sumber
Quote:
kekuatan wanita terletak di:
a. mental
b. air mata
c. keduanya benar
Diubah oleh yellowmarker 09-06-2023 10:22






nomorelies dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.4K
36


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan