Kaskus

News

4574587568Avatar border
TS
4574587568
Suplai Senjata Rusia Lamban, India Berpaling ke Jerman
Suplai Senjata Rusia Lamban, India Berpaling ke Jerman

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – Perang Ukraina membuat India mencari sumber suplai senjata dan perangkat militer selain dari Rusia. Selama ini, Moskow menjadi mitra utama India dalam militer tetapi selama perang dengan Ukraina berlangsung, kebutuhan senjata India dari Rusia terhambat. 
Di tengah situasi perang Ukraina yang masih sengit, Jerman-India, hampir mencapai kesepakatan untuk membangun kapal selam diesel, di tengah Rusia yang terus terlibat perang dengan Ukraina. Kondisi ini membuat New Delhi mau tak mau memperluas sumber senjata dan perangkat militernya.
Thyssenkrupp, perusahaan senjata laut asal Jerman dan perusahaan India, Mazagon Dock Shipbuilders diproyeksikan ikut tender proyek dengan nilai sekitar 5,2 miliar dolar AS. Bakal ada enam kapal selam yang dibangun untuk Angkatan Laut India.

Kesepakatan awal atau MoU, ungkap pejabat India dan Jerman, akan ditandatangani saat Menhan Jerman  Boris Pistorius melakukan kunjungan ke New Delhi pada Selasa (6/6/2023) dan Rabu ini. 
 
Dalam pernyataan Pistorius ke lembaga siaran publik, ARD, kesepakatan pembuatan kapal selam akan menjadi salah satu agenda ketika berkunjung ke India, Rabu. ‘’Ini akan menjadi kontrak besar dan penting,’’ katanya seperti dilansir The Straits Times, Selasa. 
Menurut dia, ini tak hanya menguntungkan bagi industri Jerman tetapi juga hubungan strategis Jerman-India. Menhan India dan Mazagon Dock Shipbuilders tak merespons saat ditanya mengenai kesepakatan pembuatan kapal selam. 
Jubir Kementerian Pertahanan Jerman dan perwakilan Thyssenkrupp Marine Systems menolak berkomentar. Perusahaan pertahanan berbasis di Kiel itu terlihat tak tertarik pada proyek bersama pembuatan kapal selam di India ketika tender diumumkan dua lalu.

Untuk proyek kapal selam, India mengidentifikasi Mazagon Dock Shipbuilders dan Larsen & Toubro untuk perlengkapan militer. Namun target utama kemitraan adalah Thyssenkrupp Marine Systems, yang memiliki teknologi membuat kapal selam lebih lama di dalam air. 
Di masa lalu, kapal selam buatan Thyssenkrupp dipakai Angkatan Laut India. Ini membuat perusahaan ini lebih berpotensi terpilih dibandingkan perusahaan lainnya seperti Daewoo dari Korsel dan Navantia, perusahaan asal Spanyol.
Kapal selam merupakan kebutuhan kunci India untuk memperbarui kekuatan angkatan lautnya. Guna melakukan patroli efektif di Samudra Hindia, setidaknya India membutuhkan 24 kapal selam konvensional tetapi saat ini hanya ada 16 unit. Usianya juga lebih dari 30 tahun.

India, salah satu anggota Quad yang di dalamnya termasuk Jepang, AS, dan Australia, selama ini mendorong negara-negara itu dan sekutu Eropanya berbagi teknologi untuk membangun kapal selam. Namun, mereka menolaknya karena kedekatan India dengan Rusia.


Rusia tak bisa kirim 
Rusia tak bisa mengirimkan pasokan penting peralatan pertahanan yang telah disepakati dengan militer India. Angkatan Udara India (IAF) mengungkapkan, pengiriman terhambat karena invasi Rusia ke Ukraina. 
Pernyataan IAF ini konfirmasi resmi pertama mengenai tak terpenuhinya kiriman yang telah disepakati. New Delhi sejak awal khawatir invasi Moskow pada Februari tahun lalu, berimbas pada pengiriman senjata dan peralatan pertahanan yang dipesan India. 
IAF mengungkapkan hal tersebut ke komite parlemen yang dipublikasikan di laman mereka pada Selasa (21/3/2023). ‘’Rusia berencana melakukan pengiriman besar tahun ini yang tak akan terwujud,’’ demikian pernyataan IAF dilansir Reuters, Jumat (24/3/203).
Juru bicara Kedubes Rusia di New Delhi mengatan,’’ Kami tak punya informasi untuk mengonfirmasi hal tersebut.’’ Belum ada juga respons dari Rosoboronexport, yang digunakan Pemerintah Rusia untuk mengekspor senjata.
Di sisi lain, laporan IAF tak menyebut spesifik apa yang batal dikirimkan Rusia. Diduga pengiriman terbesar yang masih dalam proses adalah sejumlah unit sistem pertahanan udara S-400 Triumf yang India beli pada 2018 dengan harga 5,4 miliar dolar AS. 
Tiga dari sistem pertahanan ini sudah dikirimkan, dua unit yang belum. IAF juga mengandalkan pasokan suku cadang unuk pesawat tempur Su-30MKI dan MiG-29. Rusia dan sebelumnya, Uni Soviet pemasok utama senjata dan peralatan pertahanan berpuluh-puluh tahun. 
Rusia memperoleh pemasukan 8,5 miliar dolar AS dari total belanja senjata India, 18,3 miliar dolar AS sejak 2017. Ini merujuk data terakhir Stockholm International Peace Research Institute. Dalam dua dekade terakhir, India berusaha tak lagi bergantung pada Rusia. 
Mereka mengalihkan pandangan ke Prancis, AS, dan Israel. India pun mendorong produksi senjata dalam negeri menggandeng pemain global.n 


sumber
0
482
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan