Media sosial tengah dihebohkan dengan beredarnya sebuah video perselisihan antar tetangga yang mengakibatkan ditutup atau diblokadenya sebuah jalan karena hal yang terdengar sangat sepele.

Perselisihan terjadi antara Tina dan Sulis, dimana halaman depan rumah Tina ditutup tembok oleh Sulis karena memang tanah yang dijadikan jalan diakui masih milik dari orang tuanya sehingga Sulis merasa berhak untuk menutup jalan dan halaman depan tetangganya.

Adapun alasan ditutupnya jalan dan halaman depan rumah Tina yang merupakan tetangga dan masih ada hubungan saudara tersebut ternyata karena Sulis merasa tersinggung atas perbuatan Tina yang membanting jemuran miliknya dengan sebab akan ada tamu yang datang melamar anak dari Tina.

Diketahui kejadian tersebut berlokasi di Kecamatan Tambakboyo, Kota Tuban, Jawa Timur, dan perselisihan hak pemakaian tanah ini sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 2010 tetapi tak kunjung usai sampai dengan puncaknya di tahun 2023 ini Sulis menutup tanah yang diakui milik orang tuanya tersebut.

Membahas tentang perselisihan antar tetangga yang disebabkan adanya sengketa tanah atau jalan, sebenarnya ini bukan kali pertama terjadi di Tuban melainkan juga pernah terjadi di beberapa daerah dengan situasi yang hampir serupa GanSis.

Sengketa tanah antar tetangga yang mempeributkan akses jalan yang masuk di pekarangan rumah ini kerap menjadi masalah karena pada akhirnya semua pihak merasa dirugikan dan menuntut keadilan sedangkan memang status jalan bukanlah tanah milik dinas perhubungan atau negara melainkan pribadi seseorang sehingga pemilik berhak menggunakan tanahnya atau menutup dan mengembalikan fungsi sebagaimana mestinya.

Tetapi tidak serta merta kita bisa membenarkan aksi menutup jalan atau menembok jalan sehingga tetangga yang lain kehilangan akses mobilitas GanSis, karena memang antar tetangga kita perlu untuk memiliki sikap tenggang rasa dan ini wajib dengan berbagai alasan.

Tenggang rasa sendiri merupakan sikap atau perilaku baik dan bijak dalam menanggapi perbedaan, entah itu perbedaan pendapat, kepercayaan, atau yang lainnya.

Melihat setiap warga negara dituntut untuk memiliki rasa tenggang rasa termasuk saat bertetangga, tentu saat ada masalah serius yang perlu diselesaikan maka harus dicari solusi terbaiknya dengan cara bermusyawarah untuk mendapatkan mufakat.

Begitupun dengan kasus sengketa tanah yang dijadikan sebagai jalan selama bertahun-tahun, jika memang pemilik tanah akan menggunakan tanahnya dan warga membutuhkan jalan untuk mobilisasi, sudah tentu harus dicarikan solusi terbaik untuk kedua belah pihak tanpa ada yang merasa dirugikan.

Pentingnya tenggang rasa antar manusia termasuk dengan bertetangga ini merupakan cara untuk bisa hidup rukun dan damai terhindar dari perselisihan GanSis.

Kalaupun memang ada perselisihan tetapi masih ada tenggang rasa, tentu akan didapatkan jalan keluar terbaik antara pihak yang terlibat masalah sebab keduanya bisa saling memahami dan menekan egoisme diri masing-masing karena adanya tenggang rasa itu sendiri.

Di era yang mana rasa ketersinggungan bisa lebih besar karena adanya perbedaan pendapat bahkan untuk hal dan masalah kecil, tentu kita dituntut untuk waras lahir dan batin, akal pikiran serta perasaan agar bisa hidup dalam kedamaian dan tidak terlibat pada permasalahan yang bisa datang kapan saja atau dari mana saja GanSis.