Sekelumit perasaan hari-hari ini.

Saat menulis ini, aku tidak bisa bernapas dengan lega. Dadaku terhimpit, tubuhku dingin dan lembab akan keringat. Jantungku berdebar, ketakutan merasuki diriku. Aku kacau! Semakin dewasa ternyata benar saja, semakin aku merasa udara sangat kotor. Seperti ada ribuan debu yang masuk bersamaan ke organ pernapasanku. Seramai apa pun orang yang bersamaku, tetap saja ternyata aku sendirian.

Makin hari, aku hidup dengan kalimat "Besok mungkin terakhir aku hidup."

Sedikit takut menuliskan ini, bisa saja orang-orang menganggap aku aneh. Takut jika mereka berpikir aku ini gila. Kenyataannya, aku tersiksa dengan napas yang tersengal di setiap harinya. Mungkin akan jadi lega ketika aku menangis? Salahnya, aku tidak bisa. Sesakit apa pun, sekacau apa pun, air mataku seperti tak sudi tumpah. Padahal pengen sekali rasanya aku menangi lalu meraung-raung seperti orang gila.

Aku pikir, akan lebih baik begitu. Sayangnya itu hanya ada di dalam bayanganku karena nyatanya aku hanya bisa membatu sembari menahan sesak dan ketakutan. Aku pernah bertanya ke diri sendiri, apa sebabnya aku begini? Apa karena aku terlahir dari keluarga yang miskin? Atau karena keluargaku kurang harmonis atau mungkin karena mama terlalu cepat meninggalkan aku? Bisa jadi juga karena papa yang terlalu tempramental?

Sejak kecil aku bukan tipe anak yang dekat dengan keluarga. Terutama papa. Sampai sekarang pun, aku dewasa, papa adalah orang asing bagiku. Tapi banyak yang bilang bahwa aku adalah anak yang paling mirip dengannya. Secara karakter dan sikap. Dingin. Apa mungkin papa juga merasa depresi seperti ini? Mungkin saja papa juga frustasi ketika sepeninggal mama? Atau mungkinkah papa sebenarnya tertekan dengan sesuatu yang tidak bisa dia jelaskan? Aku tak tahu karena sekali lagi, aku tak begitu dekat dengannya.

Aku tahu hidupku tak seberuntung anak-anak lainnya, tapi aku berharap Tuhan bisa menguatkan hatiku. Mengangkat seluruh ketakutanku, memberikan aku ketenangan, menjauhkan aku dari segala sesuatu yang rumit karena aku bukan pilihan tepat untuk menjadi bahan candaan dunia ini.

Aku rapuh. Gampang patah.

Dunia ini, apakah sedang bercanda?