Sumber Gambar

Silat merupakan salah satu bela diri tradisional asal Nusantara yang cukup melegenda. Tiap daerah sendiri memiliki jenis dan aliran silatnya sendiri-sendiri. Selain sebagai alat pertahanan diri, silat juga kerap dinikmati sebagai seni yang mempertontonkan keindahan gerakan dalam setiap jurusnya. Bahkan bela diri ini menjadi cabang di beberapa event olahraga.

Untuk mempelajari silat, biasanya seseorang akan belajar di perguruan. Ada berbagai perguruan di Indonesia yang bisa dijadikan tempat untuk mendalami bela diri ini. Setiap perguruan memiliki keunikan dan kekhasannya sendiri. Seperti Pencak Silat Cimande, salah satu yang TS kenal. Dengan adanya perguruan ini, diharapkan bela diri ini bisa terus dilestarikan.

Namun sayangnya, antar perguruan kerap kali terjadi konflik yang mengakibatkan bentrokan. Bukan hanya konflik biasa, tapi juga sampai berubah menjadi tawuran yang sampai menyebabkan kerusuhan. Seperti yang terjadi di Grobogan berikut ini. Terjadi bentrokan antara dua perguruan silat yang menyebabkan kekacauan.


Sumber Gambar

Tak tanggung-tanggung, kabarnya ada ratusan orang terlibat dalam bentrokan ini. Mereka saling lempar batu dan baku hantam di jalan. Menyebabkan jalanan menjadi macet. Bahkan seorang pemotor yang menggunakan helm kebetulan lewat dan ikut terkena pukulan. Setelah memukul, pesilat itu kemudian kabur meninggalkan pemotor itu.

Tidak hanya jalanan yang terkena imbasnya, tapi juga sampai ke perkampungan warga. Banyak kaca rumah warga yang pecah dan genteng-genteng rumah rusak. Yang paling miris menurut TS adalah ibu-ibu penjual mie ayam yang hendak mencari rezeki juga terkena imbas. Mangkok miliknya banyak yang pecah dan peralatan lainnya rusak. Pembelinya bahkan terjebak di dalam kiosnya dan ketakutan.

Apa masalahnya?

Ternyata yang bentrok pada saat itu adalah Perguruan Setia Hati Terate melawan Perguruan Kera Sakti. Hal ini bermula akibat pengeroyokan yang dilakukan oleh Perguruan Kera Sakti terhadap Perguruan Setia Hati Terate. Yang membuat kedua kelompok ini akhirnya bertemu di jalan dan melampiaskan emosi dengan cara kekerasan.


Sumber Gambar

Bukan hanya karena belajar ilmu bela diri, jago berantem dan lain sebagainya kemudian menyelesaikan masalah dengan perkelahian juga. Jika memang jumlahnya mencapai ratusan orang berarti kejadian ini merpakan bentrokan skala besar. Dan pasti ada motivasi kuat yang membuat ratusan orang ini turun ke jalan dan melakukan aksi ini. Siapa yang memberi motivasi? Yo ndak tau. Wkwk.

Siapa yang bisa mempengaruhi ratusan pesilat sampai turun ke jalan dan saling baku hantam? Yo ndak tau. Wkwk.


Sumber Gambar

TS yakin sekali, selain diajarkan bertarung dan bela diri mereka juga diajarkan mengenai apa tujuan dipelajarinya ilmu tersebut. Untuk melindungi diri, melestarikan budaya, gagah-gagahan atau menjadi jagoan di jalanan? TS yakin, tujuan dipelajarinya suatu ilmu pasti baik. Kalau pun ada yang tidak baik, itu bukan ilmunya tapi si penggunanya.

Jadi pastikan kalau belajar ilmu bela diri, belajar juga untuk mengendalikan emosi secara bijak. Karena kontrol emosi yang tidak bagus dapat membuat bela diri itu menjadi sesuatu yang malah merugikan orang lain. Ya, jangan sampai jadi seperti itu. Kasihan lho ibu-ibu mau jualan saja harus terkena imbas dari masalah yang tidak ada hubungannya dengan dia.



Menurut kalian, apa yang motivasi apa yang membuat ratusan pesilat itu sampai turun ke jalan?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi