- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Timbulnya Pergerakan Nasional di Indonesia


TS
firmandads
Timbulnya Pergerakan Nasional di Indonesia

Budi Utomo sebagai organisasi pergerakan nasional di Indonesia
Faktor pendukung nasionalisme
1.) Kejayaan masa lalu (Sriwijaya dan Majapahit), ingat pidato-pidato Bung Karno
2.) Kesadaran akan kekuatan politis sebelumnya (ex dikalahkannya angkatan perang Kubilai Khan)
3.) Derajat hegemonitas agama di Indonesia, Islam tidak hanya ikatan biasa tapi merupakan simbol kelompok melawan pengganggu asing pemeluk agama yang berbeda (kolonial)
Sistem pendidikan bangsa Indonesia mulai mengalami kemajuan dari adanya pergerakan nasional. Kemajuan pesat dapat ditandai dengan :
a.) Jumlah sekolah rendah meningkat (setara SD) yakni dari tahun 1900 berjumlah 125.444 orang menjadi 1.513.088 di tahun 1928.
b.) Sekolah berorientasi Barat diciptakan baik untuk Cina maupun Indonesia
c.) Secara vertikal dengan didirikannya MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) dan AMS.
Tanggapan kaum Marxis pada saat itu :
- Motivasi dan kepentingan ekonomi turut menyertai Politik Etis
- Menurut kaum Marxis :
1. Seluruh kebijakan sebagai suatu muslihat kapitalis-kapitalis dan
2. Apa saja yang diusulkan dan dijalankan pemerintah Belanda adalah untuk kepentingan keuangan dan kapitalis negeri Belanda.
Namun demikian, kepentingan ekonomi ini dapat dipahami mengingat pada akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20 merupakan periode tumbuh pesatnya perkebunan swasta dan perusahaan lain baik di Jawa maupun luar Jawa. Harus ditunjang oleh :
- Sistem Administrasi
- Sistem Produksi
- Manajemen Modern, dan
- Birokrasi (Pemerintah yang bersifat legal rasional, yang membutuhkan tenaga ahli)
Faktor pendukung nasionalisme
1.) Kejayaan masa lalu (Sriwijaya dan Majapahit), ingat pidato-pidato Bung Karno
2.) Kesadaran akan kekuatan politis sebelumnya (ex dikalahkannya angkatan perang Kubilai Khan)
3.) Derajat hegemonitas agama di Indonesia, Islam tidak hanya ikatan biasa tapi merupakan simbol kelompok melawan pengganggu asing pemeluk agama yang berbeda (kolonial)
Sistem pendidikan bangsa Indonesia mulai mengalami kemajuan dari adanya pergerakan nasional. Kemajuan pesat dapat ditandai dengan :
a.) Jumlah sekolah rendah meningkat (setara SD) yakni dari tahun 1900 berjumlah 125.444 orang menjadi 1.513.088 di tahun 1928.
b.) Sekolah berorientasi Barat diciptakan baik untuk Cina maupun Indonesia
c.) Secara vertikal dengan didirikannya MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) dan AMS.
Tanggapan kaum Marxis pada saat itu :
- Motivasi dan kepentingan ekonomi turut menyertai Politik Etis
- Menurut kaum Marxis :
1. Seluruh kebijakan sebagai suatu muslihat kapitalis-kapitalis dan
2. Apa saja yang diusulkan dan dijalankan pemerintah Belanda adalah untuk kepentingan keuangan dan kapitalis negeri Belanda.
Namun demikian, kepentingan ekonomi ini dapat dipahami mengingat pada akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20 merupakan periode tumbuh pesatnya perkebunan swasta dan perusahaan lain baik di Jawa maupun luar Jawa. Harus ditunjang oleh :
- Sistem Administrasi
- Sistem Produksi
- Manajemen Modern, dan
- Birokrasi (Pemerintah yang bersifat legal rasional, yang membutuhkan tenaga ahli)
Sistem Pendidikan Kolonial
secara umum, penyelenggaraan pendidikan kolonial berorientasi pada prinsip :
1.) Garis warna (color line)
2.) Diskriminatif
3.) Segregatif dan
4.) Non-akulturatif
Penyelenggaraan pendidikan dibedakan menurut :
- Pembagian golongan masyarakat kolonial (Eropa, Timur Asing dan Pribumi)
- Pembagian atas golongan sosial (Elite dan rakyat kebanyakan)
Dipertegas dengan penggunaan bahasa pengantar :
1.) Bahasa Belanda untuk Eropa dan Elite
2.) Bahasa daerah untuk pendidikan rakyat kebanyakan
3.) Vastenhouw : sistem pendidikan dualistis)






harakanan3 dan 2 lainnya memberi reputasi
-3
346
7
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan