Penolakan Israel Dianggap Barter Politik Untuk Jadi Capres PDIP, Begini Posisi Ganjar Sebenarnya
 
- Sabtu, 22 April 2023 | 14:27 WIB 


Ganjar Pranomo Resmi Capres Diusung PDIP Pilpres 2024. Namun banyak yang menyebut kalau tiket Capres didapat adalah barter politik usai menolak Israel.
 

JAKARTA, VICTORYNEWS - PDI Perjuangan baru saja menunjuk Ganjar Pranowo jadi Calon Presiden (Capres) dalam perhelatan Pemilu 2024 mendatang.
Penunjukkan Ganjar Pranowo ini memang sudah diprediksi banyak pengamat mengingat Ganjar Pranowo memiliki elektabilitas tertinggi dalam survey beberapa bulan terakhir dibanding Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Namun begitu, elektabilitasnya mulai tergerus sebulan terakhir usai dirinya melakukan penolakan terhadap kedatangan Israel dalam turnamen Piala Dunia U 20 yang berimbas pembatalan Indonesia jadi tuan rumah.

Spekulasi pun muncul. Banyak pihak pun menghubungkan antara penolakan Israel dengan penunjukkan Ganjar Pranowo sebagai Capres dengan menyebut kalau tiket Ganjar untuk Pilpres adalah barter politik.
Namun spekulasi tersebut dibantah oleh Politisi PDI Perjuangan, Adian Napitupulu.

Menurutnya, tidak ada barter politik dalam pemilihan Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden. Hal ini dikarenakan Ganjar telah melewati banyak ujian politik mulai dari DPR RI hingga jadi Gubernur di Jawa Tengah.
"Ini menunjukkan bahwa dia loyal terhadap Partai dan Partai kemudian melihat itu sebagai sebuah prestasi. Nah apakah sikap Ganjar itu merupakan barter politik gitu Ya enggaklah karena Ganjar itu bawa ideologi dan sikap kita sebagai kader partai yang sama dalam konteks kemarin tidak ada yang berbeda. Kalau bilang itu diperintahkan, tidak diperintahkan sikap kita kan begitu," katanya sebagaimana dilansir victorynews.id dari video yang diunggah kanal Youtube Metro TV, Sabtu 22 April 2023 sore.
Soal penurunan elektabilitas Ganjar dalam survey, Adian mengatakan bahwa hal itu tidak perlu dipikirkan mengingat penurunan itu terjadi akibat emosi semata.
"Itu sudah clear dan fenomenanya adalah karena pada saat penurunan suara itu karena faktor emosional jadi momentum yang dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok lain yang kemudian coba mengambil keuntungan politik dari situ," tambahnya. ***

https://www.victorynews.id/nasional/...jar-sebenarnya