Jakarta, CNN Indonesia -- TikToker asal Lampung, Bima Yudho Saputro angkat suara soal penggunaan kata 'janda' yang menyinggung Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.
Bima menerangkan video itu berawal bermula saat Gubernur Jawa Tengah melakukan wawancara media terkait batalnya Piala Dunia U-20.
Video wawancara itu kemudian di-stitch oleh Bima dan kemudian diunggah ke akun TikToknya miliknya dengan ditambahkan narasi menggunakan kata 'janda'.
"Sebenarnya gue enggak bermaksud merendahkan, gue cuma mengganti sebutan itu dengan sebutan janda. Mungkin kurang appropriate, gue minta maaf kalau emang kata-kata gue salah, pilihan kata kurang tepat, gue minta maaf," kata Bima dalam wawancara dengan CNNIndonesia TV, Senin (24/4).
Bima turut menyampaikan alasannya menggunakan kata-kata 'janda' itu karena dirinya bekerja di bidang media sosial. Menurutnya, hal itu perlu digunakan kata-kata yang bisa mengundang perhatian banyak orang.
"Gue menggunakan konotasi itu karena memang saya bekerja di bidang social media, saya tahu bagaimana menggaet audiens di Indonesia untuk mendapat viewers yang lebih banyak dan pesan saya masuk ke audien," ucap dia.
Bima juga menyebut video yang menggunakan kata 'janda' itu adalah video lama. Bahkan, sudah ada sebelum dirinya menjadi viral usai mengkritik soal pembangunan di Lampung.
"Ini mungkin karena 2024 tahun politik, makin digoreng. Itu digoreng lagi seolah-olah video baru," ujarnya.
Politikus PDIP Hendawan Supratikno sebelumnya sempat merespons video TikTok Bima yang diduga menyinggung Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai janda. Menurutnya, Bima sedang menderita sindrom popularitas.
Hendrawan menyebut pihaknya tak menutup diri untuk anak-anak muda kritis seperti Bima, tapi mengimbau agar membekali diri dengan pengetahuan yang substantif.
"Anak-anak muda yang terkena sindrom popularitas harus lebih memperkaya diri dengan pengetahuan yang substantif. Bila tidak, instrumen komunikasi yang viral dijejali aneka tontonan yang dangkal dan tuna etika," ujar Hendrawan kepada CNNIndonesia.com, Minggu (23/4).
Hendrawan turut mengklaim mendukung sikap kritis anak muda, termasuk Bima, apabila berlandaskan pengetahuan dan adab.
"Kita dukung anak-anak muda yang kritis dan kreatif. Namun, kekritisan dan kreativitas tersebut hendaknya dilandasi pemahaman ilmiah dan kearifan kultural yang memadai. Bila tidak, kita menonton kekonyolan yang menggelikan," kata dia.
(dis/ain)
https://www.cnnindonesia.com/nasiona...gue-minta-maaf
Ya kurang aja tata kramanya.. Walau mmg sudah tidak bersuami jg ya.. Tapi ya gmn agak kurang enak aja kedengerannya.. Sama kyk kamu punya nenek dan kakekmu udah meninggal... Terus nenekmu d panggil woii janda sama anak orang... Rasa2nya kurang ajar aja... Tapi y gw bodo amat aja... Namanya jg lagi d atas angin suka2 elu lah..