- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tangani KKB Papua, Indonesia Harus Belajar dari Pengalaman Aceh dan Filipina


TS
mabdulkarim
Tangani KKB Papua, Indonesia Harus Belajar dari Pengalaman Aceh dan Filipina

Sabtu, 22 April 2023 18:59
Editor: Agustinus Sape
zoom-inlihat fotoTangani KKB Papua, Pemerintah Indonesia Harus Belajar dari Pengalaman Aceh dan Filipina
TPNPB
Pilot Selandia Baru yang tertawan Philip Mehrtens (bertopi penuh). . . disandera oleh KKB Papua sejak Februari. Pemerintah Indonesia melalui TNI terus berupaya melakukan pembebasan, tetapi hingga kini belum berhasil.
POS-KUPANG.COM - Seorang peneliti hak asasi manusia Indonesia mengkritik kegagalan pemerintahnya untuk bernegosiasi dengan pemberontak Papua Barat, dengan mengatakan bahwa pejabat keamanan harus belajar dari pakta perdamaian Aceh tahun 2005.
Kepala Bidang Penelitian dan Pengerahan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan atau Kontras, Rozy Brilian, mengatakan pemerintah Indonesia selalu menolak untuk berdialog dengan pejuang pro kemerdekaan Papua.
Pesan itu ia sampaikan dalam diskusi publik virtual berjudul “Gagal Mengatasi Akar Konflik dan Menutup Jendela Ilusi Pembangunan” Jumat lalu—hanya dua hari sebelum beberapa tentara Indonesia diyakini tewas dalam bentrokan dengan Papua Barat. Tentara Pembebasan Nasional (TPNPB) memberontak di dataran tinggi Papua.
Tentara Indonesia sedang mencari sandera pilot Selandia Baru Philip Mehrtens yang telah disekap sejak awal Februari.
“Pemerintah selalu menolak untuk berdialog dengan kelompok bersenjata yang oleh pemerintah disebut sebagai KKB (kelompok kriminal bersenjata) meskipun dorongan untuk berdialog sering didorong oleh berbagai pihak,” kata Brilian.
Padahal, menurut Brilian, model dialog dengan kelompok bersenjata telah berhasil ditempuh pemerintah Indonesia di masa lalu.
Pembicaraan damai Aceh
Brilian mencontohkan pembicaraan damai Aceh yang dilakukan pada era mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Dialog ini kemudian diakhiri dengan negosiasi yang menghasilkan Memorandum of Understanding (MoU), atau kesepakatan, antara pemerintah Indonesia dengan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di Helsinki,” ujar Brilian.
Pakta itu membawa perdamaian setelah tiga dekade peperangan.
Menurut Brilian, pemerintah saat ini harus belajar dari pengalaman sebelumnya berdialog dengan kelompok bersenjata.
Selain itu, kata Brilian, Indonesia juga bisa belajar dari Filipina yang berhasil “menjinakkan” kelompok bersenjata kemerdekaan melalui dialog.
“Belajar dari pengalaman lain di kawasan Asia Tenggara, dialog antara pemerintah dan kelompok bersenjata pro kemerdekaan pernah dilakukan pemerintah Filipina dengan kelompok Front Pembebasan Islam Moro yang pro kemerdekaan,” ujarnya.
(asiapacificreport.nz)
https://kupang.tribunnews.com/2023/0...-dan-filipina.
Gimana mau dialog kalau kelompok KKB aja saling bunuh-bunuhan..
dan tuntutannya soal kemerdekaan sementara sudah dikasih Otsus...






torajanx23 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.1K
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan