Kaskus

Entertainment

maiqueendaAvatar border
TS
maiqueenda
MEMAHAMI MOBIL DAN MOTOR LISTRIK SECARA BAIK
MEMAHAMI MOBIL DAN MOTOR LISTRIK SECARA BAIK


Era kendaraan listrik. Mulai muncul sepeda listrik, motor listrik, kereta listrik, dan terbaru mobil listrik. Beberapa negara di dunia sudah mengoptimalkan penggunaan mobil listrik ini. 


Bukan tidak mungkin ke depan ada pesawat terbang listrik maupun kapal laut listrik. Itu semua hanya soal kecanggihan teknologi saja.

Indonesia tidak mau kalah menyoal penggunaan kendaraan –khususnya mobil dan motor—listrik ini. Targetnya: tahun 2030 sebanyak 15 juta atau 80 persen kendaran listrik sudah ‘mengaspal’ di Indonesia. Dan itu mulai digalakkan dari tahun 2022

Bisa dibayangkan jika penggunaan mobil dan motor listrik tersebut terealisasi di Indonesia? 

Mungkin kita tidak bakal lagi menutup hidung gara-gara polusi debu asap mobil atau motor. Kita tidak lagi gerutu karena suara bising knalpot kendaraan. Yang lebih asyik, tidak lagi terbatas dalam pengisian bahan bakar minyak (BBM) sebab tinggal chargesaja. Tak ada lagi lelah antri di SPBU.

Keren juga jika penggunaan mobil atau motor iistrik yang dicanangkan pemerintah Indonesia terlaksana tanpa hambatan. Masyarakat dapat hidup sehat tanpa tercemar polusi emisi CO2. Nyaman dan tenang di jalan. Plus efektif mengisi bahan bakar. Indonesia bersih lingkungan.

Ya bila dipikir-pikir, mobil dan motor listrik ini lebih praktis ketimbang kendaraan yang ada sekarang yang masih memakai BBM. Paling mudah soal praktis urusan bahan bakarnya. Tidak perlu lagi cemas ada kelangkaan BBM atau kenaikan harga BBM. Tidak perlu ‘teriak-teriak’ lagi protes kalau sulit mengisi BBM untuk kendaraan.

Jadi beralih ke penggunaan mobil dan motor listrik ini sebenarnya ajakan untuk memanfaatkan kendaraan yang lebih praktis. Dan tentu membuat lingkungan sehat.

Penggunaan mobil dan motor listrik ini sepertinya juga berpotensi membuka lapangan kerja yang luas di Indonesia. Bisa bayangkan kalau Indonesia punya pabrikan sendiri mobil dan motor listrik? Berapa banyak bakal dibutuhkan tenaga kerja. Berapa besar penerimaan negara sebab kendaraan listrik makin populer dan diminati.

Lalu pemerintah Indonesia berencana ingin mensubsidi mobil dan motor listrik. Subsidi mobil listrik rencananya mencapai Rp 80 juta. Untuk motor listrik direncanakan disubsidi Rp 8 juta.

Sah-saja sih kalau memang kajian pemerintah nyatanya keuangan negara Indonesia aman dan kuat. Itu baru rencana saja. Baru dipikirkan oleh pemerintah Indonesia. Baru gagasan.

Belum ketuk palu. Belum ada kata akhir ditetapkan. Belum diresmikan. Masih direncanakan. Rencana itu dapat terwujud, tapi bisa juga tidak. 

Rencana itu tergantung kesanggupan. Jika bisa terlaksana karena merasa mampu, ya silahkan saja. Namun kalau merasa kewalahan, rencana ditunda pun tidak ada masalah. Jadi rencana jangan langsung ‘divonis’ sudah diputuskan. 

Lagi pula bila rencana subsidi mobil dan motor listrik terwujud itu kan untuk mengajak konsumen berkendaraan lebih praktis. Dapat tenang dan nyaman di jalan. Bisa menghirup udara segar.

Kalau sebagian negara lain ternyata sudah ada yang mengimplementasikan subsidi kendaraan listriknya. Sebut saja Cina, Jerman, India, Thailand, dan Korea Selatan.

Nah begini, mari berandai-andai sebab baru rencana. Kalau nanti keuangan negara aman dan insentif mobil maupun motor listrik terwujud, kiranya juga bukan masalah baru menciptakan kemacetan. Tidak juga penyebab jumlah kendaraan semakin menumpuk di jalan.

Sekali lagi: ini baru andai-andai. Dapat saja insentif, misalnya mobil listrik ternyata diberikan untuk alat transportasi umum (publik) seperti angkutan kota, bus, maupun taksi listrik. Jadi kalau kendaraan listrik baru subsidi akan diberikan ke angkutan umum.

Nah, subsidi kendaraan pribadi sebaiknya diberikan kepada pemilik kendaraan pribadi ber-BBM yang ingin beralih (konversi) dari BBM ke listrik. Jadi semakin jelas kan, insentif kendaraan listrik hanya untuk angkutan transportasi massal. Kendaraan listrik untuk kendaraan pribadi sebaiknya tidak perlu diberi subsidi dengan demikian, tujuan mengurangi kemacetan bisa lebih dapat tercapai.  

Logikanya: kendaraan pribadi ber-BBM yang ada sekarang tetap jumlahnya sebab tidak ada insentif untuk beralih membeli jenis listrik. Angkutan transportasi publik pun tidak bertambah karena yang sebelumnya ber-BBM hanya berganti listrik. Mudah kandipahami andai-andainya? 

Bisa saja kanbegitu? Karena semua masih rencana pemerintah memberikan insentif kendaraan listrik. Berarti bisa banyak bentuk realisasi insentif. Atau mungkin dapat juga gagal karena faktor keuangan negara yang tidak ‘kuat’.

Jadi pembahasan mobil dan motor listrik di Indonesia kiranya bukan persoalan besar. Malah dirasa ada dampak positif dibawa untuk masyarakat umum dan pengguna kendaraan. Seputar isu lain masih level rencana. Dapat berubah sewaktu-waktu. Jangan buru-buru curiga dulu.***




afrahnajwaAvatar border
danQeAvatar border
ilanzaAvatar border
ilanza dan 2 lainnya memberi reputasi
1
1.3K
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan