Sumber Gambar

Ada banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan selama bulan Ramadhan yang suci ini. Mulai dari beribadah hingga berbuat kebaikan terhadap sesama. Semua itu persis seperti yang diajarkan dalam agama. Namun kadang ada saja orang-orang yang bukannya melakukan kebaikan, malah melakukan kegiatan negatif.

Salah satunya adalah dengan perang sarung. Mungkin dulu ini hanya sekedar mainan anak-anak ketika usai salat tarawih, menjelang sahur hingga usai salat subuh. Tapi kini, perang sarung mulai berbahaya dan memakan korban. Apalagi saat ini bukan soal permainan semata, perang sarung jadi ajang untuk sol jago. Senjata tajam pun ikut dimasukkan ke dalam permainan ini.

Seperti yang terjadi di Tegal. Seorang remaja dengan inisial TS (btw bukan TS yang nulis thread ini ya) harus tewas usai bermain perang sarung. Hal itu akibat luka bacokan di punggungnya yang cukup parah akibat senjata tajam yang dilibatkan dalam perang sarung. Siswa yang masih duduk di bangku SMP ini akhirnya harus mati konyol di bulan Ramadhan yang suci ini.


Sumber Gambar

Hal ini membuat Kepolisian akhirnya bergerak. Sekitar 12 remaja lainnya ditangkap. Akan tetap kabarnya, ada satu orang yang bertanggung jawab atas kejadian ini. Satu pelaku utama yang sudah lebih dulu kabur. Kini dirinya masih dalam pengejaran Polres Tegal. Mirisnya lagi, rata-rata pelaku yang digeladang ke Polres Tegal masih berstatus pelajar.

Kejadian ini sendiri terjadi pada pukul 22:00 WIB. Polres Tegal bersama Disdikbud pun memberikan instruksi kepada para semua orang tua untuk kembali mengawasi anak-anak mereka. Perang sarung lebih baik dilarang saja, karena makin ke sini tradisi bulan Ramadhan ini makin berbahaya dan keluar dari konteks awal yang hanya sebatas sarung saja.

Walau sebenarnya hanya dengan sarung saja sudah cukup untuk membuat anak-anak cedera apabila memukulnya menggunakan tenaga. Sebagai orang tua pasti kita tak mau anak kita cedera sedikit pun, luka sedikit pun meski hanya lecet saja. Kita pasti mau anak kita baik-baik saja, maka cara teramannya adalah melarangnya ikut perang sarung.


Sumber Gambar

Sudah dua orang meninggal yang TS tahu. Setelah sebelumnya terjadi di Palmerah, Jakarta Barat. Lalu di Surabaya, meski tidak sampai meninggal tapi luka-luka yang dihasilkan cukup parah. Merugikan diri sendiri dan menyusahkan banyak orang. Pikir-pikir lagi sebelum bertindak bodoh.

Perang sarung sudah berubah jadi permaianan biasa kini jadi tawuran. Atau bisa disebut, tawuran berkedok perang sarung. Tradisi ini akhirnya jadi kedok untuk menyamarkan aksi tawuran masyarakat. Semoga tidak terjadi lagi.



Di daerah kalian apakah masih ada perang sarung seperti ini?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi