- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Persadha Nusantara: Surat Koster Tolak Timnas U-20 Israel Tak Wakili Rakyat Bali


TS
dragonroar
Persadha Nusantara: Surat Koster Tolak Timnas U-20 Israel Tak Wakili Rakyat Bali
Persadha Nusantara: Surat Koster Tolak Timnas U-20 Israel Tak Wakili Rakyat Bali
1 April 2023 11:52

Sepeda motor melintas di dekat papan promosi Piala Dunia U-20 Indonesia 2023 di kawasan Kantor Kemenpora, Jakarta, Kamis (30/3/2023). Foto: Aprillio Akbar/Antara Foto
Surat Gubernur I Wayan Koster yang menolak kedatangan Timnas Israel untuk bertanding dalam ajang Piala Dunia U-20 di Indonesia dinilai bukan mewakili aspirasi rakyat Bali.
Keputusan tersebut dinilai memiliki unsur pribadi dan tidak sepenuhnya didukung oleh seluruh masyarakat setempat. Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Persadha Nusantara, Gede Suardana, dalam keterangan tertulisnya pada Kamis (30/3).
Tokoh di Bali dan pengurus organisasi pemuda Hindu itu meluruskan, keputusan Koster menolak kedatangan Timnas Israel U-20 ke Indonesia tidak sepenuhnya didukung oleh masyarakat Bali secara keseluruhan.
“Gubernur Koster yang menolak tim sepakbola U-20 Israel bermain di Bali dalam ajang Piala Dunia U-20 sikap pribadi, bukan atas nama rakyat Bali,” ujar Suardana.
Menurut Suardana, sebagian besar masyarakat Bali terkejut atas surat penolakan kedatangan Timnas U-20 Israel yang dikirimkan Koster kepada Menteri Pemuda dan Olahraga beberapa waktu lalu.

Waketum Persadha Nusantara Gede Suardana. Foto: Dok. Istimewa
Rakyat Bali, menurut Suardana, malah kecewa lantaran pertandingan Piala Dunia U-20 batal digelar di Tanah Air — yang mana Bali menjadi salah satu lokasi pagelaran pertandingan ajang sepakbola internasional ini.
“Tidak ada aspirasi penolakan dari Bali sebelum keputusan itu diambil. Kami tidak merasa terwakili atas penolakannya tersebut. Justru Bali sangat menantikan pertandingan Piala Dunia U-20 di stadion kebanggaan,” ungkap Suardana.
Selain itu, Suardana juga menyesali sikap terburu-buru Koster yang mengakibatkan FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun ini. Padahal, momentum ini merupakan pertama kalinya Indonesia mendapatkan giliran untuk menggelar pertandingan bergengsi tersebut.
“Sikap gubernur telah menyebabkan FIFA memutuskan membatalkan Piala Dunia U-20 di Bali sebagai balasan atas sikap gubernur. Sangat disayangkan ia telah mengambil langkah grasa-grusu,” kritik Suardana.

Gubernur Bali Wayan Koster. Foto: Pemprov Bali
Suardana juga memandang sikap Koster terhadap Israel tidak konsisten. Sebab di satu sisi, Koster disebut menerima kehadiran delegasi parlemen Israel dalam Forum Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 yang digelar di Bali pada Maret 2022 lalu. Namun di sisi lain, Koster justru menolak kehadiran Timnas U-20 Israel di Indonesia.
“Sekarang tiba-tiba menolak tim U-20 Israel. Terlihat tidak ada konsistensi sikap dari gubernur,” kata Suardana. Hal ini, menurut dia, menunjukkan kebijakan Koster terhadap kebijakan luar negeri yang seharusnya merupakan kewenangan pemerintah pusat, bukan daerah.
Koster juga dikritik telah mencampuradukkan urusan politik dengan olahraga sepakbola yang seharusnya membawa pesan damai dan sportivitas.
“Gubernur semestinya berhati-hati mengambil sikap. Sebagai kepala daerah ia semestinya cukup mengikuti sikap pemerintah pusat,” tutup Suardana.
https://kumparan.com/kumparannews/pe...7ts2hq0Oa/full
Tak wakili rakyat tp wakili partai
1 April 2023 11:52

Sepeda motor melintas di dekat papan promosi Piala Dunia U-20 Indonesia 2023 di kawasan Kantor Kemenpora, Jakarta, Kamis (30/3/2023). Foto: Aprillio Akbar/Antara Foto
Surat Gubernur I Wayan Koster yang menolak kedatangan Timnas Israel untuk bertanding dalam ajang Piala Dunia U-20 di Indonesia dinilai bukan mewakili aspirasi rakyat Bali.
Keputusan tersebut dinilai memiliki unsur pribadi dan tidak sepenuhnya didukung oleh seluruh masyarakat setempat. Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Persadha Nusantara, Gede Suardana, dalam keterangan tertulisnya pada Kamis (30/3).
Tokoh di Bali dan pengurus organisasi pemuda Hindu itu meluruskan, keputusan Koster menolak kedatangan Timnas Israel U-20 ke Indonesia tidak sepenuhnya didukung oleh masyarakat Bali secara keseluruhan.
“Gubernur Koster yang menolak tim sepakbola U-20 Israel bermain di Bali dalam ajang Piala Dunia U-20 sikap pribadi, bukan atas nama rakyat Bali,” ujar Suardana.
Menurut Suardana, sebagian besar masyarakat Bali terkejut atas surat penolakan kedatangan Timnas U-20 Israel yang dikirimkan Koster kepada Menteri Pemuda dan Olahraga beberapa waktu lalu.

Waketum Persadha Nusantara Gede Suardana. Foto: Dok. Istimewa
Rakyat Bali, menurut Suardana, malah kecewa lantaran pertandingan Piala Dunia U-20 batal digelar di Tanah Air — yang mana Bali menjadi salah satu lokasi pagelaran pertandingan ajang sepakbola internasional ini.
“Tidak ada aspirasi penolakan dari Bali sebelum keputusan itu diambil. Kami tidak merasa terwakili atas penolakannya tersebut. Justru Bali sangat menantikan pertandingan Piala Dunia U-20 di stadion kebanggaan,” ungkap Suardana.
Selain itu, Suardana juga menyesali sikap terburu-buru Koster yang mengakibatkan FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun ini. Padahal, momentum ini merupakan pertama kalinya Indonesia mendapatkan giliran untuk menggelar pertandingan bergengsi tersebut.
“Sikap gubernur telah menyebabkan FIFA memutuskan membatalkan Piala Dunia U-20 di Bali sebagai balasan atas sikap gubernur. Sangat disayangkan ia telah mengambil langkah grasa-grusu,” kritik Suardana.

Gubernur Bali Wayan Koster. Foto: Pemprov Bali
Suardana juga memandang sikap Koster terhadap Israel tidak konsisten. Sebab di satu sisi, Koster disebut menerima kehadiran delegasi parlemen Israel dalam Forum Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 yang digelar di Bali pada Maret 2022 lalu. Namun di sisi lain, Koster justru menolak kehadiran Timnas U-20 Israel di Indonesia.
“Sekarang tiba-tiba menolak tim U-20 Israel. Terlihat tidak ada konsistensi sikap dari gubernur,” kata Suardana. Hal ini, menurut dia, menunjukkan kebijakan Koster terhadap kebijakan luar negeri yang seharusnya merupakan kewenangan pemerintah pusat, bukan daerah.
Koster juga dikritik telah mencampuradukkan urusan politik dengan olahraga sepakbola yang seharusnya membawa pesan damai dan sportivitas.
“Gubernur semestinya berhati-hati mengambil sikap. Sebagai kepala daerah ia semestinya cukup mengikuti sikap pemerintah pusat,” tutup Suardana.
https://kumparan.com/kumparannews/pe...7ts2hq0Oa/full
Tak wakili rakyat tp wakili partai






galuhsuda dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.2K
29


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan