- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Media Selandia Baru: Pasukan RI Serbu OPM Penculik Pilot Susi Air CNN Indonesia
TS
mabdulkarim
Media Selandia Baru: Pasukan RI Serbu OPM Penculik Pilot Susi Air CNN Indonesia
Media Selandia Baru: Pasukan RI Serbu OPM Penculik Pilot Susi Air

CNN Indonesia
Selasa, 28 Mar 2023 16:00 WIB
Bagikan :
Pilot Susi Air Philip Mehrtens sudah 50 hari disandera OPM di Papua. (Arsip Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Media Selandia Baru melaporkan pasukan gabungan TNI dan Polri melakukan serangan ke basis-basis Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Medeka (TPNPB-OPM) penculik pilot Susi Air, Philip Mehrtens.
Media Radio New Zealand (RNZ), melaporkan pasukan dari Indonesia melancarkan operasi pembebasan pada Kamis (23/3) di Nduga pukul 01.00 waktu setempat.
Serangan itu juga menyulut serangan balik dari grup separatis Papua tersebut dan menimbulkan korban jiwa yang dikonfirmasi oleh kedua belah pihak.
TPNPB-OPM mengonfirmasi mengenai kabar serangan tersebut melalui pernyataan yang dirilis Minggu (26/3). Mereka menegaskan operasi yang dilakukan pasukan RI tersebut melanggar permintaan dari pemerintah Selandia Baru yaitu upaya pembebasan Mehrtens secara damai tanpa kekerasan.
OPM juga mengakui satu orang anggota mereka tewas dalam kontak senjata dengan pasukan RI, seperti dilansir dari RNZ. Namun, mereka mengklaim berhasil menembak pasukan musuh dan menyebut satu tentara TNI tewas serta satu lagi dari personel Polri yang tewas.
Sejauh ini belum jelas posisi Mehrtens terkait kabar penyerbuan pasukan TNI-Polri ke basis OPM. Kemungkinan pria yang sudah disandera selama 50 hari itu masih disembunyikan di tengah-tengah hutan Papua.
Human Right Watch Indonesia (HRW) juga telah menghimpun pernyataan bersama dari perwakilan politik dan milisi gerakan separatis Papua tersebut terkait serangan oleh TNI-Polri.
"Saya sudah memverifikasi pernyataan dengan mengecek laporan dari kepolisian Indonesia dan orang-orang Papua Indonesia," demikian pernyataan Peneliti HRW Pasifik, Andreas Harsono, kepada RNZ.
Ia juga mengungkapkan telah terjadi sejumlah kontak senjata antara pasukan RI dengan TPNPB-OPM. Bentrok itu berlangsung di wilayah tengah dan dataran tinggi Papua sejak pekan lalu.
"Terkonfirmasi bahwa bentrok itu diawali dari serangan ke markas TPNPB yang saya duga berada di tengah hutan pada 23 Maret jam 01.00," tutur Andreas.
Belum ada keterangan lebih lanjut dari TNI dan Polri terkait kabar penyerangan ini. CNNIndonesia.com masih mencoba meminta konfirmasi dari otoritas keamanan di Papua.
(bac)
https://www.cnnindonesia.com/interna...ilot-susi-air.
RNZ lebih condong mendukung seperatisme Papua dan mempermasalahkan isu HAM Papua terus termasuk sumber untuk ini dari pihak HAM
TPNPB-OPM Klaim Miliki Tenaga Kesehatan untuk Menjaga Pilot Susi Air, Benarkah?
[img]https://cdn-2.tstatic.net/papua/foto/bank/images/24022023-sebby_sambom.jpg[/img[
ILUSTRASI - Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom menyatakan, pihaknya siap bernegosiasi soal pembebasan Kapten Philips. Akan tetapi, dia menegaskan, pihaknya juga siap berhadapan dengan TNI-Polri bila negosiasi berakhir dengan jalan buntu.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Sebulan lebih sudah pilot Susi Air Captain Philip Mark Mehrtens disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
Egianus Kogoya dan kelompoknya hingga kini belum diketahui keberadaannya oleh aparat gabungan TNI-Polri.
Upaya pembebasan terhadap pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut masih terus diupayakan oleh TNI-Polri.
Lantas, bagaimana kondisi kesehatan dari sang pilot tersebut?
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom mengatakan, kondisi kesehatan sang pilot pun hingga kini masih sehat.
"Masih sehat dan baik-baik saja," kata Sebby kepada Tribun-Papua.com, Senin (27/3/2023) melalui sambungan telepon selularnya.
Sebby pun mengklaim bahwa pihaknya memiliki mantri-matri yang siap memberikan pelayanan kesehatan kepada sang pilot apabila kondisi kesehatannya menurun.
Lenis Kogoya Siap Turun Tangan
Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua Lenis Kogoya mengimbau pemimpin Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua Egianus Kogoya untuk menghentikan aksi kekerasan dan pembunuhan di Papua.
Hal ini disampaikan Lenis Kogoya saat merespons kasus penyanderaan pilot Susi Air Phillip Mark Mehrtens di Papua yang melibatkan kelompok Egianus Kogoya.
"Lebih baik Egianus dan masyarakat Papua tidak usah bunuh-bunuhan, mari kita bangun karena sudah dikasih provinsi. Dari satu provinsi, dua provinsi, sekarang 6 provinsi, ngapain kita berantem bunuh-bunuh orang terus?" kata Lenis di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (27/3/2023).
Baca juga: Disandera 49 Hari, Begini Kondisi Terkini Pilot Susi Air bersama KKB di Hutan Papua
Menurut Lenis, ia memiliki visi yang sama dengan kelompok Egianus, yakni mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat Papua.
Bedanya, kata Lenis, kelompok Egianus ingin memerdekakan Papua dengan melepaskan diri dari Indonesia. Sedangkan ia ingin memerdekakan Papua lewat jalan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Menurut Lenis, keinginan Egianus Kogoya sebetulnya sudah terjawab dengan pemekaran wilayah yang dilakukan oleh pemerintah pusat.
Untuk itu, ia berjanji akan menggunakan pendekatan hati agar kelompok Egianus tidak lagi melakukan kekerasan, termasuk dalam kasus penyanderaan pilot Susi Air.
"Pendekatan ini ada beberapa konsep. Konsep pertama, kami lembaga adat harus turun tangan, kami marga Kogoya turun tangan supaya kami ajak janganlah pembunuhan, enggak baik," kata Lenis.
Ia pun menegaskan bahwa upaya membebaskan pilot Susi Air dengan angkat senjata mesti dipertimbangkan matang-matang karena ada dampak negatif di samping positifnya.
Diketahui, Philips yang merupakan warga Selandia Baru, disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya setelah pesawat yang dipilotinya dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, pada 7 Februari 2023.
Saat itu, pesawat tersebut mengangkut lima penumpang yang merupakan orang asli Papua (OAP). Sebenarnya, Philips dan kelima OAP sempat melarikan diri ke arah yang berbeda.
Namun, belakangan diketahui bahwa kelima OAP telah kembali ke rumah masing-masing, sedangkan Philips masih disandera.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Kisdiyanto menyebutkan bahwa operasi pembebasan pilot Philips Mark Methrtens akan memakan waktu yang lama.
Oleh karena itu, Kisdiyanto meminta publik agar bersabar. Negosiasi sedang dilakukan pemerintah dan tokoh masyarakat dengan KKB yang menyandera Philips.
“Ya memang kalau negosiasi tidak akan sebentar, pasti butuh waktu yang panjang. Dan kita semua harus sabar, karena ini menyangkut nyawa manusia yang harus kita selamatkan. Meskipun satu orang, itu adalah nyawa manusia,” ujar Kisdiyanto kepada awak media di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor, Rabu (15/3/2023). (*)
https://papua.tribunnews.com/2023/03...rkah?page=all.
Itu mantri beneran mantri KKB atau mantri yang dipaksa buat ngobatin?

CNN Indonesia
Selasa, 28 Mar 2023 16:00 WIB
Bagikan :
Pilot Susi Air Philip Mehrtens sudah 50 hari disandera OPM di Papua. (Arsip Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Media Selandia Baru melaporkan pasukan gabungan TNI dan Polri melakukan serangan ke basis-basis Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Medeka (TPNPB-OPM) penculik pilot Susi Air, Philip Mehrtens.
Media Radio New Zealand (RNZ), melaporkan pasukan dari Indonesia melancarkan operasi pembebasan pada Kamis (23/3) di Nduga pukul 01.00 waktu setempat.
Serangan itu juga menyulut serangan balik dari grup separatis Papua tersebut dan menimbulkan korban jiwa yang dikonfirmasi oleh kedua belah pihak.
TPNPB-OPM mengonfirmasi mengenai kabar serangan tersebut melalui pernyataan yang dirilis Minggu (26/3). Mereka menegaskan operasi yang dilakukan pasukan RI tersebut melanggar permintaan dari pemerintah Selandia Baru yaitu upaya pembebasan Mehrtens secara damai tanpa kekerasan.
OPM juga mengakui satu orang anggota mereka tewas dalam kontak senjata dengan pasukan RI, seperti dilansir dari RNZ. Namun, mereka mengklaim berhasil menembak pasukan musuh dan menyebut satu tentara TNI tewas serta satu lagi dari personel Polri yang tewas.
Sejauh ini belum jelas posisi Mehrtens terkait kabar penyerbuan pasukan TNI-Polri ke basis OPM. Kemungkinan pria yang sudah disandera selama 50 hari itu masih disembunyikan di tengah-tengah hutan Papua.
Human Right Watch Indonesia (HRW) juga telah menghimpun pernyataan bersama dari perwakilan politik dan milisi gerakan separatis Papua tersebut terkait serangan oleh TNI-Polri.
"Saya sudah memverifikasi pernyataan dengan mengecek laporan dari kepolisian Indonesia dan orang-orang Papua Indonesia," demikian pernyataan Peneliti HRW Pasifik, Andreas Harsono, kepada RNZ.
Ia juga mengungkapkan telah terjadi sejumlah kontak senjata antara pasukan RI dengan TPNPB-OPM. Bentrok itu berlangsung di wilayah tengah dan dataran tinggi Papua sejak pekan lalu.
"Terkonfirmasi bahwa bentrok itu diawali dari serangan ke markas TPNPB yang saya duga berada di tengah hutan pada 23 Maret jam 01.00," tutur Andreas.
Belum ada keterangan lebih lanjut dari TNI dan Polri terkait kabar penyerangan ini. CNNIndonesia.com masih mencoba meminta konfirmasi dari otoritas keamanan di Papua.
(bac)
https://www.cnnindonesia.com/interna...ilot-susi-air.
RNZ lebih condong mendukung seperatisme Papua dan mempermasalahkan isu HAM Papua terus termasuk sumber untuk ini dari pihak HAM

TPNPB-OPM Klaim Miliki Tenaga Kesehatan untuk Menjaga Pilot Susi Air, Benarkah?
[img]https://cdn-2.tstatic.net/papua/foto/bank/images/24022023-sebby_sambom.jpg[/img[
ILUSTRASI - Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom menyatakan, pihaknya siap bernegosiasi soal pembebasan Kapten Philips. Akan tetapi, dia menegaskan, pihaknya juga siap berhadapan dengan TNI-Polri bila negosiasi berakhir dengan jalan buntu.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Sebulan lebih sudah pilot Susi Air Captain Philip Mark Mehrtens disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
Egianus Kogoya dan kelompoknya hingga kini belum diketahui keberadaannya oleh aparat gabungan TNI-Polri.
Upaya pembebasan terhadap pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut masih terus diupayakan oleh TNI-Polri.
Lantas, bagaimana kondisi kesehatan dari sang pilot tersebut?
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom mengatakan, kondisi kesehatan sang pilot pun hingga kini masih sehat.
"Masih sehat dan baik-baik saja," kata Sebby kepada Tribun-Papua.com, Senin (27/3/2023) melalui sambungan telepon selularnya.
Sebby pun mengklaim bahwa pihaknya memiliki mantri-matri yang siap memberikan pelayanan kesehatan kepada sang pilot apabila kondisi kesehatannya menurun.
Lenis Kogoya Siap Turun Tangan
Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua Lenis Kogoya mengimbau pemimpin Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua Egianus Kogoya untuk menghentikan aksi kekerasan dan pembunuhan di Papua.
Hal ini disampaikan Lenis Kogoya saat merespons kasus penyanderaan pilot Susi Air Phillip Mark Mehrtens di Papua yang melibatkan kelompok Egianus Kogoya.
"Lebih baik Egianus dan masyarakat Papua tidak usah bunuh-bunuhan, mari kita bangun karena sudah dikasih provinsi. Dari satu provinsi, dua provinsi, sekarang 6 provinsi, ngapain kita berantem bunuh-bunuh orang terus?" kata Lenis di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (27/3/2023).
Baca juga: Disandera 49 Hari, Begini Kondisi Terkini Pilot Susi Air bersama KKB di Hutan Papua
Menurut Lenis, ia memiliki visi yang sama dengan kelompok Egianus, yakni mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat Papua.
Bedanya, kata Lenis, kelompok Egianus ingin memerdekakan Papua dengan melepaskan diri dari Indonesia. Sedangkan ia ingin memerdekakan Papua lewat jalan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Menurut Lenis, keinginan Egianus Kogoya sebetulnya sudah terjawab dengan pemekaran wilayah yang dilakukan oleh pemerintah pusat.
Untuk itu, ia berjanji akan menggunakan pendekatan hati agar kelompok Egianus tidak lagi melakukan kekerasan, termasuk dalam kasus penyanderaan pilot Susi Air.
"Pendekatan ini ada beberapa konsep. Konsep pertama, kami lembaga adat harus turun tangan, kami marga Kogoya turun tangan supaya kami ajak janganlah pembunuhan, enggak baik," kata Lenis.
Ia pun menegaskan bahwa upaya membebaskan pilot Susi Air dengan angkat senjata mesti dipertimbangkan matang-matang karena ada dampak negatif di samping positifnya.
Diketahui, Philips yang merupakan warga Selandia Baru, disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya setelah pesawat yang dipilotinya dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, pada 7 Februari 2023.
Saat itu, pesawat tersebut mengangkut lima penumpang yang merupakan orang asli Papua (OAP). Sebenarnya, Philips dan kelima OAP sempat melarikan diri ke arah yang berbeda.
Namun, belakangan diketahui bahwa kelima OAP telah kembali ke rumah masing-masing, sedangkan Philips masih disandera.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Kisdiyanto menyebutkan bahwa operasi pembebasan pilot Philips Mark Methrtens akan memakan waktu yang lama.
Oleh karena itu, Kisdiyanto meminta publik agar bersabar. Negosiasi sedang dilakukan pemerintah dan tokoh masyarakat dengan KKB yang menyandera Philips.
“Ya memang kalau negosiasi tidak akan sebentar, pasti butuh waktu yang panjang. Dan kita semua harus sabar, karena ini menyangkut nyawa manusia yang harus kita selamatkan. Meskipun satu orang, itu adalah nyawa manusia,” ujar Kisdiyanto kepada awak media di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor, Rabu (15/3/2023). (*)
https://papua.tribunnews.com/2023/03...rkah?page=all.
Itu mantri beneran mantri KKB atau mantri yang dipaksa buat ngobatin?
simsol... memberi reputasi
1
1.4K
21
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan