Save Our Soccer: Penolakan Gubernur Bali Terhadap Israel "Standar Ganda"
Selasa, 21 Maret 2023 | 14:26 wib
Pengamat sepakbola Koordinator Save Our Soccer sekaligus anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), Akmal Marhali (AkuraS E N S O RDimas Ramadhan)

AKURAT.CO, Pengamat sepakbola dari Save Our Soccer, Akmal Marhali, menganggap penolakan Gubernur Bali, I Wayan Koster, terhadap Tim Nasional Israel bermain di Bali pada Piala Dunia U-20 merupakan "standar ganda". Pasalnya, dalam beberapa kesempatan, delegasi Israel pernah datang ke Bali.
"Sekarang gini, kemarin kan ada Inter-Parliamentary Union (IPU) di Nusa Dua, Bali, Israel ikut tuh. Jadi sekarang jangan pakai standar ganda. Giliran sepakbola tidak boleh, tapi yang lain boleh," kata Akmal ketika dihubungi Akurat.co, Selasa (21/3).
"Sekarang penolakan I Wayan Koster, itu kan terkait dengan Permenlu. Nah bagaimana Permenlu ini bisa direkonstruksi ulang. Permenlu ini kan kaitannya, misalnya apakah kemudian Israel tidak boleh mengibarkan bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan, nah ini silakan didiskusikan dengan FIFA."
Gubernur Bali I Wayan Koster telah mengirimkan surat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI dengan tembusan Menteri PMK dan Ketua Umum PSSI tertanggal 14 Maret.
Dalam surat tersebut disebutkan alasan Provinsi Bali menolak Timnas Israel bertanding di Pulau Dewata. Yakni kebijakan politik Israel terhadap Palestina yang tidak sesuai dengan kebijakan Pemerintah Republik Indonesia, serta tidak adanya hubungan diplomatik antara kedua negara. 
Israel dipastikan menjadi satu dari 24 negara yang berhak bermain di Piala Dunia U-20 2023 pada 20 Mei hingga 11 Juni di Indonesia. Mereka lolos dengan predikat runner-up Piala Eropa U-19 2022.
Kelolosan Israel ini menjadi polemik. Sejumlah organisasi masyarakat (ormas) Islam secara lantang menolak kedatangan pasukan Ofir Haim ke Indonesia. PA 212, FPI, dan sejumlah organisasi masyarakat keagamaan bahkan sampai melakukan aksi di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Senin (20/3)
Akmal Marhali menilai tidak adil bila Indonesia menolak keikutsertaan Israel di Piala Dunia U-20 2023. Sebab, Israel mendapatkan hak lolos lewat jalur kualifikasi.
"Enggak adil dong Israel sudah lolos kualifikasi tapi enggak boleh main (di Piala Dunia U-20 2023)," ujar Akmal. 
"Tidak ada alasan (menolak Israel main), ini kan urusannya olahraga. Kalau kita kemudian secara politik tidak mengakui Israel, dalam kaitannya dengan politik, ya itu kebijakan kita. Tapi kan yang ada (masalah) di kita saat ini adalah, Israel tampil sebagai olahragawan."
Menurut Akmal, kehadiran Israel di Piala Dunia U-20 2023 merupakan konsekuensi dari Indonesia yang mengajukan diri sebagai tuan rumah. Sehingga mau tak mau, lanjut dia, Indonesia harus menerimanya selama negara yang lolos tersebut adalah anggota FIFA.

"Ketika kita mencalonkan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, maka konsekuensinya ada potensi Israel dan Palestina bertanding. Permasalahannya, Palestina tidak lolos kualifikasi dan Israel lolos kualifikasi. Coba kalau keduanya lolos ditambah lagi Irak, terus kita akhirnya enggak usah jadi tuan rumah," terang Akmal.
"Sekarang kalau Indonesia mau menjadi tuan rumah Olimpiade, Israel kan ikut juga. Nanti kalau mau jadi tuan rumah piala dunia senior, kalau Israel lolos kualifikasi, kan akan main juga."
Lebih jauh, Akmal mengatakan bahwa kini tinggal bagaimana cara negara bisa merespons tanggapan tanggapan masyarakat dengan baik. 
"Artinya, sekarang ini perlu edukasi. Kalau kita mau menolak, kenapa baru sekarang? Kemarin-kemarin menolak aja, jadi kita menolak jadi tuan rumah piala dunia," ucapnya.
"Atau ketika kita mencalonkan diri jadi tuan rumah piala dunia, kita akan batal kalau Israel lolos."[]

[url]https://akuraS E N S O Rsave-our-soccer-penolakan-gubernur-bali-terhadap-israel-standar-ganda[/url]


ada yg masih "ngebela" Israel walau yg nolak gub bali