https://tangerang.tribunnews.com/202...ya-diacak-acak
Quote:
Putri Gus Dur Ungkap Pengalaman Buruk di Imigrasi Bandara, Disangka TKW dan Kopernya Diacak-acak
Selasa, 21 Maret 2023 10:20 WIB
Lahir di Jombang, Jatim, pada 25 Juni 1973, Alissa merupakan putri sulung Gus Dur.
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Putri Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pernah menerima perlakuan buruk dari petugas Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Pengalaman buruk ini dialami Alissa Wahid sepulang dari Taiwan, beberapa waktu lalu.
Meski berstatus anak Presiden ke-4 RI, Alissa Wahid menjalani prosedur keimigrasian di jalur reguler.
Entah karena apa, petugas Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta menganggap putri sulung Gus Dur ini sebagai tenaga kerja wanita (TKW) yang bekerja di Taiwan.
Alissa menceritakan perlakuan intimidatif petugas Imigrasi lewat tulisan di akun Twitter, Senin (20/3/2023).
Pengalaman buruk itu diungkap Alissa Wahid dalam konteks menimpali berita viral tentang seorang juara lomba di Jepang yang oleh Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta diminta membayar bea masuk Rp 4 juta atas piala yang dibawa pulang.
Secara lebih detail, Alissa Wahid menceritakan pengalaman buruk di ruang Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Saat itu Alissa baru mendarat setelah menempuh penerbangan Taiwan-Jakarta.
Alissa ke Taiwan untuk mengikuti sebuah konferensi internasional. Dia hadir dalam kapasitas sebagai pengelola sebuah lembaga swayada masyarakat (LSM) di Indonesia.
Saat menjejakkan kaki di Bandara Soekarno-Hatta, Alissa Wahid diarahkan ke ruang pemeriksaan.
Lalu, seorang petugas imigrasi banyak bertanya kepada Alissa Wahid.
Menurut Alissa, dirinya disangka tenaga kerja wanita (TKW) lantaran mendarat berbarengan dengan sejumlah TKW.
"Maaf nyamber. Suatu ketika saya pulang dari konferensi di Taiwan. Di Cengkareng, saya diarahkan menuju meja pemeriksaan yg di dalam itu. Mbak petugas nanya: Kamu pulang kerja ya di Taiwan? Berapa lama kerja di sana? Bawa apa aja? Buka kopernya," papar Alissa di Twitter.
Alissa Wahid dituduh membawa benda-benda berharga dari Taiwan lantaran memakai koper berkapasitas besar atau untuk perjalanan 3 hari.
Alissa Wahid lalu menjelaskan bahwa dirinya bekerja di LSM dan ada keperluan ke Taiwan. petugas itu pun dengan muka kecut melepaskannya.
Alissa juga menuliskan dialognya dengan petugas Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta.
Petugas: "sering ya ke luar negeri?"
Saya: "ya. Bisa lihat di paspor, mbak."
Dia buka-buka paspor.
Petugas: "kok sering ke luar. Kerja apa?"
Saya: "LSM"
Petugas menengok, tampangnya agak kecut, lalu kembalikan paspor: "Silakan".
"Saya beberes koper yg udah dia aduk," kata pemilik nama lengkap Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid.
Alissa lumayan kesal dengan pemeriksaan tersebut lantaran kopernya sudah terlanjur diacak-acak.
Kejadian itu membuat Alissa Wahid membuat standar baru untuk melewati pemeriksaan di bandara. Ada kalanya Alissa justru sengaja membaur di antara para pekerja migran Indonesia (PMI) untuk melihat langsung perlakuan petugas Imigrasi Soekarno-Hatta terhadap para TKW.
Alissa Wahid juga mengajak semua pihak membayangkan bagaimana lelahnya para TKW setekah sekian bulan bekerja di luar negeri lalu direcoki petugas Imigrasi saat tiba di negara sendiri.
"Kalau pas landing di Cengkareng bareng mbak-mbak TKI dan saya gak lagi capek, saya suka barengin PMI yg cewek-cewek, just in case. Saya saja yg anytime bisa panggil Paspampres, cukup stres diperlakukan intimidatif gitu. Apalagi mba-mba PMI yang gak pengalaman," beber Alissa.
Dikutip dari Wikipedia, Alissa Wahid adalah seorang psikolog lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Pada 1991 hingga 1996, Alissa aktif menjadi manager dalam sebuah proyek sosial bernama Indonesia Planned Parenthood Association yang berfokus pada pengembangan diri anak muda dan kesehatan reproduksi di Yogyakarta.
Selain menjalankan karier dan aktivitas sosial, Alissa juga sangat aktif dalam beberapa organisasi kebhinekaan. Pada tahun 2010, Alissa didapuk menjadi Koordinator Nasional Jaringan GusDurian Indonesia.
Judul asli dipotong karena kepanjangan.
Kyknya serba salah emang urusan pintu masuk negara.
Dibuka lebar, masuk terlalu banyak orang dan barang asing.
Ditutup, ngerepotin warga.
Supaya masalah ini tidak ada lagi, mungkin seharusnya tidak ada batas negara lagi... Tidak ada lagi ekspor impor, adanya perdagangan antar daerah. Tidak diperlukan lagi paspor dan visa.