CYD/Foto Link Disini

Hari ini tanpa sengaja, saat membagikan link thread kaskus ke salah satu media sosial, aku bertemu lagi dengan akun yang sudah hampir satu tahun lalu. Waktu itu aku masih menulis di platform sebelah yang akhirnya tumbang. Sebuah harapan untuk berbagi kepedihan dalam keindahan pada 'mereka yang membutuhkan' kembali terdengar. 

Memaksa butiran-butiran bening di kelopak mataku melompat membanjiri pipi, dada tak terkendali. Seperti ribuan cemeti berapi mencambuk mukaku saat membaca :"Aku Rindu Ayah"  dari apa yang tertulisakan. 

Tergambar jelas dari potret wajah tak berdosa dari "mereka" yang tengah dalam percobaan di rahasiakan Sang Maha Cinta. Tangan tengadah, mengiba dengan doa harapan utuk bisa bertemu pada seorang yang tersebut "Ayah." 

Nafas tersengal, dengan tertatih kumencoba menulis ini sampai selesai.  Tak tau apa jadinya rangkaian diksi ini. Satu yang pasti; Bersyukurlah wahai kalian yang masih memiliki seorang ayah! Lihat dengan mata, hati dan rasa, begitu banyak mereka yang tidak seberuntung kamu. 






Bagi mereka, kini hanya doa! Hanya doa yang bisa terpanjatkan pada Sang Maha Cinta. Meski terkadang permainan semesta bikin nyesek. Tentang doa mereka membawa ingatanku pada kesabaran pahit yang mengasyikan.