Ini kabar sebenarnya sangat pas buat kita terutama untuk yang mencari ladang penghasilan dengan cara berdagang, apapun alasannya pengutang kita harus tegas menstop dia jika ternyata hutang mereka makin hari makin menumpuk!
Hingga tak mengalami nasib naas seperti yang memiliki warung makan dekat Masjid Raya Syeikh Zayed di Solo, dikarenakan nih masjid sedang dalam rangka pembangunan tentu warung milik Mba Dian ini pun laris bukan kepalang akibat ramai dikunjungi para pekerja disana,
Namun untuk tak dapat diraih, malang tak dapat dihindar malah warung Mba Dian kerap dihutangi yang ukuran hutangnya nggak main main Gan, hampir mencapai 150 juta.
Hingga peristiwa ini pun viral diliput berbagai media lokal dan nasional yang menurut keterangan Mba Dian awalnya sih mereka janji jika tiap hutang akan dibayar setiap dua minggu sekali tapi lho kok malah hutangnya jadi menumpuk sampai ratusan juta, hingga Mba Dian pun pusing tujuh keliling dibuatnya.
Dian juga menuturkan bahwa yang bertanggung jawab dengan hutang itu adalah para mandornya yaitu,
Mandor N: 65 juta
Mandor G (dari demak): 55 juta
Mandor G (dari purwodadi): 35 juta
Hutang mereka para mandor dari awal pembangunan masjid itu dimulai bahkan ada diantara mereka yang kabur mangkir bayar hutang, ini sungguh mengenaskan lho Gan niatnya mau usaha malah berakhir pilu dan kalau dah lama bergelut sebagai pedagang (terutama menengah kebawah) tahu lah gimana banyak dari teman teman kita sesama pedagang akhirnya jatuh berguguran akibat tak kuat mengantisipasi penghutang yang mbandel seperti para mandor di Solo tersebut.
Pengalaman Ane "dari 10 penghutang cuma 1 diantaranya yang benar, disebut tidak benar bukan dia tidak bayar namun karena bayar hutangnya selalu telat hingga bikin usaha yang kita jalankan jadi ketar ketir sendiri"
Kasus ini mendapatkan tanggapan dari Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka yang mengaku geram dengan para pekerja proyek masjid tersebut karena meninggalkan hutang yang telat dibayar kepada pemilik warung Restu Bunda, Ibu Dian (38)...
"mesakno diutangi semono, warung diboni sejuta ae ambruk"
Kasihan menurut Gibran, warung dihutangi satu juta saja bisa ambruk!
Memang cara terbaik berdagang itu nggak perlu menghutangkan walau bagaimanapun susahnya dalam berdagang dan kalaupun terpaksa memberikan hutangan harus mempertimbangkannya benar benar dan jangan kasih kalau,
1). Pinjam meminjam tidak pasti
2). Peminjam tak memprioritaskan pembayaran pinjamannya
3). Akan sulit meminta pelunasannya
4). Membuat suasana jadi canggung 5. Peminjam akan "menghamba" pada anda
6). Meminjam lebih banyak uang dikemudian hari
7). Anda juga membutuhkan uang
8). Mengancam hubungan baik anda
9). Keuangan sendiri belum stabil
10). Kita tidak mengetahui alasan apa mereka berhutang
11). Peminjam tak memenuhi syarat/meragukan menurut anda.
Dan sebenarnya penghutang paling meresahkan itu malah dari keluarga sendiri atau teman anda sendiri lho Gan, maka lebih baik dilihat dulu apakah memang benar benar mereka lagi butuh bantuan karena begini nasehat dari polonius di buku halmet karya William shakespears,
"jangan meminjamkan uang pada teman atau keluarga karena sering hal tersebut akan mengakibatkan hilangnya uang anda serta hubungan anda"
Semoga Ibu Dian tetap tabah, dia keren lho Gan karena warungnya sebenarnya warung kecil tapi benar benar tahan banting, jos tenan!
Ane lihat kondisi warungnya kagum berat nih sama Dian benar benar sesuai nama, Restu Bunda karena apapun halangan yang akan dihadapi oleh seseorang namun jika langkahnya di restui oleh bunda itu bakal lancar jaya pasti....karena doa seorang ibu bisa menggetarkan langit, percaya nggak Gan?
"narasi dan opini sendiri"
Tulisan sendiri:
@amekachi
Sumber Tulisan:
1
2
3
Sumber Gambar
