Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Rudal BrahMos Untuk Indonesia Ditargetkan Bisa Deal Tahun Ini
Quote:


Ada kabar menarik dari rencana akuisisi rudal oleh Indonesia nih Gan, pasalnya BrahMos Aeropsace selaku pembuat rudal Brahmos kabarnya terus gencar menawarkan rudal buatannya kepada Indonesia. Menurut laporan Reuterspada hari Rabu (15/03/2023) mengatakan jika perwakilan BrahMos Aerospace kini sedang berada di Jakarta untuk negosiasi dengan Indonesia. Hal itu disampaikan oleh CEO BrahMos Aerospace CEO Atul D. Rane.

Rane mengatakan jika pihaknya menargetkan proses akuisisi rudal bisa diselesaikan tahun ini, dikabarkan jika TNI AL kepincut dengan rudal anti kapal BrahMos berbasis pantai serta versi rudal yang bisa dipasang pada kapal perang. Sementara itu juru bicara Kementerian Pertahanan RI menolak memberi komentar saat tentang pembelian rudal BrahMos dan mengatakan dia perlu memeriksa informasi terlebih dahulu.

Rane mengatakan, pihaknya menargetkan penjualan rudal BrahMos ke Indonesia bernilai US$200 juta sampai US$350 juta (sekitar Rp 2 sampai Rp 5 triliun). Sanksi yang diberikan Barat terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina tidak memengaruhi produksi atau perencanaan BrahMoS, kata Rane. Lebih lanjut, Rane juga sedang menanti kontrak senilai US$300 juta untuk pesanan lanjutan rudal BrahMos dari Filipina yang rencananya akan dioperasikan Korps Marinir Filpina. Di mana pengiriman bisa dimulai pad akhir tahun 2023.

Meski rudal BrahMos masih bergantung pada suku cadang dan bahan mentah dari Rusia, Rane mengatakan persentase input lokal telah meningkat hingga lebih dari 70% dari sekitar 15% dibandingkan pada saat awal perusahaan didirikan. BrahMos didirikan melalui perjanjian antar-pemerintah pada tahun 1998 sebagai usaha patungan antara Organisasi Riset dan Pengembangan Pertahanan milik India dan NPO Mashinostroyenia dari Rusia.

Quote:


Rudal BrahMos termasuk rudal multi-platform Gan, karena dapat diluncurkan dari pesawat tempur, kapal permukaan, kapal selam serta sistem peluncur di darat. Kecepatannya bisa tembus Mach 2.8 – hampir tiga kali kecepatan suara, rudal ini diklaim sangat sulit untuk dicegat. Rudal BrahMos punya panjang 8,4 meter dapat membawa hulu ledak konvensional seberat 300 kilogram.

Varian rudal saat ini yang dipakai India memiliki jangkauan sekitar 400 kilometer. Namun, jangkauan rudal versi ekspor dibatasi pada 290 kilometer untuk mematuhi aturan Missile Technology Control Regime (MTCR). Rudal BrahMos adalah campuran antara kecepatan tinggi dan kekuatan destruktif yang sangat besar. Rudal versi darat dan laut berbobot 2,9 ton, sedangkan versi udara lebih ringan, seberat 2,5 ton, sehingga dapat ditembakkan dari platform bergerak.

BrahMos untuk Angkatan Darat India (Block I dan Block II) masuk operasional tahun 2007. Sementara BrahMos untuk Angkatan Laut India (Block I) telah beroperasional sejak 2013. Delapan kapal perang permukaan India telah dilengkapi rudal ini menggunakan delapan sistem peluncur vertikal (VLS). Sementara BrahMos untuk Angkatan Udara India mulai berdinas pada 2020.

Quote:


Saat ini Filipina adalah negara pertama di Asean yang telah membeli rudal BrahMos dengan nilai kontrak US$375 juta (Rp 5,3 triliun), kontrak telah ditandatangani pada 2022 lalu. Rudal yang dipilih Filipina adalah rudal pesisir berbasis darat. Sementara itu sebagai bagian dari kontrak, total 21 personel Angkatan Laut Filipina telah dilatih di India untuk mengoperasikan BrahMos. Pelatihan dimulai 23 Januari sampai 11 Februari 2023.

Menurut data yang diperoleh Reuters, investasi Indonesia dalam akuisisi senjata baru tumbuh hampir 28% pada tahun 2021 dan 69% pada tahun 2022, sementara Filipina mengalami peningkatan sebesar 29% pada tahun 2021 dan 40% pada tahun 2022. Jauh lebih tinggi dari rata-rata negara di Asia Tenggara.

Sengketa teritorial dengan China telah menjadi perhatian utama bagi sebagian besar negara Asia Tenggara (termasuk Indonesia), yang akhirnya mendorong anggaran pertahanan untuk memenuhi persyaratan keamanan mereka. Sebagian besar pembelian militer baru di Asia Tenggara berasal dari pemasok tradisional, termasuk Amerika Serikat, Prancis, dan Rusia. Tetapi kini India mencoba jadi importir pertahanan terbesar di dunia dan saat ini BrahMos sedang mencoba membuat terobosan.



-----------------





Referensi Tulisan: Naval News& Reuters
Sumber Foto: sudah tertera
jlamp
gabener.edan
geopoliticsgeek
geopoliticsgeek dan 12 lainnya memberi reputasi
13
2.6K
53
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan