Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

maiqueendaAvatar border
TS
maiqueenda
MEMAHAMI KRL UNTUK PUBLIK

MEMAHAMI KRL UNTUK PUBLIK

Moda transportasi kereta makin tinggi diminati masyarakat. Apalagi seiring perkembangan layanan kereta yang lebih maju.

Ada kereta rel listrik (KRL), mass rapid transit (MRT), maupun lintas rel terpadu (LRT).

Coba saja pantaiu stasiun kereta –khiususnya KRL— dapat dipastikan jumlah penumpang selalu membludak. Pagi, siang, sore, malam. Saking diperlukan masyarakat untuk aktivitas.

Itu bukti kalau KRL –serta jenis layanan moda kereta lainnya—begitu digandrungi…

Transportasi kereta memang moda paling efektif, cepat, dan terjangkau secara harga keekonomian. Makanya banyak masyarakat memilih naik kereta.

Nah dari layanan kereta yang ada kini memang KRL paling banyak dimanfaatkan masyarakat. PT KCI mencatat lonjakan angka konsumen pengguna KRL terus bertambah.

Tahun 2019 saja tercatat jumlah penumpang KRL menyentuh 336,3 juta orang. Dan jika melihat antusias masyarakat yang gunakan KRL amat mustahil bakal jadi menurun.

Apalagi layanan fasilitas KRL tambah keren dan nyaman saja. Wajar sih bila PT KCI memprediksi tahun 2040 jumlah penumpang KRL dapat mencapai hingga 523,6 juta orang.

Nah dengan jumlah ratusan juta penumpang KRL maka tidak mungkin dilayani dengan kereta yang sudah tidak layak operasional. Kenyamanan penumpang tetap nomor wahid.

Sekarang pilihannya adalah ketersediaan alat transportasi publik harus cepat tersedia. Begitu juga dengan KRL yang sangat tinggi diminati masyarakat.

Bila KRL layak operasional lambat atau tidak tersedia kebutuhannya, maka dapat dibayangkan berapa ratus juta publik Indonesia akan terhambat aktivitasnya? Entah yang ingin bekerja, berdagang, berjalan-jalan, sekolah, serta lainnya.

Ketersediaan KRL yang nyaman, layak pakai, bersih, dan aman adalah prioritas. Jam ke jam, hari ke hari, Minggu ke Minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun, jumlah pengguna KRL bakal terus meningkat.

Jika opsinya KRL layak operasional harus segera tersedia memenuhi keperluan masyarakat, maka dari mana saja asal alat transportasinya seharusnya tidak masalah kan…

Yang penting publik terlayani dulu dengan baik dan lancar segala kegiatannya. Negara harus menjamin kebutuhan warganya –termasuk dalam hal moda transportasi.

Masa iya negara harus membuat warganya susah moda transporrasi KRL gara-gara tidak mampu menyediakan yang layak operasional? Padahal ketersediaan KRL harus cepat.

Meski itu dengan cara harus membeli KRL negara lain. Yang penting kebutuhan alat transportasi publik dapat segera hadir.

Jangan salah persepsi bila tidak mendukung industri kereta nasional, cuma begini sekarang kan negara harus lekas memenuhi kebiutuhan moda transportasi publik, jadi bila ‘barangnya’ sudah ada yang tersedia, mengapa harus bingung menunggu yang belum ada?

Sekali lagi: walaupun ‘barang’ yang tersedia itu dari negara lain…

Sekarang andaikan saja ya, Anda sedang butuh obat sakit kepala, tetiba ada tetangga yang memiliki sebutir obat itu. Lalu saking Anda butuhnya, lantas Anda membelinya sebab jika Anda membeli ke toko obat memerlukan waktu 1-2 jam pelayanan.

Kalau Anda tetap bersikukuh membeli ke toko obat yang ‘memakan waktu’ 1-2 jam, bukankan Anda tambah menderita sakit kepalanya? Makanya itu cari saja yang terdekat. Barulah jika sakit kepala Anda telah reda, bisa membeli ke toko obat untuk persiapan.

Begitu juga dengan ketersediaan KRL. Publik amat butuh untuk aktivitas sehari-hari. Masa negara harus menunggu dulu produksi industri nasional rampung baru disediakan? Kan tidak mungkin.

Lagi pula penyediaan KRL layak operasional ini kiranya hanya untuk menunggu produksi industri nasional kereta selesai. Bukan selamanya. Jadi ujungnya tetap pro-dalam negeri.

Ketika industri nasional kereta telah mampu memenuhi KRL publik, ya pasti yang dibeli adalah barang dalam negeri. Buatan bangsa sendiri.

Cuma sambil menunggu kRL produk domestik selesai, agar publik tidak terganggu moda transportasinya maka dicari solusi lain.

Begitulah seharusnya memahami penyediaan KRL bagi publik Indonesia. Supaya tidak mudah tersulut ‘kompor’ Indonesia pro-industri bangsa asing atau menyukai barang negara luar.

0
658
3
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan