Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cangkeman.netAvatar border
TS
cangkeman.net
Lulusan Sarjana Kok Jadi Ibu Rumah Tangga?


Penulis:            Kharirus Saidiyah el Firda
Editor:             Fatio Nurul Efendi

Cangkeman.net - Banyak lho yang masih berpikiran kalau ibu rumah tangga itu tak boleh sarjana, atau kebalik ya, sarjana itu tidak boleh jadi ibu rumah tangga? Apapun pilihannya tetap sama aja maknanya. Jadi, kalau sudah sarjana itu harus dan kudu wajib jadi pegawai kantoran? Begitukah? Jadi karyawan yang menghasilkan banyak uang? Kalau ibu rumah tangga belum tentu bisa hasilkan uang. Kurang lebih itulah yang melekat pada judul kali ini. Hemmm … sebentar kita hela nafas sejenak sambil merenung apakah memang seperti itu.

Sejatinya gelar sarjana disandang untuk mereka yang menempuh pendidikan di lingkungan kampus. Jadi yang sudah lulus ya pasti namanya sarjana. Sekarang tinggal kita kembalikan ke individu masing-masing nih pasca sudah menyandang gelar sarjana mau ngapain? Mau bekerja di kantoran? Boleh, mau jadi pebisnis sukses? Ide bagus. Mau lanjut kuliah lagi? Luar biasa. Mau jadi ibu rumah tangga? Tidak masalah. Semua itu adalah pilihan masing-masing. Pasti mereka yang sudah menentukan pilihan dan mengambil jalan sudah memikirkan matang-matang semalam suntuk lah minimal.

Namun, seolah yang masih menjadi nyinyiran masyarakat sekitar adalah kalau sarjana ini milihnya jadi ibu rumah tangga. Padahal, namanya wanita kalau sudah menikah maka dia memiliki kewajiban menjalankan peran sebagai istri dan ibu. Mau itu sarjana atau tidak toh juga tidak ada hubunganya sama jadi ibu rumah tangga. Ada juga yang bilang “Lulusan sarjana kok jadi ibu rumah tangga, kan bayar kuliahnya mahal”. Namanya pendidikan itu salah satu investasi dalam hidup, gak bisa hanya dipikir instan seperti ini. Investasi utamanya untuk anak, kalau ibunya pintar maka bisa nular ke anak. Sampai ada sebutan ibu adalah madrasah / sekolah anak pertama kali. Logikanya kalau madrasahnya bagus cetakan produknya juga bagus dong.

Ada juga nih versi lain yang bilang, “Lulusan sarjana kok jadi ibu rumah tangga, gak bisa punya penghasilan sendiri dong, ngandelin suami terus”. Nah, kalau yang ini sih pedes ya rasanya. Jlepp…langsung nusuk perasaan terdalam, nyeseknya lumayan. Para ibu-ibu rumah tangga yang sabar ya kalau ngadepin ucapan kategori toxic seperti ini. Zaman ini sudah sangat modern, teknologi sudah sangat canggih, peradaban manusia sangat mengagumkan dalam perkembanganya. Begitu pula dengan perkembangan bisnis saat ini. Adanya media online baik sosmed, marketplace, maupun koneksi forum menciptakan banyak peluang untuk berbisnis dan bekerja. Bekerja Pun juga tidak melulu di kantor, bisa aja kerja sebagai freelancer. Atau menjadi pebisnis online di rumah juga sedang trend saat ini. Kadang hasilnya no play-play lho, bisa di atas karyawan. Di rumah sambil mengurus suami, anak, dan pekerjaan rumah tangga eh dapat cuan.

Sepakat kan yang namanya sarjana sungguh tidak wajib kerja kantoran. Bebas aja pilih jalan hidup masing-masing yang penting yakin, optimis, terus berusaha pantang menyerah, ikhtiar, doa, dan yang terakhir tawakal aja sama Yang Maha penguasa bumi dan langit. Apapun profesimu mau jadi pegawai kantoran atau ibu rumah tangga, pendidikan itu penting sebagai bekal dan investasi, bukan hanya tentang gelar sebagai sarjana tapi makna di balik gelar tersebut. Biarkan saja para orang-orang nyinyir toh mereka juga punya hak berpendapat, jalani saja kehidupan ini karena bahagia dan sukses kita yang tentukan, bukan mereka.

Tulisan ini ditulis di Cangkeman pada tanggal 13 Desember 2022
caerbannogrbbt
64m64n9s
64m64n9s dan caerbannogrbbt memberi reputasi
2
1.2K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan