rizkyvan025Avatar border
TS
rizkyvan025
Film Balada si Roy yang Bingung Penonton Atau Penulis Naskahnya?






Film Balada si Roy, diangkat dari Novel dengan judul yang sama, di tulis oleh Gol A Gong. Disutradarai Fajar Nugros dan Penulis Naskah Salman Aristo, bagaimana hasilnya? Bila dikatakan mengecewakan sebenarnya tidak, bagus sekali rasanya berlebihan.

Secara keseluruhan karya Fajar Nugros menjadi obat terbaik untuk perfilman Indonesia karena, beberapa layar selalu hadir dengan genre  horor. Sebagai sebuah ramuan, perfomanya cukup bagus dari berbagai sisi, walau ada beberapa catatan yang harus dibenahi, bila ada sekuelnya.



Satu kata untuk Film Balada si Roy adalah bingung, mengapa? Anggap saja, ada penonton yang belum pernah membacanya. Konflik yang disajikan rasanya terlalu menumpuk dan berat. Karena awal melihat dari judulnya, mindset beberapa orang pasti mengira kisah tentang cinta anak remaja.

Memang, ada beberapa adegan yang mengarah ke situ. Sayangnya, sebagian besar menceritakan tentang kehidupan seorang anak jurnalis. Di mana Roy sangat kritis dan cukup realistis dalam menghadapi masalah.

Penumpukan masalah seperti ini sebenarnya relate dengan kehidupan, sayangnya hal tersebut terlalu menumpuk sehingga, penonton merasa bingung mana konflik utama yang akan diangkat oleh Fajar Nugros.

Kebimbangan tersebut, tidak didukung dengan pemeran Roy yang diperankan oleh Abidzar Al Ghifari kurang mendapatkan sosok tersebut. Pada dasarnya gesturnya oke, penampilan dan cara berbicaranya sudah sesuai dengan anak seorang jurnalis, hanya penggambaran karakternya saja kurang menggemaskan.

Selain itu, konflik yang coba diangkat seperti terlalu memaksakan. Unsur politik memang sangat terasa, hanya saja bukan harus ditumpuk sehingga konflik klimaksnya seperti kurang nendang dan seperti orang patah hati.

Perlu diingat, Film Balada si Roy sejak awal sudah memberikan kesan bahwa, pertunjukan ini tidak akan mudah, menguras emosi, dan berbagai prahara megah khas anak muda tahun 80an. Hanya saja, tren tersebut menurun dan hilang seiring durasi berjalan.

Tetapi, Fajar Nugros cukup pandai dan menunjukkan kelasnya sebagai Sutradara, 

karena setting tahun 1980 sangat terasa. Terlebih dengan penempatan scoringnya, membuat penonton dewasa kembali ke masa lalu.


Momen yang Disukai dan Tidak

Sumber gambar : https://radarcirebon.disway.id/uploa...7d633bc391.jpg


Tidak ada yang salah dengan penunjukan Abidzar sebagai Roy, karena perangai awalnya sudah cukup bagus, hanya gaya bahasanya sendiri terasa kurang detail selain itu sosok Roy yang terkadang membuat penonton bingung. Momen yang membuat para penonton sulit untuk mencintai dan justru menyebalkan.

Film Balada si Roy sebenarnya berpotensi memberikan warna yang cukup menarik. Hanya saja, eksekusinya kurang pas, terutama pada karakter utamanya. Seperti salah dalam melakukan penggambaran atu justru mereka kebingungan?



Quote:


itufiksi
78Kg
samsol...
samsol... dan 2 lainnya memberi reputasi
3
2.5K
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan