Novena.LiziAvatar border
TS
Novena.Lizi
Dugaan Covid-19 dari Laboratorium Wuhan Muncul Lagi
Dugaan Covid-19 dari Laboratorium Wuhan Muncul Lagi

28 Feb 2023, 11:00 WIB


Seorang pekerja mengawasi dari dalam rumah sakit di seberang Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Wuhan saat tim WHO tiba untuk melakukan penyelidikan asal-usul Covid-19 pada Senin, 1 Februari 2021. | AP/Ng Han Guan

Laporan muncul di tengah memanasnya hubungan AS-Cina.

Kecurigaan bahwa virus Covid-19 yang merenggut 6,7 juta jiwa sejak 2020 lalu bermula dari kebocoran di laboratorium di Wuhan, Cina, kembali mengemuka. Kali ini, dugaan itu datang dari dokumen Departemen Energi Amerika Serikat (AS). Dugaan ini juga muncul di tengah memanasnya hubungan AS dan Cina.

Wall Street Journal (WSJ) yang membaca dokumen itu melaporkan bahwa Departemen Energi AS telah menyimpulkan bahwa pandemi Covid kemungkinan besar muncul dari kebocoran laboratorium. Hal itu berdasarkan laporan intelijen rahasia yang baru-baru ini diberikan kepada Gedung Putih dan anggota penting Kongres AS.

Kesimpulan itu menandai perubahan sikap Departemen Energi AS yang sebelumnya ragu-ragu tentang bagaimana virus itu muncul. Perubahan sikap itu dicatat dalam pembaruan dokumen 2021 oleh kantor Direktur Intelijen Nasional, Avril Haines.



Laporan baru menyoroti bagaimana berbagai bagian dari komunitas intelijen AS sampai pada penilaian yang berbeda tentang asal mula pandemi. Departemen Energi AS sekarang menyertai Biro Investigasi Federal (FBI) dalam kesimpulan sementara bahwa virus kemungkinan menyebar melalui kecelakaan di laboratorium Cina. Empat badan lainnya, bersama dengan panel intelijen nasional, masih condong pada transmisi alami sebagai sebab penyebaran virus. Sementara dua badan lainnya belum mencapai kesimpulan apapun. 

Menurut WSJ, kesimpulan Departemen Energi adalah hasil dari intelijen baru dan penting karena badan tersebut memiliki keahlian ilmiah yang luar biasa dan mengawasi jaringan laboratorium nasional AS, beberapa di antaranya melakukan penelitian biologi tingkat lanjut.

Patut dicatat, kesimpulan itu juga disertai cap "low confidence" alias dengan tingkat kepercayaan yang tak tinggi. FBI sebelumnya sampai pada kesimpulan bahwa pandemi kemungkinan besar merupakan hasil dari kebocoran laboratorium pada tahun 2021 dengan "kepercayaan sedang" dan masih berpegang pada pandangan ini.

FBI mempekerjakan kader ahli mikrobiologi, ahli imunologi, dan ilmuwan lainnya dan didukung oleh Pusat Analisis Bioforensik Nasional, yang didirikan di Fort Detrick pada tahun 2004 untuk menganalisis antraks dan kemungkinan ancaman biologis lainnya.

Pejabat AS menolak memberikan perincian tentang intelijen dan analisis baru yang membuat Departemen Energi mengubah posisinya. Mereka menambahkan bahwa sementara Departemen Energi dan FBI masing-masing menyatakan kemungkinan besar kebocoran laboratorium yang tidak disengaja, mereka sampai pada kesimpulan tersebut karena alasan yang berbeda.

Dokumen yang diperbarui menggarisbawahi bagaimana para pejabat intelijen AS masih mengumpulkan informasi tentang bagaimana Covid-19 muncul. Lebih dari satu juta orang Amerika telah meninggal dalam pandemi yang dimulai lebih dari tiga tahun lalu.



Dewan Intelijen Nasional AS, yang melakukan analisis strategis jangka panjang, dan empat lembaga, yang pejabat menolak untuk mengidentifikasi, masih menilai dengan "keyakinan rendah" bahwa virus muncul melalui penularan alami dari hewan yang terinfeksi, menurut laporan yang diperbarui.

Badan Intelijen Pusat (CIA) dan badan lain yang tidak disebutkan namanya oleh para pejabat tetap ragu-ragu antara teori kebocoran laboratorium dan transmisi alami, kata orang-orang yang telah membaca laporan rahasia tersebut.

Terlepas dari analisis yang berbeda dari badan-badan tersebut, pembaruan tersebut menegaskan kembali konsensus yang ada di antara mereka bahwa Covid-19 bukanlah hasil dari program senjata biologis China. Hal itu merujuk sejumlah sumber yang telah membaca laporan rahasia tersebut.

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan masih ada "berbagai pandangan" tentang awal mula Covid-19.

Berbicara di CNN pada Ahad (26/2), dia menekankan Presiden AS Joe Biden telah berulang kali meminta komunitas intelijen untuk berinvestasi dalam upaya mencari tahu sebanyak mungkin tentang bagaimana pandemi dimulai.

"Presiden Biden secara khusus meminta agar laboratorium nasional, yang merupakan bagian dari Departemen Energi, dimasukkan ke dalam penilaian ini karena dia ingin menggunakan setiap alat untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi," kata Sullivan.

Jurnal sains Nature pada pertengahan Februari lalu melaporkan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mulai putus asa mencari tahu asal-usul virus SARS-CoV 2 yang menyebabkan salah satu pandemi paling dahsyat bagi umat manusia. WHO dilaporkan diam-diam mengesampingkan tahap kedua dari penyelidikan ilmiahnya yang sangat dinanti-nantikan tentang asal-usul pandemi Covid-19. Alasannya, adalah hambatan untuk melakukan studi penting di Cina.



Para peneliti mengatakan mereka kecewa karena penyelidikan itu tidak dilanjutkan. Memahami bagaimana virus corona SARS-CoV-2 pertama kali menginfeksi orang penting untuk mencegah wabah di masa depan. 

"Tetapi tanpa akses ke Cina, hanya sedikit yang dapat dilakukan WHO untuk meneruskan studi," kata Angela Rasmussen, ahli virologi di University of Saskatchewan di Saskatoon, Kanada. "Tangan mereka benar-benar terikat."

Pada Januari 2021, tim pakar internasional yang dibentuk oleh WHO melakukan perjalanan ke Wuhan, Cina, tempat virus penyebab Covid-19 pertama kali terdeteksi. Bersama dengan peneliti Cina, tim meninjau bukti tentang kapan dan bagaimana virus itu muncul, sebagai bagian dari fase pertama. Mereka juga mengunjungi Institut Virologi Wuhan, sebuah laboratorium biosekuriti tempat para peneliti bekerja pada kelelawar.

Tim merilis laporan pada bulan Maret tahun itu yang menguraikan empat kemungkinan skenario. Yang paling mungkin adalah bahwa SARS-CoV-2 menyebar dari kelelawar ke manusia, kemungkinan melalui spesies perantara. Investigasi itu dikritik karena kurangnya transparansi dan akses, dan tidak cukup mendalami teori kebocoran laboratorium. 

Fase satu dirancang untuk meletakkan dasar bagi fase kedua studi mendalam untuk menjabarkan dengan tepat apa yang terjadi di Cina dan di tempat lain.

Tapi dua tahun sejak perjalanan yang jadi sorotan itu, WHO telah meninggalkan rencana fase dua. “Tidak ada fase kedua,” kata Maria Van Kerkhove, seorang ahli epidemiologi di WHO di Jenewa, Swiss, kepada Nature. “Politik di seluruh dunia ini benar-benar menghambat kemajuan dalam memahami asal-usulnya,” katanya.

Menanggapi laporan Nature itu, WHO berjanji untuk menggunakan segala daya sampai mendapatkan jawaban tentang asal-usul virus.



Pemerintah Cina berulang kali membantah spekulasi tentang kemungkinan kemunculan Covid-19 disebabkan kebocoran laboratorium di negaranya. “Teori kebocoran laboratorium benar-benar kebohongan yang dibuat oleh pasukan anti-Cina untuk tujuan politik, yang tidak ada hubungannya dengan sains,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian dalam pengarahan pers reguler, pertengahan tahun lalu. 

Patut dicatat, kemunculan laporan dugaan terkini soal asal Covid-19 ini berbarengan dengan memanasnya hubungan AS dan Cina belakangan. Belakangan, kedua negara berseteru soal balon udara raksasa milik Cina yang ditembak jatuh di langit Amerika, saling menguatkan posisi di Laut Cina Selatan, hingga dukungan di perang Rusia-Ukraina.

https://www.republika.id/posts/38029...an-muncul-lagi
jazzcoustic
kampret.strez
bang.toyip
bang.toyip dan 2 lainnya memberi reputasi
3
942
46
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan