Meskipun banyak sekali kata-kata penyemangat dari MT, tapi karena satu tindakan ketidak-jujuran dari MTmembuat dia terjun payung dari kejayaannya. Tidak mengakui dengan jantan ketika ada seorang anak yang telah mengaku sebagai anaknya. Menurutku pribadi, saat MT membuat pernyataan yang pasti, jelas dia akan mendapatkan pengakuan yang lebih baik dari pada kondisi dia saat ini. Meskipun nanti terpecah, ada yang pro dan ada yang kontra. Tapi karena dia sempat tidak mengakuinya, ya jadinya blunder sampai ke ubun-ubunnya. Karirnya hancur, tidak lagi nongol di televisi, beralih menjadi motivator di YouTube, bahkan beberapa video yang aku lihat mendapatkan komentar yang ya, begitulah.


Akhirnya, hanya mereka yang tidak memiliki kepentingan pribadi dan orang-orang tulus yang bisa jujur akan sesuatu. Dan orang seperti itu sangatlah langka. Langka banget sampai-sampai jujur seringkali dijadikan syarat untuk menjadi karyawan.
Dan, Ario Kiswinar yang mencari bapaknya, ternyata berhasil menemukan bapaknya yang tidak menganggapnya. Mungkin karena panas sekali telinga Ario gara-gara bapaknya kasih wejangan-wejangan ke banyak orang, padahal ada seorang wanita dan seorang anak yang dia tinggalkan bahkan tidak diakuinya. Setelah berhasil terkenal karena menghebohkan publik, Ario sekarang berhasil menjadi seorang yang eksis dan centang biru di Instagram. Dia sekarang menjadi CEO PEPA (People and Paper) sebuah wirausaha sosial, di bawah Komunitas Pecinta Kertas.

Dia memberikan dampak baik kepada lingkungan melalui komunitas ini. Dampak nyata dengan menggunakan kertas lebih bijak lagi. Dari kejadian MT dan anaknya ini bisa diambil pelajaran, bahwa orang yang bijak di depan mata kita, belum tentu bijak dalam kehidupan sebenarnya.


Tidak menilai secara sepihak, beberapa pernyataanku tentang MT dan anaknya adalah opini pribadi. Tidak ada satupun orang yang bisa menilai dengan pasti karakter seseorang.