Selasa, 28 Februari 2023 22:54
Editor: Agustinus Sape
zoom-inlihat fotoFiji Dukung Papua Masuk Kelompok Ekonomi Melanesia
asianews.net
Pemimpin Gerakan Persatuan Pembebasan untuk Papua Barat Benny Wenda bertemu untuk pertama kalinya dengan kepala pemerintahan dari wilayah Fiji Sitiveni Rabuka.
POS-KUPANG.COM – Fiji telah mengumumkan bahwa mereka mendukung masuknya Papua Barat ke dalam Melanesian Spearhead Group (MSG), sebuah organisasi antarpemerintah yang dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di antara negara-negara di kawasan tersebut.

Papua Barat bukanlah negara merdeka, melainkan provinsi Indonesia dengan status pengamat dalam organisasi tersebut, sedangkan Indonesia adalah anggota asosiasi.

Konferensi Gereja-Gereja Pasifik (PCC) mendukung entri penuhnya ke dalam MSG di sepanjang garis front Pembebasan Nasional Sosialis Kanak (FLNKS) di Kaledonia Baru (Kanaky) yang dikuasai Prancis.

Pekan lalu Perdana Menteri Fiji, Sitiveni Rabuka, bertemu untuk pertama kalinya dengan Benny Wenda, pemimpin United Liberation Movement for West Papua (ULMWP).

Setelah pertemuan bersejarah itu, Rabuka men-tweet, “Ya, kami akan mendukung mereka (Persatuan Gerakan Pembebasan untuk Papua Barat) karena mereka orang Melanesia. Saya lebih berharap (ULMWP) mendapatkan keanggotaan penuh MSG. Saya tidak menerima begitu saja.

“Dinamikanya mungkin sedikit berubah tetapi prinsipnya sama”; namun, perdana menteri Fiji juga mengatakan kepada RNZ Pacific bahwa "masalah kedaulatan" harus ditangani.

Wenda, sebaliknya, mengatakan bahwa Rabuka menyambutnya dengan hati terbuka dan mendengarkan kisah-kisah pelanggaran HAM yang dialami oleh orang asli Papua.

“Rakyat Papua Barat merayakannya karena setelah 16 tahun seseorang [dari Pemerintah Fiji] telah membela Papua Barat dan mengibarkan bendera Bintang Kejora bersama presiden Gerakan Persatuan Pembebasan,” jelas Wenda.

“Saya pikir itu memberi kami keyakinan bahwa masalah sekarang ada di tangan Melanesia,” tambahnya.

Dalam sebuah pernyataan, Konferensi Gereja-Gereja Pasifik menyatakan dukungannya untuk gerakan tersebut dalam “upaya berkelanjutan untuk penentuan nasib sendiri rakyat Papua Barat dan keinginan mereka untuk mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia di tangan pasukan keamanan Indonesia.

“PCC memperbaharui posisinya bahwa ULMWP harus dikonsultasikan oleh pemerintah, PBB dan Uni Eropa tentang masalah Papua Barat sebagai perwakilan yang diakui rakyat Papua.”

Demikian pula, “PCC menyerukan boikot atas pembelian semua produk Indonesia yang dijual di Pasifik dan terlibat dalam kegiatan dan program yang diselenggarakan atau didukung oleh pemerintah Indonesia, sebagai sarana untuk menarik perhatian terhadap penderitaan rakyat Papua.”

Perdana Menteri Papua Nugini (PNG) James Marape lebih berhati-hati. Dalam konferensi pers jelang pertemuan Wenda dan Rabuka, dia menegaskan kedaulatan Indonesia atas Papua harus dihormati.

Pemimpin PNG melanjutkan dengan mengatakan bahwa meskipun negaranya bersimpati dengan orang Melanesia di Papua Barat, provinsi itu "tetap menjadi bagian dari Indonesia."

The Melanesian Spearhead Group mencakup negara-negara yang menganggap dirinya bagian dari Melanesia, yaitu Fiji, FLNKS, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Vanuatu, yang memegang jabatan presiden bergilir.

Timor Leste berstatus pengamat. Separatis Papua Barat telah mengajukan keanggotaan dua kali sebelumnya, pada 2015 dan 2019.

ULMWP adalah organisasi payung yang didirikan di Vanuatu pada tahun 2014 menyatukan tiga gerakan utama yang memperjuangkan kemerdekaan West Papua, bagian barat pulau New Guinea, juga dikenal sebagai Western New Guinea.

Pada tahun 2003, wilayah yang saat itu bernama Irian Jaya itu dipecah menjadi dua provinsi, Papua dan provinsi Papua Barat, yang menjadi enam pada tahun 2022.

https://kupang.tribunnews.com/2023/0...esia?page=all.
Fiji dukung terang-terangan ULMWP masuk ke MSG..
Indonesia kabarnya sudah memprotes sikap Fiji