Sumber Gambar

Pengamen adalah hal yang kerap kali kita temui di jalanan. Mereka adalah orang-orang yang mencari uang di jalanan dengan cara menghibur orang-orang dengan bernyanyi. Biasanya mereka akan membawakan satu lagu, kemudian akan meminta uang. Kita bisa memberikannya uang sebagai apresiasi jika memang penampilannya menghibur.

Sejatinya, jika kita melihat tren mengamen di luar negeri, para pengamen di sana sangat niat dengan membawa berbagai alat musik dan benar-benar berusaha menampilkan yang terbaik. Mereka bahkan disebut sebagai seniman jalanan, penampilannya bahkan sampai menjadi daya tarik orang-orang yang lewat dan tak sengaja mendengar suara mereka.

Beda lagi dengan di Indonesia, pengamen di sini cukup aneh. Di mana banyak mengamen hanya sebagai formalitas, sisanya mereka meminta uang. Nyanyi tidak sampai satu menit, terus mina uang. Suara gak jelas, musik asal-asalan. Benar-benar sekedar formalitas. Intinya bisa dibilang mengemis bahkan memalak.


Sumber Gambar

Beberapa hari lalu, mungkin satu atau dua minggu lalu sempat ada pengamen yang ngamuk ke bis pariwisata di Bandung. Mereka melempari bis dengan batu dan memukul body bis dikarenakan tidak diperbolehkan masuk untuk mengamen. Padahal setahu TS, memang ada beberapa bis yang memiliki SOP untuk tidak menerima pengamen masuk.

Lalu ada lagi dua orang pengamen yang berantem di salah satu jalan di Pasuruan gara-gara rebutan lahan ngamen. Lucunya, perkelahian ini melibatkan laki-laki versus perempuan. Diduga pengamen laki-laki paruh baya itu tidak mau gentian, sehingga membuat si pengamen perempuan kesal. Terjadilah baku hantam di tengah jalan.


Sumber Gambar

Kenapa sih ngamen harus maksa begitu?

TS pernah bertemu dengan pengamen yang bisu, nyanyinya gak jelas dan musiknya cuma pakai tepuk tangan. Banyak tuh dia dapat uang dari penumpang, eh besoknya pas TS lewat lagi naik angkot TS melihat dia sedang mengobrol sama tukang parkir. Lah, itu dia bisa ngomong! Gimik-gimik seperti ini adalah gimik yang biasa dipakai pengemis supaya orang iba.


Sumber Gambar

Belum lagi kalau bertemu dengan pengamen punk yang memasang wajah sok seram hanya untuk mengintimidasi. Hanya supaya para orang sekitar takut dan memberinya uang. Kalau tidak diberi, biasanya dia akan memaksa satu sampai dua kali. Setelah itu pergi sambil mengumpat kata-kata kasar.

Sekarang mengamen menjadi topeng bagi para pengemis dan tukang palak. Si pengemis akan nyanyi sambil berharap belas kasihan dan si tukang palak akan bernyanyi sambil mengintimidasi. Begitu kira-kira modusnya.

Walau masih tetap ada pengamen yang niat bernyanyi, bawa alat musik dan permainan musiknya juga bagus. Walau suaranya fals tapi tetap berusaha mencapai nada-nada panjang. Yang seperti ini masih layak jika ingin diberikan uang, apalagi kalau yang nyanyi sampai lebih dari satu lagu. Respect untuk pengamen seperti ini, tapi kalau ada kerjaan lain jangan lupa dicoba.



Gimana gansis? Pengalaman apa yang pernah kalian dapatkan dengan seorang pengamen?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi