Gadis harus bisa masak, pandangan tersebut melekat erat di tengah masyarakat khususnya orang tua zaman dulu yang memiliki anak perempuan yang belum menikah.

Selain harus bisa memasak para wanita zaman dulu juga dituntut untuk pandai bersolek atau berdandan dan juga beranak. Saat tiga kemampuan tersebut telah dapat dilakukan maka seorang wanita sudah siap untuk dinikahkan meskipun itu masih di bawah umur.

Itulah sebabnya di zaman dulu angka pernikahan anak di bawah umur sangat tinggi terkhusus bagi wanita. Bahkan orang tua di zaman dulu menganggap bahwa pendidikan untuk wanita itu tidak terlalu penting karena asalkan seorang wanita sudah bisa berdandan, masak, dan menjaga anak, maka mereka semua kebutuhannya yang lain bisa dicukupi oleh sang suami.

Semakin berkembangnya zaman para wanita pun mulai menyuarakan kesetaraan atau emansipasi wanita. Dimana mereka berhak untuk bersuara dan memiliki pendidikan yang sama dengan laki-laki karena seorang wanita bukan budak yang harus cuma tahu kamar dan dapur saja.

Lantas, apakah masih perlu seorang gadis bisa memasak untuk menjadi istri idaman?
Mari kita ulas bersama GanSis.

Saat pertanyaannya perlu atau tidak seorang gadis bisa memasak untuk menjadi seorang istri idaman, tentu jawabannya sangat kompleks dan bergantung dengan masing-masing orang GanSis.

Ada beberapa pria yang memang memiliki kriteria calon istri pandai memasak, dengan alasan mereka malas untuk makan diluar rumah atau ingin makan menu masakan rumahan yang dimasak oleh istrinya sendiri.

Begitupun juga cukup banyak pria yang tidak merepotkan apakah seorang wanita harus bisa memasak atau tidak untuk dapat menjadi pasangannya. Mereka hanya mengutamakan kenyamanan dan kesetiaan pasangan serta tidak terlalu peduli istrinya bisa memasak atau tidak karena menurut mereka memasak bukan hal yang harus bisa dilakukan oleh seorang wanita.

Di era modern seperti sekarang memang seorang wanita tidak bisa memasak bukan lagi menjadi aib atau masalah besar GanSis. Sebagaimana kalian ketahui saat ini seseorang dapat dengan mudahnya memesan makanan sesuai keinginan bahkan tanpa repot harus keluar rumah.

Adapun yang lebih penting dibandingkan kemampuan memasak, seorang wanita akan lebih dihargai oleh seorang pria saat mereka bisa mengurus suami dengan baik, mendidik dan merawat anak dengan rasa kasih sayang serta perhatian, serta menyayangi orang tua dan mertua sebagaimana menyayangi diri sendiri.

Seorang wanita di era modern ini juga akan lebih dihargai saat mereka bisa mandiri, sehingga tidak mudah disepelekan oleh suami dan diperlakukan semena-mena.

Semakin berkembangnya zaman tentu ada perubahan itu menjadi sebuah kewajaran. Selagi fitrahnya tetap terjaga dimana seorang suami adalah kepala rumah tangga dan istri adalah ibu rumah tangga, maka bisa masak atau tidak bisa memasak itu bukan lagi menjadi masalah besar.