mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Keluarga Korban Tuntut Ganti Rugi Rp 5 M-30 Ekor Babi Imbas Kerusuhan Wamena


Jonh Roy Purba - detikSulsel
Selasa, 28 Feb 2023 22:13 WIB

Foto: Keluarga korban kerusuhan Wamena saat dimediasi pemerintah setempat. (Dok. Istimewa)
Jayawijaya - Keluarga korban kerusuhan di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan mendesak penyelesaian kasus diproses secara adat. Mereka menuntut denda adat berupa ganti rugi Rp 5 miliar dan 30 ekor babi untuk setiap korban imbas kericuhan itu.
Tuntutan itu disampaikan keluarga korban dalam proses mediasi yang digelar di Lapangan Pendidikan Wamena, Selasa (28/2/2023). Pemerintah daerah dan aparat TNI-Polri turut mengawal proses mediasi tersebut.

"Sekitar 5000-an massa keluarga hadir bersama dengan pemerintah daerah. Ada 2 permintaan keluarga kepada pemerintah dalam pertemuan tadi," kata Tim Mediasi antara keluarga korban dan Pemerintah Daerah, Theo Hesegem kepada detikcom, Selasa (28/2/2023) malam.

Tuntutan itu ditujukan kepada pemerintah. Proses mediasi itu dihadiri Pj Gubernur Papua Nikolaus Kondomo, Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua, Bupati Yahukimo Didimus Yahuli, Pj Bupati Nduga Namia Gwijangge, Sekda Lanny Jaya Tedien Wenda dan mantan Bupati Lanny Jaya, Beffa Yigibalom.

"Terkait denda adat, keluarga korban meminta 1 kepala diganti Rp 5 miliar dan 30 ekor babi bagi mereka yang meninggal. Sedangkan korban luka-luka Rp 1 miliar," ungkapnya.

Theo mengatakan, pemerintah bersepakat untuk menjalankan penyelesaian adat yang dituntut keluarga korban. Namun hal itu akan diterapkan seiring dengan proses hukum yang tengah berjalan.

"Tadi seluruhnya telah bersepakat. Akan tetapi tentu untuk menyelesaikan proses adat ini masih akan dilakukan beberapa pertemuan. Namun intinya kesepakatan untuk penyelesaian adat telah berlangsung," tegasnya.

Aktivitas Pembela HAM Papua ini melaporkan, kerusuhan di Kota Wamena menelan 11 korban jiwa, di mana 9 di antaranya merupakan warga pendatang. Namun ada satu korban yang belum jelas identitasnya.

"Kan kalau polisi sebutkan 12 orang korban jiwa. Tapi data saya itu 11 orang. Yang kemarin 9 dimakamkan secara bersamaan dan 2 telah dikebumikan di kampung halamannya di Sumatra Utara," tuturnya.

"Nah kami berharap bukan hanya 9 warga asli di sini saja yang diperhatikan pemerintah daerah, tapi 2 korban lainnya harus diperhatikan. Karena ini merupakan satu kesatuan peristiwa kerusuhan. Bukan terpisah. Begitu juga terhadap para korban kerugian material yang rumah dan rukonya dibakar," urai Theo.


Pihaknya memastikan akan mengawal kasus kerusuhan Wamena ini lewat tim investigasi yang telah dibentuk. Dia berharap aparat kepolisian juga segera mengungkap perkara tersebut.

"Kasus ini harus tuntas ke akar-akarnya, seluruh korban harus mendapatkan keadilan. Proses adat berjalan dan proses hukum juga harus dilakukan, karena itu adalah kesepakatan yang sudah diambil bersama," tegasnya.

Sementara Ketua Asosiasi Bupati se-Papua Pegunungan Didimus Yahuli meminta masyarakat tidak terprovokasi atas kerusuhan ini. Dia berharap aparat kepolisian juga bisa bekerja sesuai prosedur.

"Aparat keamanan harus mengedepankan standard operasional dengan baik dalam penanganan hal seperti ini, hingga tidak menimbulkan korban jiwa seperti peristiwa kemarin," ungkap Didimus yang juga Bupati Yahukimo di hadapan warga, Selasa (28/2).

Didimus memastikan tuntutan warga agar kasus ini diselesaikan secara adat akan diakomodir. Pemerintah daerah mendukung hal ini sehingga ada rasa keadilan untuk masyarakat.

"Kami juga sudah sampaikan bahwa yang melakukan kejadian itu oknum polisi bukan lembaga polisi, sehingga masyarakat tidak boleh terus menyalahkan polisi atau lembaga kepolisian, karena polisi itu identik dengan masyarakat, polisi ada dalam kehidupan masyarakat sehari-hari," jelasnya.

Sementara Pj Gubenur Papua Pegunungan, Nikolaus Kondomo mengajak untuk mendoakan korban kerusuhan. Ia yakin pertemuan ini akan mendapat respons yang baik dari seluruh kepala daerah yang masyarakatnya berdampak.

"Saya dengan para pejabat hadir disini untuk mendengarkan aspirasi dari keluarga korban peristiwa kerusuhan kemarin," ungkap Nikolaus dalam keterangannya.

https://www.detik.com/sulsel/hukum-d...usuhan-wamena.

Gede banget denda adatnya padahal yang anarkis massa...


Kota Wamena Lumpuh, Massa Bersenjata Tradisional Turun ke Jalan

Ratusan massa bersenjata tradisional terlihat melintas di Jalan Yos Sudarso, Wamena menuju Lapangan Pendidikan Wamena. Foto iNews/Marco Kaer
Home  News Detail Berita
Kota Wamena Lumpuh, Massa Bersenjata Tradisional Turun ke Jalan
Marco Kaer Selasa, 28 Februari 2023 | 15:15 WIB
WAMENA, iNewsSukabumi.id - Kota Wamena di Kabupaten Jayawijaya lumpuh setelah ratusan massa anggota keluarga korban kerusuhan di Sinakma turun ke jalan, Selasa siang (28/2/2023). Massa yang terlihat membawa senjata tradisional berupa panah bergerak dari Sinakma melewati  Jalan Yos Sudarso menuju ke Lapangan Pendidikan Wamena untuk penyelesaian kerusuhan beberapa waktu lalu.

Padahal sebelumnya  Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Cpn Athenius Murip  meminta warga untuk tidak membawa senjata tajam dalam pertemuan hari ini.

"Kami mengimbau agar masyarakat yang hadir dalam penyelesaian masalah tidak membawa senjata tajam untuk menjaga situasi kita bersama yang aman dan kondusif. Apabila kita tidak membawa alat tajam maka situasi kita akan aman dan berjalan lancar," jelas Letkol Cpn Athenius saat pertemuan di Gedung Otonom Jalan Yos Sudarso Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, Senin (27/2/2023).

Namun pada Selasa siang, massa yang jumlahnya ribuan bergerak dengan berjalan kaki dan motor dengan banyaknya massa tersebut membuat seluruh aktivitas ekonomi  hingga perkantoran tutup termasuk sekolah diliburkan.

Massa diterima oleh Pj Gubernur Provinsi Papua Pegunungan, Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua, Bupati Yahukimo Didimus Yahuli, Bupati Lani Jaya, Kapolres Jayawijaya  Hesman S. Napitupulu, Dandim 1702 Jayawijaya Letkol Cpn Athenius serta tokoh intelektual lapago.
Dalam tuntutannya keluarga korban menyampaikan proses harus dilakukan dengan hukum budaya dan hukum nasional.

Tuntutan hukum budaya berupa denda materi sedangkan tuntutan hukum nasional untuk memproses pelaku ke ranah hukum ke semua tuntutan tersebut disampaikan secara bergilir oleh keluarga korban. Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan dan asosiasi Bupati Papua Pegunungan menerima aspirasi tersebut.
https://sukabumi.inews.id/amp/read/2...turun-ke-jalan

Massa bersenjata tradisional


Kapolres Jayawijaya Dicopot Usai Kerusuhan Wamena Tewaskan 12 Orang

[img]https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2023/02/28/jayawijaya_169.jpeg?w=700&q=90[/imh]
Foto: Kapolres Jayawijaya AKBP Hesman Sotarduga Napitupulu.(dok.istimewa)
Jayawijaya - Kapolres Jayawijaya, Papua Pegunungan AKBP Hesman Sotarduga Napitupulu dicopot dari jabatannya usai kerusuhan maut di Wamena. Hesman sebelumnya menjabat sebagai Kapolres Jayawijaya selama 7 bulan.
"Benar pergantian itu," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo ketika dikonfirmasi detikcom, Selasa (28/2/2023).

Benny mengatakan pergantian merupakan hal yang biasa dilakukan dalam rangka kebutuhan organisasi. Selain itu, AKBP Hesman dinilai sudah terlalu senior untuk menjabat di jajaran Kapolres.

"Rotasi di samping kebutuhan organisasi, yang bersangkutan sudah terlalu senior di jabatan kapolres," ujarnya.

Surat pergantian Kapolres Jayawijaya ini berdasarkan Surat Telegram Kapolri nomor KEP: 263/II/2023 TGL 23-2-2023 tentang pemberhentian dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan Polri. Dalam surat telegram Kapolri itu bersamaan dengan pergantian 92 Personil Polri.

Untuk diketahui AKBP Hesman Sotarduga Napitupulu dilantik oleh Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri sebagai Kapolres Jayawijaya pada 8 Juli 2022 lalu. Terhitung ia menjabat Kapolres Jayawijaya selama 7 bulan.

Diketahui, kericuhan di Wamena terjadi pada Kamis (23/2). Massa dilaporkan melakukan pembakaran sejumlah bangunan hingga menyerang aparat kepolisian.

"Ada pembakaran. Tapi untuk datanya saya belum dapat apa saja yang dibakar. Tak itu saja massa juga menyerang anggota Polres," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo saat dimintai konfirmasi detikcom, Kamis (23/2).

https://www.detik.com/sulsel/berita/...skan-12-orang.

Dicopot...
muhamad.hanif.2
nomorelies
gabener.edan
gabener.edan dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.9K
41
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan