Gaji tidak hanya memengaruhi kondisi keuangan seseorang, tetapi juga kesehatan dan harapan hidupnya. Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal medis JAMA menemukan bahwa pekerja paruh baya yang cenderung memperoleh gaji rendah berisiko meninggal lebih tinggi dibandingkan yang tidak bergaji rendah.

Data dari 4.000 pekerja berusia 50-60 tahun di Amerika Serikat dikumpulkan selama 12 tahun dan menunjukkan bahwa pekerja yang pendapatan tahunannya di bawah garis kemiskinan memiliki risiko 38 persen lebih tinggi terhadap kematian dalam 12 tahun dibandingkan yang tidak pernah bergaji rendah. Risiko ini juga dua kali lebih besar bagi mereka yang kerjaannya tidak tetap dan selalu mendapatkan gaji rendah.

Pekerja dengan upah rendah masuk ke dalam kategori yang paling rentan. Mereka terkena risiko tinggi di tempat kerja, stres, dan kurangnya asuransi kesehatan. Mereka juga cenderung memiliki kesehatan yang buruk, gejala depresi, dan tidak memiliki tabungan.

Kenaikan upah di AS selama dua tahun terakhir belum mengimbangi inflasi harga. Menurut Indeks Biaya Ketenagakerjaan Biro Statistik Tenaga Kerja AS, menyesuaikan inflasi, upah dan gaji bahkan turun sebanyak 1,2 persen. Pendapatan rumah tangga berpenghasilan rendah digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga mereka terus merugi akibat inflasi.

Upah adalah faktor risiko yang dapat diubah dan ditindaklanjuti untuk meningkatkan kesehatan dan ketidaksetaraan kesehatan. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus berperan dalam memperbaiki kualitas hidup pekerja dengan upah rendah.