Pegiat media sosial Helmi Felis mengomentari cuitan mantan Komisaris Ancol Geisz Chalifah soal survei Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta 2017.

Melihat ke belakang, empat hari jelang pemilihan Pilgub DKI Jakarta 2017 putaran kedua, Lembaga Survei Charta Politika merilis tren pemilih pasangan Anies-Sandi dan Ahok-Djarot.

Dalam survei Charta Politika saat itu, tren peningkatan terlihat pada pasangan Ahok-Djarot sementara Anies-Sandi terlihat stagnan.

Pasangan Anies-Sandi hanya memperoleh suara 44,8 persen sementara pasangan Ahok-Djarot memperoleh suara 47,3 persen.

Mengomentari unggahan tersebut, Helmi menyimpulkan ternyata survei seperti omongan para petinggi yaitu apa yang disampaikan dan apa yang terjadi adalah kontradiksi.

“Jadi sifat survey ini mirip petinggi negri ini, apa yang disampaikan sama apa yang nanti terjadi kontradiksi,” ujar Helmi, dikutip NewsWorthy dari akun Twitter pribadi pada Jumat (24/2/2023).

Meski dalam survei pasangan Anies-Sandi kalah dari Ahok-Djarot tetapi pada akhirnya Pilgub DKI Jakarta 2017 dimenangkan justru oleh Anies-Sandi.

Oleh karena itu, loyalis Anies Baswedan ini menyimpulkan bahwa cara membaca survei semakin mudah. “Jadi mudah membacanya sekarang,” imbuh Helmi.



Sementara itu, baru-baru ini Litbang Kompas merilis hasil survei elektabilitas kandidat calon presiden. Seperti biasa, tiga nama teratas diisi oleh Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.

Adapun elektabilitas Anies merosot dari 16,5 persen pada survei Oktober 2022 menjadi 13,1 persen. Sementara itu, elektabilitas Ganjar Pranowo meningkat dari 23,2 persen pada survei Oktober 2022 menjadi 25,3 persen. Adapun elektabilitas Prabowo Subianto yaitu 18,1 persen.

https://nw.wartaekonomi.co.id/amp/re...dah-membacanya

Oh gitu ya caranya