Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Dugaan Pelanggaran HAM terkait 10 Orang Tewas Saat Kerusuhan Wamena

 Dugaan Pelanggaran HAM terkait 10 Orang Tewas Saat Kerusuhan Wamena
Jonh Roy Purba, Hermawan Mappiwali - detikSulsel
Sabtu, 25 Feb 2023 05:34 WIB

Foto: Kerusuhan di Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan akibat isu penculikan anak. (Dok. Istimewa)
Jayawiajaya - Dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan mencuat. Hal tersebut diungkap aktivis HAM Papua Theo Hesehem, dan langsung dijawab Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri.
Menurut Theo, pelanggaran HAM bisa saja terjadi saat kerusuhan itu. Salah satu indikatornya karena ada banyak warga yang mengalami luka tembak.

"Bisa ada dugaan pelanggaran HAM karena ini yang korban semua mengalami luka tembak. Tapi biarlah Komnas HAM nanti yang menilainya karena itu kewenangan mereka untuk menyampaikannya," ujar Theo kepada wartawan, Jumat (24/2/2023).

Theo menyebut aparat menggunakan senjata api saat kerusuhan di Wamena terjadi. Itulah yang diduga mengakibatkan banyak korban terkena tembakan.

"Ini kan aparat menggunakan alat negara yang melakukan penembakan kepada aparat sipil. Itu masalah," tegasnya.

Korban Tewas Alami Luka Tembak di Kepala
Theo juga mengungkap ada korban tewas kerusuhan Wamena yang mengalami luka tembak di kepala. Selain itu, ada juga yang terkena pada daerah vital lainnya.

"Ini kan luka tembak korban meninggal rata-rata terkena luka tembak di kepala, leher dan itu sudah terukur yang dilakukan aparat. Jadi saya pikir ini bisa ada dugaan pelanggaran HAM," ujar Theo.

Menurutnya, senjata api tak bisa digunakan sembarangan sebab ada mekanisme atau standar operasional prosedur (SOP) yang harus dilakukan. Dia pun mendorong protap aparat diselidiki.

"Senjata api tidak bisa digunakan sembarang itu ada aturan dan mekanisme dalam penggunaannya. Kan ada protap atau SOP, saya tidak tahu apakah polisi sudah menggunakan protap atau tidak. Atau apakah mereka langsung menembak," katanya.


Dalam kerusuhan itu, Theo juga mengaku melihat 10 korban meninggal dunia, 8 di antaranya mendapat luka tembak. Bahkan, kata dia, ada 17 orang yang mendapat perawatan medis yang hampir keseluruhannya terluka akibat tertembak.

"17 orang luka-luka itu mengalami luka tembak, ada yang ada yang kena di bagian belakang, ada yang kena di bagian betis, ada yang kena di bagian pungunjung, ada yang kena di bagian kaki dan tangan, ada yang kena di bagian leher, ada yang kena di bagian ketiak. Beberapa orang yang kena peluruh masih tersarang di tubuh," terangnya.

Tanggapan Kapolda Papua di halaman selanjutnya.

Kapolda Papua Nilai Dugaan Pelanggaran HAM Tendensius
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri pun langsung menanggapi dugaan pelanggaran HAM yang disebut Theo. Dia menilai pernyataan itu tendensius.

"Itu terlalu tendensius yang disampaikan sama Pak Theo. Sebenarnya, saya yakinkan kita akan cek menyeluruh apa yang dilakukan oleh anggota di lapangan sehingga mengambil langkah tegas seperti itu," kata Irjen Mathius kepada detikcom, Jumat (24/2).

Mathius mengatakan, terlepas dari dugaan tersebut dia telah memerintahkan Propam untuk turun tangan melakukan investigasi langsung di lokasi.

"Tentunya apabila itu keluar daripada SOP yang harus dilakukan, itu akan kita akan lakukan evaluasi menyeluruh siapa-siapa yang terlibat langsung," kata Mathius.

"Karena itu saya sudah mengirim dari Krimum Polda Papua dan Kabid Propam untuk segera mengambil langkah-langkah penanganan serius," imbuhnya.

(asm/hsr)

https://www.detik.com/sulsel/hukum-d...usuhan-wamena.
Dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia di tanah Papua kembali terjadi karena polisi memakai peluru tajam dalam menghadapi massa.



Pemuda Batak Bersatu Papua percayakan penyelesaian peristiwa Wamena kepada polisi 
 Dugaan Pelanggaran HAM terkait 10 Orang Tewas Saat Kerusuhan Wamena
News Desk - Amuk Massa Dan Penembakan Warga Di Wamena
February 25, 2023
Amuk Massa dan Penembakan Warga di Wamena
Ketua DPD Pemuda Batak Bersatu (PBB) Provinsi Papua, Tulus Sianipar. - Istimewa
Jayapura, Jubi – Ketua Dewan Pengurus Daerah Pemuda Batak Bersatu atau PBB Provinsi Papua, Tulus Sianipar meminta semua pihak, khususnya masyarakat Batak, untuk menahan diri dalam menyikapi insiden amuk massa dan penembakan warga sipil di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan. Masyarakat diimbau memberikan kepercayaan kepada aparat keamanan untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi di Wamena itu.
Permintaan tersebut disampaikan Tulus Sianipar menyikapi peristiwa amuk massa yang terjadi di Wamena pada Kamis (23/2/2023). Insiden itu mengakibatkan 12 orang meninggal dunia. Selain itu, ada 26 warga dan 17 personel TNI/Polri yang terluka dalam insiden itu.

“Mari menyikapi kejadian Wamena secara tenang dan mempercayakan kepada aparat kemanan untuk menyelesaikan masalah. Kita harus bisa menerima secara iklas,” kata Sianipar melalui keterangan pers tertulis yang diterima Jubi di Kota Jayapura, Sabtu (25/2/2023).

Amuk massa di Wamena, bermula dari beredarnya kabar tentang penculikan anak di Sinakma, Kamis siang. Massa yang marah kepada terduga pelaku akhirnya terlibat bentrokan dengan polisi, hingga polisi melepaskan sejumlah tembakan.

Insiden itu menyebabkan 12 warga sipil meninggal dunia, dan 26 warga sipil lainnya terluka. Selain itu, 17 personel TNI dan Polri yang terluka. Sedikitnya 13 bangunan rumah dan dua rumah toko terbakar dalam insiden Kamis itu.

Sianipar berharap kasus Wamena mendapat perhatian yang serius bagi semua pemangku kepentingan, dan diselesaikan sampai tuntas. Sianipar yang juga politisi PDI Perjuangan sangat menyayangkan amuk massa itu. Ia meminta masyarakat bisa menahan diri dalam setiap situasi, terutama saat menerima informasi yang belum tentu kebenarannya.

“Kami minta masyarakat jangan mudah termakan isu-isu yang belum jelas,” ujarnya.

Sianipar meminta aparat keamanan segera mengambil langkah penegakan hukum kepada para pelaku. “Kami berharap aparat kemanan harus bisa menindak para pelaku kerusuhan sesuai dengan hukum yang berlaku,” tegasnya. (*)

https://jubi.id/tanah-papua/2023/pem...kepada-polisi/

KNPB mendesak pembentukan tim independen guna mengusut kasus Wamena
 Dugaan Pelanggaran HAM terkait 10 Orang Tewas Saat Kerusuhan Wamena
Aparat keamanan saat menjaga sejumlah ruas jalan di seputaran Sinakma, Trans Wamena-Kimbim, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya usai bentrok yang dipicu oleh isu penculikan anak, Kamis (23/2/2023) siang.-Istimewa
Jayapura, Jubi – Komite Nasional Papua Barat atau KNPB mendesak pemerintah membentuk tim independen guna mengusut kasus kericuhan disertai penembakan warga sipil yang terjadi di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, pada Kamis (23/2/2023). Pembentukan tim independen dianggap penting untuk memastikan proses penyelidikan kasus itu dapat berjalan sesuai prosedur, netral, dan tuntas.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Nasional KNPB, Ones Suhuniap kepada Jubi pada Sabtu (25/2/2023). Suhuniap menilai polisi tidak profesional mengatasi beredarnya kabar penculikan anak di Sinakma, sehingga malah memicu amuk massa di sana. “Kinerja kepolisian dalam penegakkan hukum dan perlindungan rakyat sipil tidak persuasif, tidak mengedepankan pendekatan humanis,” kata Suhuniap.

Kasus kekerasan dan penembakan itu bermula dari beredarnya kabar tentang penculikan anak di Sinakma, Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Kamis siang. Massa yang marah kepada terduga pelaku akhirnya terlibat bentrokan dengan polisi, hingga polisi melepaskan sejumlah tembakan.

Insiden itu menyebabkan 10 warga sipil meninggal dunia, dan 23 warga sipil lainnya terluka. Selain itu, 18 personel TNI dan Polri yang terluka. Sedikitnya 13 bangunan rumah dan dua rumah toko terbakar dalam insiden Kamis itu.

Suhuniap menyatakan KNPB merasa prihatin atas kericuhan dan penembakan terhadap warga sipil di Wamena itu. Ia menyatakan seharusnya polisi yang berhadapan dengan warga sipil mengedepankan dialog, dan bukan menggunakan kekerasan ataupun senjata api.

Suhuniap menyatakan insiden yang Wamena pada Kamis itu menambah panjang daftar kekerasan aparat keamanan di Tanah Papua. “Orang Papua ini [selalu] dibantai sama seperti binatang yang harus dihabisi seperti hewan buruan,” ujarnya. (*)
https://jubi.id/tanah-papua/2023/knp...-kasus-wamena/
itu gimana dialog kalau udah diserang panah duluan dan buat banyak anggota polisi dan TNI luka-luka?


Tanggap 13 Orang, 4 Terindikasi Dalang Kerusuhan Wamena

 Dugaan Pelanggaran HAM terkait 10 Orang Tewas Saat Kerusuhan Wamena

WAMENA - Polda Papua menangkap 13 orang di balik kerusuhan di Wamena. Dari hasil pemeriksaan sementara, empat di antaranya teridikasi dalang kerusuhan tersebut.

"4 terindikasi (dalang kerusuhan, red), 9 masih dalam pemeriksaan," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Adi Prabowo saat dikonfirmasi, Sabtu, 25 Februari.

Meski, beberapa di antara mereka terindikasi kuat sebagai dalang kerusuhan, status hukum mereka belum ditentukan. Alasannya, proses pemeriksaan intensif masih dilakukan. "Masih proses pemeriksaan. Mereka ditangkap saat kerusuhan," kata Benny.

Kerusuhan itu dipicu beredarnya hoaks atau informasi yang tidak benar tentang penculikan anak di bawah umur pada Kamis, 23 Februari.

Kericuhan itu berawal sekitar pukul 12.30 WIT. Kala itu, mobil penjual kelontong dihentikan warga di Sinakma karena diduga akan melakukan penculikan anak.

Aksi menghentikan mobil itu kemudian direspons Kepolisian Resor Jayawijaya untuk disudahi agar tindakan main hakim sendiri. Akan tetapi situasi yang terjadi malah berbalik.

Dampak kerusuhan itu, dua anggota Polisi dan TNI menjadi korban luka. Mereka dipanah oleh kelompok perusuh. "Dua orang terkena panah, satu perwira Polisi dan satu dari TNI," sebut Benny

Kemudian, dari data yang diterima ada 16 anggota lainnya juga menjadi korban luka. Mereka terkena lemparan bata kelompok perusuh. "Total sementara dari aparat ada 18 orang menjadi korban," ungkapnya.

Kerusuhan itu juga menyebabkan 10 orang tewas. Dua di antaranya warga sekitar yang menjadi sasaran amuk massa. Sementara sisanya berasal dari kelompok perusuh.

"Yang 8 itu yang massa perusuhnya yang dilakukan tindakan tegas oleh TNI-Polri," kata Benny.

https://voi.id/berita/258161/tanggap...rusuhan-wamena




9 Jenasah Korban Kerusuhan Wamena Dimakamkan Secara Masal
 Dugaan Pelanggaran HAM terkait 10 Orang Tewas Saat Kerusuhan Wamena
by Fani25/02/2023 15:2932
SHARE00

Proses pemakaman jenazah korban kerusuhan di Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan.
Wamena – Sebanyak sembilan jenasah korban kerusuhan Wamena menurut rencana hari ini Sabtu (25/02/2023) dimakamkan secara masal di taman pemakaman umum (TPU) Sinakma. Sementara dua jenasah lainnya telah dikirim ke kampung halamannya di Sumatera Utara.

Upacara pemakaman diawali dengan penyerahan jenasah kepada pemerintah kabupaten Lanny Jaya, pemerintah kabupaten Jayawijaya dan pemerintah daerah Nduga disaksikan oleh pihak keluarga.

Pemakaman jenasah masal ini setelah keluarga korban menyerahkan 9 jenazah kepada pemerintah untuk dimakamkan. Kesepakatan ini diambil saat rapat bersama pada Jumat (24/02/2023)

Dandim 1702/Jayawijaya, Letkol CPN Athenius Murib memastikan keamanan di Wamena mulai kembali normal. Pihaknya meminta kepada keluarga korban untuk mengantar jenazah ke tempat peristirahatan terakhirnya dengan baik.

“Saat prosesi pengantaran jenazah, diharapkan sepanjang jalan yang dilalui tidak ada yang menghalangi, semua harus mengamankan untuk mengantarkan saudara kita dengan lancar dan baik,” ujar Athenius Murib.

Amuk massa di Sinakma Wamena terjadi pada Kamis (23/2/2303) yang dipicu informasi hoaks tentang penculikan anak. Saat proses negosiasi tiba-tiba warga yang berkumpul di lokasi menyerang personel kepolisian. Untuk membubarkan kelompok massa, polisi melepaskan tembakan peringatan. Bukan malahan membubarkan diri, massa malahan terus menyerang aparat keamanan dan membakar sejumlah ruko dan bangunan di sekitarnya.

 Dugaan Pelanggaran HAM terkait 10 Orang Tewas Saat Kerusuhan Wamena
Lokasi pemakaman jenazah korban kerusuhan di Wamena.
Dari kejadian ini, 11 orang meninggal dunia, 23 orang luka-luka dan 18 orang polisi luka kena lemparan batu dan panah. Tak hanya itu saja, 2 ruko, 13 rumah dan kendaraan lainnya ikut dibakar massa.
Dari data yang berhasil dihimpun , nama nama korban meninggal antara lain

1. Albert Sitorus, 26 tahun, laki laki, Swasta, Suku Batak, alamat Sinakma, mengalami Luka parang bagian kepala belakang, luka panah bagian punggung.

2. Ramot Siagian, 28 Tahun, laki laki, Swasta, Suku Batak, alamat Sinakma. Mengalami Luka parang bagian kepala belakang, Luka Panah Pada punggung.

3. Stepanus Wenda, laki-laki, Kepala Desa, alamat Distrik Kelokbeam Kabupaten Lani Jaya, mengalami luka tembak di bagian perut.

4. Alfredo Elopete, laki-laki, mengalami luka tembak di leher.

5. Korwa Wanimbo, laki-laki, mengalami luka tembak di punggung.

6. Tinus Yelipele, mengalami luka tembak di pahu bagian kanan.

7. Temias Pokneagge, laki-laki.

8. Vicky Kogoya mengalami luka tembak di ketiak dan 3 jenasah yang belum ketahui identitasnya
https://www.pasificpos.com/9-jenasah...-secara-masal/
Korban-kroban kerusuhan... Yang dari Sumatra Utara sudah dibawa pulang ke daerah asalnya


509 Warga Masih Bertahan di Pengungsian Kodim Usai Kerusuhan di Wamena Papua
 Dugaan Pelanggaran HAM terkait 10 Orang Tewas Saat Kerusuhan Wamena

TRIBUN-PAPUA.COM, WAMENA – Sebanyak 509 warga masih bertahan di pengungsian yang berlokasi di Komando Distrik Militer (Kodim) Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan pasca aksi kerusuhan di Kota Wamena, Kamis (23/2/2023).

Para warga yang mengungsi masih merasa takut dan trauma kejadian yang dipicu kabar bohong atau hoaks terkait penculikan anak di Kawasan Sinakma, Kota Wamena.

Apalagi dalam aksi kerusuhan tersebut, menewaskan 12 orang, belasan warga mengalami luka-luka dan sejumlah rumah serta ruko terbakar.

"Hari ini jumlah warga yang mengungsi bertambah, tercatat sebanyak 509 baik anak-anak maupun dewasa," kata Mayor CHB Yusuf Rinding Kasdim di Kodim, Sabtu (25/02/2023) kepada Tribun-Papua.com.

Ia menyebutkan, warga yang merasa ketakutan berdatangan ke Kodim sebanyak 135 jiwa, dan saat ini terus bertambah sampai Jumat kemarin sebanyak 307 orang.


Untuk kebutuhan para warga yang mengungsi tersebut, menurut Kasdim Yusuf masih terpentuhi.

Saat ini Pemkab Jayawijaya sudah menyalurkan bantuan berupa 1 ton beras, Supermi, Selimut, Air, Gula dan kebutuhan lainya.

"Tempat penampungan pengungsian saat ini ada beberapa tempat baik di Masjid, Gereja dan di perumahan anggota kodim," ungkapnya.

Sementara salah satu Warga pengunsi, Albert mengatakan, saat ini dirinya bersama keluarga memilih mengunsi dikarenakan rasa ketakutan pasca peristiwa kerusuhan.



“Saya takut makanya saya dengan keluarga lebih memilih mengamankan diri hingga situasi normal kembali kami akan pulang ke rumah,” katanya.

Menurutnya ada rasa trauma dengan peristiwa sebelumnya apalagi setiap kejadian mengorbankan Jiwa.

"Saya berharap kejadian ini cepat berlalu agar aktivitas masyarakat kembali normal," tutupnya. (*)


https://papua.tribunnews.com/2023/02...-wamena-papua.
Penulis: Arni Hisage | Editor: M Choiruman
Banyak masyarakat yang masih mengungsi walaupun situasi sudah kondusif
pilottempur1718Avatar border
pilottempur1718 memberi reputasi
1
1.3K
18
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan