newsmerahputihAvatar border
TS
newsmerahputih
Mengapa Dibutuhkan Alasan Rasional Ketika Terlambat Datang


Merahputih.com - Aku bangun pagi sengaja bukan mau bersepeda, lari, atau lihat ibu-ibu senam sehat. Setiap satu kali seminggu, selalu kebagian bikin artikel tematik tentang gaya hidup. Batas pengirimannya jam sembilan pagi. Enggak boleh telat atau.., nanti lihat sendiri akibatnya.

Sebenarnya pengumpulan artikel bisa dilakukan kapan saja. Boleh malam sebelumnya, dini hari, bahkan siang kemarin lusa. Asalkan, jangan lewat dari jam sembilan.



Pengerjaan artikel tematik agak berbeda secara kuantitas dan kualitas dari artikel harian seperti biasa. Selain harus menentukan ide tulisan keunikan peristiwa sehari-hari lantas mengungkap fenomenanya.

Nah, sudah jam delapan lewat tapi masih bingung membuka tulisan. Ketik sekalimat, hapus, dua kalimat hapus, dan tetap kosong. Mungkin mulai aja dengan pembuka biasa seperti membuat artikel harian. Kan ada editor nanti bisa menambah paragraf pembuka ciamik. Tugas mereka memang begitu.

Meski begitu, permasalahannya bukan cuma belum nemu paragraf pembuka namun pragraf setelahnya sampai akhir pun masih mengawang-awang alias buntu.



Sebelum editor tanya, aku harus cari cara agar bisa mengelak dari segala kesalahan. Pertama, ponsel aktifkan mode airplane biar seolah enggak dapat sinyal. Kedua, kirim SMS dengan dalih wifi di rumah bermasalah. "Maaf Kak, internet di rumah lagi rusak. Harusnya udah ada di CMS (Content Management System). Enggak tau nih sering begini. Mau ganti provider sih". Ketiga, minta mundur waktu pengiriman. Beres deh!

Sejurus kemudian SMS berbalas. "EH BAMBANG! Udah lima kali alasannya sama melulu. Gue tunggu 15 menit lagi artikel haris udah ada!" tegas editor.



Meminta maaf gara-gara telat terkadang bisa jadi enggak bermakna kalau kesalahan terjadi berulang. Kalau baru sekali, kayaknya bisa sih pakai beragam trik agar orang menunggu karena telat datang, telat kirim, atau telat apa pun bisa mengerti.

Misalnya, ketiduran tapi teman udah nunggu di kedai kopi selama dua jam. Malahan udah sampai chat kode keras bakal pergi. Tentu dibutuhkan alasan paling masuka akal dan benar-benar sedang dalam masalah besar sehingga ketelatan bisa dapat toleransi.



"Maaf Bro, gue daritadi mau keluar rumah ternyata tetangga depan bikin hajatan. Jangankan keluar mobil, motor, gue jalan kaki aja enggak enak. Pokoknya sekarang gue lagi majat tembok belakang mau ke situ. OTW!".

Dengan alasan begitu, mungkin teman menunggu di kedap kopi bisa mengamini alasan dan akhirnya tetap memanti.



Beda lagi kalau janjian jemput teman mau futsal tapi pacar minta antar sebentar beli seblak. Kalau bilang jujur lagi sama pacar udah pasti teman akan marah terus bilang, "Payah lu lebih mentingin pacar. Enggak Bro lah".

Jalan keluarnya tentu dengan alasan telat jemput karena masih di toilet buang-buang air. "Maaf gue agak telat jemput lagi nangkring nih. Tadi udah rapi pakai jeans, jaket, jas ujan segala, helm, komplit dah. EH tiba-tiba mulas".

Dengan alasan mulas dan sedang buang-buang air, tentu saja teman akan memberi toleransi. Padahal bukan lagi buang-buang air, tapi lagi asyik suap-suapan seblak.



Terkadang, ada beragam faktor sehingga membuat seseorang telat. Bisa sengaja atau enggak disengaja. Sengaja, bisa karena kondisinya harus melakukan sesuatu tapi kalau jujur takut teman marah, bisa juga benar-benar sengaja terus bikin alasan mengarang bebas karena memang senang telat. Enggak disengaja berkemungkinan karena memang orangnya sering lupa, ketiduran, atau ada faktor alamiah lain seperti sakit, bencana alam, hujan, dan sebagainya.

George G Dudycha pada "A Qualitative Study of Punctuality," dalam The Journal of Social Psychology, 2010, bahkan memetakan penyebab orang terlambat karena faktor minat dan kepentingan, seperti semakin penting suatu kegiatan akan semakin besar usaha seseorang datang tepat waktu, sebaliknya semakin tidak penting maka berkemungkinan telat.



Selanjutnya, lanjut Dudycha, ada faktor kemampuan mengestimasi waktu dan perencanaan kegiatan, kemudian faktor sosial seperti adanya niat datang terlambat karena beranggapan teman lain juga akan datang telat, kebiasaan mengakar di dalam keluarga dan lingkungan untuk telat, dan faktor lain di luar kendali orang tersebut seperti bencana alam.


Sumber
newsbolaskor
side.id
kabarotocom
kabarotocom dan 2 lainnya memberi reputasi
3
379
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan