Disclaimer: Ini cuma pendapat pribadi, silakan dihujat atau dikomentari!

Beberapa waktu belakangan ini, child free menjadi salah satu topik pembicaraan yang hangat di kalangan netizen Indonesia. Hal ini dikarenakan pernyataan dari salah satu influencer yang mengatakan bahwa Child Free bisa bikin awet muda.
Dalam pernyataan lainnya, sang influencer juga berpendapat bahwa memiliki anak hanyalah menjadi beban.
Tentu saja, ini membuat banyak keriuhan di kalangan pengguna internet. Terlebih lagi, masyarakat Indonesia yang memang masih menganggap gaya hidup tersebut tabu.
Memiliki anak menjadi sebuah hal yang harus dipenuhi oleh setiap pasangan yang telah menikah.

Anggapan Child Free Merupakan Egoisme

Masyarakat seringkali menganggap bahwa hidup tanpa anak merupakan suatu bentuk ketidakberdayaan, egoisme, atau bahkan ketidakpedulian terhadap masa depan umat manusia.
Namun, sebenarnya hidup tanpa anak atau yang dikenal dengan istilah childfree adalah suatu pilihan hidup yang sah dan harus dihormati.
Jika dalam tataran pribadi siapapun berhak ingin memiliki anak ataupun tidak. Tentunya dengan persetujuan kedua pasangan.
Mungkin yang dianggap salah di sini, yaitu seolah-olah gaya hidup tidak punya anak memiliki kelebihan tersendiri.
Contohnya, pernyataan sang influencer tersebut yang memberikan pendapat bahwa dengan tidak memiliki anak membuatnya kelihatan lebih awet muda meskipun sudah berusia 30 tahunan.
Jadi, seolah-olah saya free tersebut menjadi sebuah "kampanye" bagi pasangan yang ingin tetap kelihatan awet muda.

Apa itu Childfree?

Childfree adalah keadaan di mana seseorang memilih untuk tidak memiliki anak, baik karena alasan pribadi ataupun keuangan. Perlu dibedakan bahwa tidak memiliki anak tidak selalu sama dengan hidup childfree.
Tidak memiliki anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masalah kesehatan atau kesulitan dalam mencari pasangan hidup.

Childfree sebagai Pilihan Hidup

Seseorang yang memilih hidup childfree biasanya memiliki alasan pribadi yang kuat seperti ingin mengejar karir, fokus pada diri sendiri, atau karena tidak ingin menghadapi tanggung jawab sebagai orang tua.

Menentukan apakah hidup childfree "normal" atau "menyimpang" sebenarnya tergantung pada perspektif masing-masing orang.

Namun, penting untuk diingat bahwa pilihan hidup setiap individu berbeda-beda dan tidak ada yang lebih baik atau buruk.

Kontroversi seputar Childfree

Kontroversi seputar hidup childfree seringkali muncul di masyarakat. Stereotip yang sering muncul adalah bahwa hidup tanpa anak dianggap sebagai suatu bentuk ketidakberdayaan, egoisme, atau bahkan ketidakpedulian terhadap masa depan umat manusia.
Ada juga pendapat hidup childfree dapat memberikan kebebasan dan kesempatan untuk mengejar karir atau hobi.
Setiap orang berhak untuk memilih jalannya sendiri dalam hidup, dan tidak ada pilihan yang lebih baik atau buruk.

Realitas Hidup Childfree

Hidup childfree memiliki manfaat dan tantangan tersendiri. Seseorang yang hidup childfree dapat memiliki lebih banyak waktu untuk mengejar hobi atau pekerjaan tanpa harus memikirkan tanggung jawab sebagai orang tua.
Namun, di sisi lain, tantangan juga akan hadir ketika mereka menua, di mana mereka harus menghadapi kesepian dan tidak memiliki ahli waris.

Memang, hidup childfree bukanlah sesuatu yang menyimpang, melainkan suatu pilihan hidup yang sah dan harus dihormati. Masyarakat seharusnya menghargai pilihan hidup setiap individu tanpa adanya tekanan atau pandangan negatif.

Setiap orang memiliki hak untuk memilih jalannya sendiri dalam hidup dan menjalani hidup dengan bahagia dan merasa memenuhi.

Namun, mereka yang menjalani kehidupan Child Free juga jangan berpendapat seolah-olah dengan menjalaninya, maka akan lebih baik.
Jangan juga mengatakan, bahwa memiliki anak adalah sebuah beban...

Kalau berandai-andai dikorelasikan dengan cerita fiksi pada film Avengers endgame, jika semua orang melakukan child free, ini seperti membantu Thanos mengurangi separuh populasi? HehS E N S O R... Only Jokes !