Sumber Gambar

Ferdy Sambo baru saja menerima vonis hukuman mati pada Senin, 13 Februari lalu. Ia terbukti secara sah bersalah dan bertanggung jawab atas pembunuhan berencana yang menghilangkan nyawa Brigadir Yosua. Selain dirinya, sang istri juga mendapatkan hukuman yang jauh lebih berat dari tuntutan jaksa yakni 20 tahun penjara.

Hukuman mati bukanlah hal yang bisa dengan mudah diterima begitu saja. Bisa dibayangkan bagaimana seseorang yang masih bernapas saat ini, diputuskan akan mati dalam beberapa waktu ke depan. Tentu hal itu membuat mental orang yang tak biasa langsung down. Seketika semangat hidup pun hilang. Buat apa kita melakukan ini dan itu di saat kita tahu bahwa kita akan segera mati.

Hal seperti ini yang mungkin membuat seorang Ahli Psikologi Forensik yakni Reza Indragiri memperingatkan bahwa Sambo dan istrinya bisa saja berbuat hal yang nekat dan di luar dugaan kita semua. Hal itu tentu karena mereka berdua masih merasakan shock akibat vonis berat yang baru saja diterima oleh keduanya.


Sumber Gambar

Shock itu apabila berkepanjangan dan menjadi beban pikiran maka akan mempengaruhi psikologisnya. Reza kemudian mengaitkan dengan sebuah hasil studi yang menunjukkan bahwa tingkat bunuh diri di rutan lebih tinggi ketimbang di lapas. Seseorang yang sedang terguncang jiwanya bisa saja melakukan hal-hal tidak diinginkan dan membahayakan nyawanya sendiri.

Untuk itu menurut Reza, pihak rutan harus lebih ketat lagi dalam hal penjagaan setelah dibacakannya vonis kepada Sambo dan sang istri. Karena tidak ada yang tahu, hal apa yang bisa saja terjadi ke depannya. Tidak ada yang tahu seberapa jauh seseorang berpikir.

Kalau dari penuturannya, bisa disimpulkan bahwa beliau ini khawatir Sambo dan sang istri melakukan hal ‘nekat’ yang mengacu pada tindakan menghilangkan nyawa sendiri atau bunuh diri. Hal itu didasarkan oleh vonis berat yang mereka terima. Akan tetapi, mungkinkah seorang Sambo akan berpikir untuk bunuh diri?


Sumber Gambar

TS rasa tidak. Sambo dan kubunya jelas sedang menyiapkan strategi baru untuk mengajukan banding ke hakim. Entah penbicaraan apa yang sedang terjadi di luar sana antara Sambo dan para pendampingnya, tapi yang jelas terlalu jauh untuk berpikir seorang mantan Kadiv Propam untuk bunuh diri. TS yakin mental Sambo tidaklah selemah itu.

Kalau Putri Candrawati, TS rasa masih mungkin. Di beberapa kesempatan, Putri sesekali tampak emosional bahkan sampai menangis. Ekspresinya di depan hakim pun tidak sekuat dan sedingin Sambo yang mendengarkan hakim dengan kepala tegak. Tapi tidak tahu juga sih apakah gestur seperti itu memang ia sedang terguncang atau hanya gimmick.


Sumber Gambar

Yang jelas terlalu jauh dan sulit dipercaya kalau Sambo akan bunuh diri akibat vonis yang ia terima. Tapi kalau sudah fix dihukum mati dan tidak ada banding lagi, barulah ada kemungkinan bahwa Sambo terguncang psikologisnya.



Gimana gansis? Mungkinkah seorang Sambo akan bundir?

Sumber: Link Referensi
Tulisan dan Narasi Pribadi